Today’s Outlook:

MARKET AS: Para pelaku pasar juga mencerna pernyataan dari Presiden AS Joe Biden, yang terus menyuarakan ide gencatan senjata Perang Gaza kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu; yang mana mengangkat harga Minyak oleh karena meningkatnya tensi geopolitik ini. Para pejabat The Fed beramai-ramai memilih nada yang lebih hawkish dalam menentukan keputusan pemotongan suku bunga tahun ini, bahkan yang paling ekstrim terdengar adalah jika tingkat Inflasi AS tidak kunjung turun dari tingkat saat ini maka mungkin pivot tidak perlu terwujud. Sentimen tersebut memadamkan kenaikan market yang sebelumnya sempat  terjadi didukung oleh data US Initial Jobless Claims yang meningkat di atas ekspektasi. Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran naik 9 ribu menjadi 221 ribu untuk pekan yang berakhir 30 Maret; berarti di atas estimasi 214 ribu dan menunjukkan pasar tenaga kerja mulai melonggar. Walau ini adalah satu data yang mendukung view pemotongan suku bunga tahun ini, namun para investor diperkirakan masih agak nervous menunggu laporan sebelum Nonfarm Payroll hari Jumat ini sekitar jam 19.30 WIB yang diprediksi akan menelurkan angka 212 ribu untuk bulan Maret, lebih rendah dari 275 ribu di bulan Februari. Tingkat Pengangguran AS juga diramal belum akan bergeming dari 3.9%, sementara peningkatan Upah rata-rata per jam diperkirakan malah naik sebesar 0.3% mom di bulan Maret, jadi lebih tinggi dari 0.1% di bulan sebelumnya. Menyikapi semua itu, masih ada 60% peluang pemotongan suku bunga pertama terjadi di bulan Juni, menurut survey CME Group FedWatch Tool. TENSI GEOPOLITIK DI WILAYAH TIMUR TENGAH juga tampaknya semakin tereskalasi. Baik Israel dan Iran bersumpah untuk melawan satu sama lain dan melancarkan aksi balas dendam atas serangan yang diterima masing-masing.

KOMODITAS: Berdasarkan kedua sentimen di atas: ketika prospek pemotongan suku bunga kembali jadi tidak jelas dan Perang Gaza semakin tereskalasi, ditambah lagi adanya gempa bumi terparah dalam 25 tahun di Taiwan, tak pelak mengirim harga spot EMAS selaku aset safehaven merangkak naik ke titik rekor terbaru,  sempat menyentuh USD 2302.58/ounce sebelum ditutup pada posisi USD 2292.19/ounce. Bahkan harga kontrak Juni berakhir lebih tinggi pada USD 2312.15, setelah menyentuh titik tertinggi baru USD 2322.25/ounce di awal pekan ini. Bahkan setelah harga tertinggi all-time-high ini para analis perkirakan Emas masih punya potensi naik lebih lanjut menuju USD 2400 – 2500/ ounce di tahun ini. Harga MINYAK juga ikut membara, di mana BRENT futures untuk Juni ditutup naik 1.5% ke atas USD 90/ barrel untuk pertama kalinya sejak Oktober, sementara US WTI futures untuk bulan Mei ditutup menguat 1.4% di harga USD 86.59/barrel. Kedua harga acuan berada pada titik tertinggi mereka sejak Oktober dan terus melaju naik after market, terdorong oleh sentimen meningkatnya konflik Timur Tengah dan potensi terhambatnya supply global; setelah pekan lalu OPEC+ termasuk Russia telah sepakat untuk mempertahankan level produksi mereka di kuartal 2 yang memang sebelumnya sudah dikurangi.

