Today’s Outlook:
MARKET AS: Perilisan data Inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan kembali memicu harapan bahwa Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunga. Data ekonomi menunjukkan bahwa US CPI (Oct) bertumbuh 3.2% yoy, di bawah perkiraan analis 3.3% dan bulan sebelumnya pada 3.7%. Core CPI yang mengecualikan harga barang volatile seperti makanan dan energi, juga turut mendingin ke level 4.0% yoy , lebih rendah dari forecast maupun bulan Sept pada 4.1%. Seperti diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga 525 bps sejak Maret 2022 untuk memerangi Inflasi. Ekspektasi pemotongan suku bunga bisa terjadi di bulan May 2024 telah meningkat menjadi 65%, naik dari 34% pada perkiraan awal Senin lalu, seperti dikutip oleh CME FedWatch Tool. Imbal hasil US Treasury turun tajam menyusul  laporan Inflasi tersebut, dengan yield US Treasury tenor 2- tahun turun 21 basis poin menjadi 4.832%, sedangkan yield US Treasury tenor 10-tahun turun 18 basis poin menjadi 4.455%. Para investor juga tengah pusatkan perhatian pada negosiasi para pembuat kebijakan terkait perpanjangan dana operasional yang dibutuhkan pemerintahan AS sebelum jatuh tempo di akhir minggu ini. Nanti malam akan ada sejumlah data ekonomi penting lagi yang layak diperhatikan yaitu Inflasi di tingkat produsen atau PPI (Oct) di mana secara bulanan juga diharapkan semakin mendingin ke level 0.1%, dari 0.5% pada bulan sebelumnya. Perumbuhan US Retail Sales (Oct) juga akan jadi acuan mengenai daya beli masyarakat dan pad akhirnya akan mempengaruhi tingkat Inflasi.

MARKET EROPA : Inggris merilis sejumlah data terkait ketenagakerjaan seperti klaim pengangguran di bulan Oktober ternyata keluar di angka 17800, lebih tinggi dari dari prediksi 15ribu, dan hampir double dari bulan sebelumnya di 9000. Adapun indeks Upah rata2 dan bonus untuk bulan Sept berada di level 7.9%, walau di atas perkiraan namun telah berkurang dari bulan sebelumnya di 8.2%. Pembacaan di atas menempatkan Unemployment Rate Inggris di angka 4.2%, tidak berubah dari bulan Augs. Sementara itu, Jerman dan Zona Euro mulai bisa lebih optimis memandang Economic Sentiment 6 bulan ke depan , walau Zona Euro merilis perkiraan awal GDP 3Q23 bakalan melemah dari kuartal sebelumnya. Siang nanti para pelaku pasar akan menantikan data Inflasi Inggris (Occt) yang diharapkan mampu dijinakkan ke level 4.8% yoy dari 6.7% pada bulan Sept. Pada sore menjelang malam, menyusul data dari Eurozone yaitu ; Industrial Production (Sept) serta = Trade Balance (Sept.).

MARKET ASIA : Jepang merilis perkiraan awal GDP 3Q23 di angka yang meresahkan ketika pertumbuhan ekonomi terjerembab ke jurang resesi – 2.1% yoy, bahkan membesar dari forecast -0.6% sebelumnya dan meninggalkan area pertumbuhan positif 4.5% di kuartal sebelumnya. Segera akan dimonitor, Industrial Production dari China untuk bulan Oct yang diprediksi sedikit melunak ke angka 4.3%. Di sisi lain, Retail Sales China (Oct) sepertinya akan lebih bergairah di posisi 7%, lebih tinggi dari Sept di level 5.5%. Tingkat pengangguran China yang sebelumnya berada di level 5% sepertinya tidak akan banyak berubah bahkan untuk jpembacaan bulan Oct yang akan segera diumumkan.

