Today’s Outlook:
MARKET AS: Laporan pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve kian dekat, mendorong yield US Treasury lebih rendah secara tajam. Laporan pekerjaan bulan Oktober yang lebih lemah mendukung ekspektasi adanya penundaan kenaikan suku bunga The Fed. Data ekonomi menunjukkan bertambahnya 150 ribu pekerjaan di bulan Oktober, kurang dari perkiraan 180 ribu dan turun dari 336 ribu di bulan September. Tingkat pengangguran naik menjadi 3.9% dari 3.8%, sementara pendapatan rata-rata per jam naik 0.2%, di bawah ekspektasi. Lapangan kerja yang lebih sedikit dari perkiraan yang tercipta di bulan Oktober dan meredanya tekanan upah memicu ekspektasi investor bahwa the Fed tidak akan melakukan kenaikan suku bunga lagi tahun ini.

Yield obligasi merosot, dengan yield obligasi pemerintah bertenor 2 tahun turun 14 basis poin menjadi 4.837%, sementara yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun 11 basis poin menjadi 4.559%.

KOMODITAS: Harga minyak berbalik turun pada hari Jumat, didorong oleh meredanya kekhawatiran pasokan Timur Tengah di tengah-tengah perang Israel-Hamas dan spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan menghentikan kenaikan suku bunga. Minyak mentah berjangka Brent tercatat di USD84.89/barel sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di USD80.51/barel, menandai penurunan mingguan lebih dari 6%. Meskipun ada peringatan akan potensi konflik yang lebih luas di perbatasan Libanon dengan Israel oleh pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, keadaan market tetap stabil. Sementara itu, data terbaru dari China menunjukkan ketidakpastian prospek permintaan di negara importir terbesar di dunia tersebut, sehingga menambah tekanan terhadap permintaan. 

Corporate News
Bank UOB Indonesia Siapkan IDR 102.35 Miliar untuk Lunasi Obligasi PT Bank UOB Indonesia siap untuk melakukan pembayaran bunga dan pelunasan pokok Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2016. Corporate Secretary UOB Indonesia Susilowati menuturkan bahwa pihaknya telah menyiapkan dana IDR 102.35 miliar untuk melunasi pokok obligasi yang akan jatuh tempo yang akan jatuh tempo pada 25 November 2023. “Menunjuk pada Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, bersama ini kami sampaikan bahwa PT Bank UOB Indonesia telah menyediakan dana sebesar IDR 102,350,000,000.- untuk pembayaran Bunga dan Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2016 yang akan jatuh tempo pada tanggal 25 November 2023,” jelasnya dalam keterbukaan informasi. Susilowati melanjutkan nantinya proses pembayaran akan dilakukan melalui agen pembayaran PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sesuai jadwal yang telah ditentukan. (Bisnis)

Domestic Issue
Kemenkeu Tetapkan Imbal Hasil Sukuk Tabungan ST011 6.3% dan 6.5% per Tahun, Floating with Floor Kementerian Keuangan (05/11/2023) mengumumkan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Sukuk Tabungan (ST) seri ST011 untuk tenor 2 tahun atau ST011T2 sebesar 6.3% per tahun dan ST011 tenor 4 tahun atau Green Sukuk Ritel ST011T4 sebesar 6.5% per tahun. Besaran kupon yang bersifat floating with floor itu itu cukup menarik di tengah gejolak pasar modal saat ini. Imbal hasil ST011 bersifat floating with floor atau mengambang dengan batas minimal. Artinya bisa naik, jika suku bunga acuan BI naik, namun tidak bisa turun lebih rendah dari batas minimal (floor). Pada penerbitan ST011 kali ini pemerintah kembali menawarkan format dengan 2 pilihan tenor investasi 2 dan 4 tahun. ST011 dengan tenor 4 tahun ditetapkan sebagai Green Sukuk Ritel oleh Kemenkeu. Artinya selain, aman, cuan, sesuai prinsip syariah, juga berwawasan pelestarian lingkungan. (Bareksa)

Recommendation
US10YT mempertegas trend turunnya setelah tergelincir keluar jalur pendakian alias pattern PARALLEL CHANNEL – uptrend. MA10 & MA20 juga terdeteksi siap deadcross sebentar lagi, dan akan jadi plafon yang menghalangi kenaikan yield US Treasury ke depannya. Support saat ini MA50 : yield 4.584% kemungkinan berusaha menjadi penopang minor. ADVISE : SELL MORE jika yield jatuh ke bawah 4.584%.

ID10YT alami gejala bearish yang sama, menjebol Support lower channel (uptrend) , membuka resiko penurunan yield sampai 6.482%. Support terdekat MA50 akan berusaha menopang pada 6.830%. ADVISE: Bila ID10YT tampaknya struggling untuk Kembali ke level 7.0% maka sebaiknya kurangi posisi.

Download full report HERE.