MARKET EROPA & ASIA: JERMAN dan EUROZONE laporkan Composite PMI & Services PMI mereka yang semakin bergerak ke arah ekspansif, INGGRIS pun berhasil pertahankan PMI mereka di wilayah yang sama. Eurozone laporkan PPI (Feb.) yang masih terlanda deflasi -8.3% yoy, semakin memburuk dari -8.0% di bulan Januari. Hari ini akan dipantau kesehatan sektor properti berhubungan dengan Construction PMI di Inggris, beserta Factory Orders dan juga Construction PMI dari Jerman; tak lupa Retail Sales dari Eurozone. Untuk wilayah ASIA, JEPANG pagi ini telah mengumumkan belanja rumah tangga mereka yang berhasil meningkat signifikan untuk bulan Februari, naik jadi positif 1.4% mom melebihi ekspektasi, dan beranjak dari level negatif -2.1% di bulan sebelumnya. Secara tahunan, Household Spending yang tadinya -6.3% di bulan Januari, laju penurunannya sangat berkurang jadi -0.5% yoy saja di bulan Februari. MARKET INDONESIA: Para investor di INDONESIA akan memantau angka Cadangan Devisa (Mar.) di hari perdagangan terakhir sebelum libur panjang Idul Fitri, dibandingkan dengan posisi sebelumnya sebesar USD 144 miliar di bulan Februari.

Corporate News
Global Bond BNI Oversubscribe 6,4 Kali, Bukti Kepercayaan Investor Tinggi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menorehkan prestasi gemilang dalam penerbitan obligasi global senilai USD 500 juta atau setara IDR 7.9 triliun. Obligasi yang termasuk bagian dari penerbitan Euro Medium Term Note (EMTN) ini mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 6.4 kali saat initial pricing guidance (IPG). Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini  mengungkapkan, tingginya minat investor terhadap Global Bond BNI mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental dan prospek perseroan. Penerbitan  Global Bond ini merupakan bagian dari strategi BNI untuk mendiversifikasi sumber pendanaan dan mendukung langkah strategis perseroan dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis, tidak hanya di rupiah tetapi juga valuta asing (valas). Dia menjelaskan, Global Bond BNI merupakan bagian dari EMTN yang dibentuk pada 6 Mei 2020 dan telah diperbarui pada 22 Maret 2021 dan 26 Maret 2024. Program EMTN ini memungkinkan BNI menerbitkan surat utang secara bertahap dengan jumlah pokok maksimal USD 2 miliar. Perseroan menyelesaikan roadshow pada 26 Maret 2024 dan pricing pada 27 Maret 2024. Bunga obligasi ditetapkan sebesar 5,28% per tahun, menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap BNI. (Liputan 6)

Domestic Issue
Laku IDR 21.35 Triliun, SR020 Sukses Ajak 32,861 Investor Milenial Setelah berakhirnya masa penawaran dari tanggal 1-27 Maret 2024, pada Senin 1 April 2024, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil penjualan Sukuk Ritel seri SR020T3 (Tenor 3 Tahun) dan seri SR020T5 (Tenor 5 Tahun). Total volume pemesanan pembelian SR020T3 dan SR020T5 yang telah ditetapkan adalah sebesar IDR 21.359.250.000.000. Sukuk Ritel seri SR020T3 dan SR020T5 ini menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased, dengan menggunakan Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2024 sebagai underlying asset. Sukuk Ritel seri SR020T3 (Tenor 3 Tahun) menawarkan tingkat imbalan/kupon tetap sebesar 6.30% per tahun dan seri SR020T5 (Tenor 5 Tahun) sebesar 6.40% per tahun. Terbukti, animo masyarakat cukup tinggi untuk berinvestasi di SR020. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan baik secara offline maupun online sepanjang masa penawaran SR020. (Emiten News)

Recommendation

US10YT melepaskan potensi naik dengan batal tembus Resistance yield 4.351% seiring data Initial Jobless Claims yang lebih tinggi di atas ekspektasi, malah membuka kemungkinan US10YT balik menguji Support di ketiga Moving Average sekitar yield : 4.262% – 4.209%. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE .

ID10YT masih berkonsolidasi dalam pola semacam Bullish Flag, menanti saat yang tepat untuk kembali rebound dari Support MA10 & MA20 sekitar range : yield 6.685% – 6.666%. ADVISE : BUY ON WEAKNESS ; Average Up > yield 6.73% – 6.74%.

Download full report HERE.