KOMODITAS : International Energy Agency (IEA) dalam laporan bulanannya, mengikuti langkah OPEC dengan menaikkan perkiraan pertumbuhan produksi/konsumsi 2023 menjadi 2.4juta barrel per hari, dari 2.3 juta bpd sebelumnya ; dan untuk tahun 2024 sebesar 930ribu barrel per day dari 880 ribu. Agensi ini cukup berhati-hati untuk tidak menyimpulkan perlambatan ekonomi yang drastis pada beberapa negara2 besar di dunia, namun menyatakan ekspektasi mereka didasari oleh harapan akan adanya pemotongan suku bunga di masa depan, manakala harga Minyak tengah tertekan saat ini sehingga otomatis akan mampu memicu demand Crude Oil lebih banyak.

INDONESIA : Dijadwalkan mengumumkan pertumbuhan Ekspor dan Impor (Oct) pada siang ini, yang diramal masih minus walau laju penurunannya sudah mulai melambat dari bulan sebelumnya. Surplus Trade Balance (Oct) diprediksi masih intact sekitar USD 3.3 milyar, sedikit bergerak dari bulan sebelumnya USD 3.42 milyar.

Corporate News
Steel Pipe Industry (ISSP) Raih Kenaikan Peringkat Kredit Jadi idA dari Pefindo PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atas obligasi dan sukuk yang diterbitkan menjadi Single A (idA) dari sebelumnya yaitu Single A minus (idA -) dengan prospek stabil. Peringkat ini merefleksikan kinerja ISSP yang memuaskan sepanjang tahun 2023, terutama pada peningkatan EBITDA dan tingkat utang yang terjaga. Steel Pipe Industry of Indonesia mencatat penjualan sebesar IDR 4,8 triliun sepanjang sembilan bulan tahun 2023, atau naik sebesar 0,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Laba bersih ISSP per kuartal III-2023 tercatat sebesar IDR 363,7 miliar atau mengalami kenaikan 24,2% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar IDR 293 miliar. “Hal ini berpengaruh pada meningkatnya margin laba perusahaan,” ujar Corporate Secretary & Investor Relations ISSP Johanes W. Edward dalam siaran pers yang diterima Kontan, Selasa (14/11). (Kontan)

Domestic Issue
Ekonom Menilai Positif Penurunan Target Penerbitan SBN 2023 Pemerintah memangkas target penerbitan surat berharga negara (SBN) pada tahun 2023 dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Dalam beleid yang diteken Presiden RI Joko Widodo tersebut, pemerintah mematok target penerbitan SBN pada tahun 2023 menjadi IDR 437,83 triliun. Sebelumnya, pemerintah menargetkan penerbitan SBN pada tahun 2023 akan mencapai IDR 712,9 triliun. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, penurunan penerbitan SBN salah satunya didorong oleh ketidakpastian global yang sangat tinggi. Termasuk, rezim suku bunga tinggi, yang akan mendorong pembengkakan biaya. Riefky juga menilai, penurunan target penerbitan SBN pada tahun ini akan mengurangi risiko beban bunga penerbitan obligasi. Sehingga, beban yang dipikul anggaran mungkin berkurang. “Beban bunga utang akan menurun, karena tidak terlalu banyak issuance baru ke depannya,” tandas Riefky. (Kontan)

Recommendation
US10YT drop Kembali ke bawah Support Moving Average menyusul rilis data US CPI bulan Oct yang sukses mendingin ke level 3.2% yoy. US10YT most likely memang akan menuju target bottom pada yield 4.309%. ADVISE : SELL MORE, kurangi posisi. Resistance : yield 4.575% – 4.623% / 4.726%

Di sisi lain, ID10YT malah melonjak tinggi balik ke atas MA10 & MA50 pada yield 6.946%, sepertinya malah hendak menguji kekuatan tembus pada Resistance MA20 / yield 6.984% up to 7.0%. Walau demikian, sesungguhnya Uptrend channel ini telah patah dan tergambar proyeksi target bottom sekitar 6.465%. Oleh karena itu, our best ADVISE : antisipasi keharusan untuk SELL ON STRENGTH alias kurangi posisi ketika yield menguat di posisi Resistance.

Download full report HERE.