Today’s Outlook:
MARKET AS: Para investor menunggu arahan mengenai suku bunga dari beberapa pejabat tinggi Federal Reserve yang dijadwalkan berbicara pada pekan ini, di tengah besarnya jumlah persediaan obligasi siap diluncurkan ke pasar. Data ketenagakerjaan AS yang lemah mengirim yield US Treasury turun di tengah harapan The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga lagi dan malah bisa memulai pemotongan pada tahun depan. Ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tak berubah pada FOMC Meeting bulan Desember adalah sebesar 90,4%, turun dari 95,2% pada hari Jumat namun di atas 74,4% pada minggu lalu. Ekspektasi penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin telah meningkat menjadi lebih dari 50% pada rapat Mei 2024, seperti disurvey oleh FedWatch Tool CME. Harapan harapan di atas membuat S&P 500 melonjak 5,85% minggu lalu dan Nasdaq naik tinggi 6,61%, merupakan lompatan mingguan terbesar sejak November 2022. Sementara itu, imbal hasil obligasi negara tenor 10-tahun yang menjadi acuan, walau sempat turun ke level terendah lima minggu pada hari Jumat, berbalik arah hingga mencapai level yield tertinggi 4,668% pada hari Senin, menjelang lelang US Treasury minggu ini senilai USD112 miliar untuk tenor 3 dan 10 tahun, serta 30 tahun. Tidak banyak kalender data ekonomi minggu ini, yang mana akan jadi sorotan para pelaku pasar adalah angka klaim pengangguran mingguan (US Initial Jobless Claims) yang akan dirilis pada hari Kamis, serta laporan sentimen konsumen dari Universitas of Michigan yang terpandang pada hari Jumat.Malam hari nanti sekitar jam 20:30 WIB, AS akan menyusul China mengumumkan Trade Balance (Sept) serta pertumbuhan Ekspor-Impor mereka.

KOMODITAS: Harga Minyak naik pada perdagangan hari Senin, rebound setelah turun tajam pada pekan lalu, seiring para trader/spekulan termovitasi oleh prospek berkurangnya pasokan, sambil tetap memperhatikan perkembangan Konflik Timur Tengah. Pada akhir pekan kemarin, para produsen utama yaitu Arab Saudi dan Rusia telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mempertahankan pemangkasan produksi hingga akhir tahun, menjaga pasar minyak lebih ketat. Harga WTI maupun Brent merosot sekitar 6% pada pekan lalu seiring memudarnya premi risiko geopolitik, di mana sejauh ini eskalasi perang Israel-Hamas gagal meluas.

MARKET ASIA & EROPA: Di Jepang, indeks au Jibun Bank Japan Composite PMI menunjukkan pertumbuhan aktivitas bisnis sektor swasta selama 10 bulan berturut-turut di bulan Oktober, dan aktivitas bisnis jasa pun alami pertumbuhan selama 14 bulan berturut-turut; namun keduanya melaju lebih lambat dibanding bulan September. Di sisi lain, perlambatan ekonomi nyata terasa di benua Eropa, secara Composite PMI Zona Euro dikonfirmasi sebesar 46,5 pada Oktober 2023, turun dari 47,2 pada bulan September dan terendah sejak November 2020. German Factory Orders secara tak terduga naik 0,2% mom pada bulan September, mengejutkan para analis yang memperkirakan kontraksi sebesar 1%; walau nyata jauh melandai dari posisi Agustus 1,9%, menunjukkan prospek manufaktur yang suram. S&P Global UK Construction PMI (Okt.) pun masih berjuang keluar dari wilayah kontraksi 45,6, tak mampu penuhi estimasi pada angka 46.

