Today’s Outlook:
MARKET AS: Federal Reserve Chairman Jerome Powell tidak memberikan petunjuk apa pun lagi mengenai kebijakan moneter, tetapi pasar terus menguat didukung spekulasi peluang penurunan suku bunga paling cepat pada bulan Juni naik tajam menjadi 74%, dari 56% di awal minggu ini, menurut FedWatch Tool CME.
MARKET ASIA & EROPA : Pasar ASIA PASIFIK sebagian besar melemah didorong oleh gelombang aksi ambil untung manakala para investor mencerna sejumlah keputusan kebijakan moneter yang diambil oleh serangkaian bank sentral utama selama sepekan terakhir. Japan CPI (Feb) naik menjadi 2.8%, yoy dari 2.2% pada bulan Januari ; sementara Inflasi Inti , mencapai 2.8 % yoy dibandingkan 2% pada bulan sebelumnya. Pasar EROPA bergerak bervariasi menyusul lonjakan ke level tertinggi sepanjang masa di sesi sebelumnya. Adapun JERMAN memandang iklim dunia usaha selama 6 bulan ke depan dengan lebih optimis, seperti tergambar pada German Ifo Business Climate Index (Mar) yang naik ke angka 87.8 dari 85.7 di bulan Feb. Di INGGRIS , volume penjualan ritel tetap tidak berubah pada bulan Februari 2024, setelah direvisi naik jadi 3.6% pada bulan Januari, bertentangan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 0.4%.
DOLLAR INDEX naik 0.4%, berada di jalur untuk minggu terbaiknya sejak minggu pertama tahun ini, dengan Euro turun 0.5% pada USD 1.0807. Probabilitas penurunan suku bunga bank sentral EROPA sebelum musim panas telah meningkat, seperti dikutip dari Presiden Bundesbank Joachim Nagel. YIELD US TREASURY tenor 10 tahun turun 6.7 basis poin pada hari Jumat menjadi 4.204%, sementara imbal hasil obligasi tenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun 3.9 basis poin menjadi 4.5934%. Adapun imbal hasil obligasi pemerintah EUROZONE mengalami penurunan mingguan. Imbal hasil obligasi JERMAN tenor 10 tahun turun sekitar 11 basis poin menjadi 2.327%. YUAN CHINA turun tajam selama perdagangan Asia, mencapai level terendah dalam 4 bulan terakhir, sebuah kondisi yang dianggap para analis bahwa ada peningkatan ekspektasi akan lebih banyak pelonggaran kebijakan moneter ke depannya demi menopang ekonomi negara tersebut.
KOMODITAS : Pada perdagangan Jumat, Futures MINYAK MENTAH US WTI ditutup turun 0.54% pada USD 80.63 / barel dan minyak mentah berjangka Brent turun 0.41% menjadi USD 85.43 / barel. Kemungkinan gencatan senjata di Gaza turut mempengaruhi harga, bersamaan dengan menguatnya Dollar dan turunnya permintaan bensin AS. Spot EMAS turun 0.73% menjadi USD 2,164.96 / ounce, didorong oleh penurunan suku bunga yang tidak terduga oleh Swiss National Bank. Lonjakan Dollar memberikan tekanan pada pasar logam secara keseluruhan, apalagi setelah Emas mencapai rekor harga tertinggi USD 2222.90 pada hari Kamis didukung oleh derasnya arus beli pada aset safe-haven ini dalam sepekan terakhir, bahkan mencapai nilai terbesar dalam hampir 1 tahun.
Corporate News
Kas Cukup, Adhi Commuter (ADCP) Akan Bayar Obligasi Mei 2024 PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) tengah menghadapi masa jatuh tempo obligasi yang dekat. Obligasi ADCP yang akan segera jatuh tempo adalah obligasi I/2021 Seri B senilai IDR 9 miliar, yang akan jatuh tempo pada tanggal 20 Mei 2024. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), menyampaikan bahwa ADCP berencana untuk melunasi obligasi tersebut menggunakan dana baik dari internal maupun eksternal. Pada tanggal 29 Februari 2024, ADCP mencatat saldo kas sebesar IDR 43 miliar, dengan tambahan fasilitas kredit yang belum digunakan sebesar Rp 88 miliar, sebagai sumber utama likuiditas. Peringkat obligasi ADCP saat ini, yang akan jatuh tempo pada tanggal 4 September, berada pada level idBBB. (Emiten News
Domestic Issue
Obligasi IKN Baru Bisa Terbit Setelah 5 Tahun Beroperasi Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mengungkapkan surat utang OIKN kemungkinan diterbitkan setelah Pemerintahan Daerah Khusus (Pemdasus) IKN resmi beroperasi selama 3-5 tahun. Waktu tersebut diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan investor terlebih dahulu dengan melihat neraca pemerintah daerah berjalan baik hingga komitmen pembangunan kota kedepannya. “Kalau menerbitkan obligasi, surat utang, harus ada neraca bagus, kemudian track record bagus, itu butuh waktu sekitar 3 – 5 tahun setelah beroperasi menjadi Pemdasus,” ujar Bambang saat ditemui MNC Portal di Kompleks DPR RI dikutip Sabtu kemarin (23/3/2024). Lebih lanjut, Bambang menjelaskan saat ini pihaknya tengah menunggu Keputusan Presiden (Keppres) yang saat ini masih digodok oleh Pemerintah. Lewat Keppres tersebut, maka akan sekaligus menandai OIKN menjadi sebuah Pemerintahan Khusus yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Menurutnya, obligasi daerah ini menjadi yang pertama akan diterapkan di IKN sepanjang perjalanan pemerintahan daerah di Indonesia. Hal tersebut yang justru membutuhkan kajian yang lebih panjang sebelum menerbitkan surat utang untuk tambahan modal dalam melakukan pembangunan. “Sekarang kan belum ada yang sudah mempunyai obligasi daerah, belum ada kan, butuh waktu untuk itu, makanya kita pingin dari awal agar neraca kita jelas, reputasi kita di bidang lingkungan, sosial juga bagus,” kata Bambang. Menurutnya dalam kurun waktu 3-5 tahun setelah OIKN ditetapkan sebagai Pemdasus sudah mampu menciptakan neraca keuangan daerah yang cukup bagus. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan populasi dan pengumpulan pajak oleh otoritas setempat. (Okezone)
Recommendation
In overall, US10YT masih relatif bergerak dalam trend naik berpola PARALLEL CHANNEL, namun untuk jk.pendek masih besar probabilitas menguji Support lebih lanjut ke area lower channel sekitar yield 4.13%. Adapun penembusan ke atas Resistance MA20 & MA10 -lah (above yield 4.256%) yang akan membawa US10YT menguat lebih tinggi menuju TARGET : 4.351% / 4.60%. ADVISE : WAIT & SEE, BUY ON WEAKNESS.
ID10YT belum mampu lewati Resistance kritikal pada yield 6.663%, yang mana apabila bisa ditembus akan membuka jalan penguatan menuju TARGET yield : 6.75% / 6.80% – 6.806%. ADVISE : WAIT FOR BREAK OUT confirmation before buying or average up.
Download full report HERE.