Pelaku pasar kini terfokus pada data ekonomi utama dari China, yang akan dirilis hari ini yaitu Trade Balance yang mana diharapkan mampu berikan lebih banyak petunjuk mengenai permintaan komoditas dari negara tersebut. Meskipun impor minyak dan permintaan bahan bakar China tetap tinggi tahun ini, pada saat yang sama negara tersebut pun terus meningkatkan produksinya; sehingga dapat memicu penurunan impor dalam beberapa bulan mendatang. Para trader juga mengkhawatirkan penurunan permintaan bahan bakar, terutama jika kondisi perekonomian kembali memburuk. Data Inflasi China yang sedianya akan dirilis hari Kamis diharapkan dapat memberikan lebih banyak wawasan mengenai pola belanja negara importir minyak terbesar di dunia, yang sedang bergulat dengan disinflasi dalam beberapa bulan terakhir. INDONESIA: Nilai tukar Rupiah menguat 221 poin (+1,4%) ke level IDR 15.550/ USD, sedangkan kurs spot sore kemarin menanjak 190 poin (+1,21%) ke level IDR 15.535/USD. Di satu sisi, pertumbuhan GDP Indonesia kuartal 3/2023 ternyata tidak sesuai harapan; hanya naik sebesar 1,60% qoq, meleset dari konsensus pasar 1,71% dan melambat tajam dari 3,86% pada Q2. Secara tahunan, perekonomian tumbuh sebesar 4,94% yoy di Triwulan ke-3 tahun 2023, lebih rendah dari perkiraan pasar 5,05%, melambat dari ekspansi 5,17% di Triwulan ke-2, menunjukkan pertumbuhan terlemah sejak triwulan ketiga tahun 2021, yang terutama disebabkan oleh penurunan ekspor, di tengah moderasi harga komoditas. 

Corporate News
Pefindo Tegaskan Peringkat Id A Plus untuk Obligasi Barito Pacific (BRPT) PEFINDO menegaskan peringkat idA+ untuk PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan outlook stabil. Lembaga pemeringkat ini juga menegaskan peringkat idA+ untuk Obligasi Berkelanjutan I, Obligasi Berkelanjutan II, dan Obligasi Berkelanjutan III, termasuk rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap II sebesar IDR 1,0 triliun pada kuartal keempat tahun 2023 untuk tujuan pembiayaan kembali. Peringkat mencerminkan posisi pasar yang kuat dari segmen operasional utama BRPT pada bisnis petrokimia melalui PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan bisnis energi terbarukan melalui PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN), pembagian dividen yang stabil dari anak-anak usaha utama, dan arus pendapatan yang stabil dari segmen energi. (Bareksa)

Domestic Issue
Kepemilikan Asing di SBN Pada Oktober 2023 Turun 1,53 Persen Dibanding September Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang dapat diperdagangkan sepanjang tahun berjalan hingga Oktober 2023 mencapai IDR 810,38 triliun. Angka tersebut terdiri dari kepemilikan di Surat Utang Negara (SUN) yang sebesar Rp792,40 triliun dan di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara yang sebanyak IDR 17,98 triliun. Jumlah kepemilikan asing di SBN domestik tersebut setara dengan 14,68% dari total kepemilikan SBN domestik yang dimiliki oleh seluruh investor. Tercatat, total kepemilikan SBN domestik mencapai IDR 5.519,76 triliun hingga Oktober 2023. Dikutip dari DataIndonesia.id, jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, total kepemilikan asing di SBN domestik per akhir Oktober 2023 terpantau lebih rendah 1,53% atau berkurang IDR 12,62 triliun. Per 29 September 2023, total kepemilikan asing di SBN domestik yang dapat diperdagangkan tercatat sebesar 823,00 triliun. Penurunan kepemilikan investor asing di SBN domestik pada Oktober 2023 ini menjadi penurunan keempat sepanjang 2023 berjalan. Sebelumnya, investor asing juga pernah melakukan aksi jual kepemilikan SBN domestik pada Februari, Agustus, dan September. (Emiten News)

Recommendation
US10YT mempertegas trend turunnya setelah tergelincir keluar jalur pendakian alias pattern PARALLEL CHANNEL – uptrend. MA10 & MA20 confirm deadcross, akan berfungsi sebagai Resistance terdekat pada range yield 4,735% – 4,782%. Support saat ini MA50 : yield 4,594% kemungkinan berusaha menjadi penopang minor. ADVISE : SELL MORE jika yield jatuh ke bawah 4,594%.

ID10YT tak mampu lari dari program bearish jk.pendek ini setelah mematahkan pattern PARALLEL CHANNEL – uptrend, melanjutkan penurunan menembus Support MA50 pada 6,830% dan sepertinya akan semakin mantap menuju TARGET bottom 6,482%. POTENTIAL : terdeteksi Support minor pada level previous Low : yield 6,74% di mana mungkin terjadi technical rebound. Jika itu terjadi maka gunakan momentum penguatan sejenak untuk Kembali kurangi posisi di harga yang lebih baik. Resistance : 6,944% / 6,991% / 7,065%.

Download full report HERE.