Today’s Outlook:
MARKET AS: PCE price index, acuan Inflasi favorit The Fed, diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 0.3% mom dan 2.4% yoy pada bulan January. Pasar saham telah berjuang untuk mempertahankan momentum naiknya belakangan ini setelah puncak rally pekan lalu yang didukung oleh optimisme seputar AI dan laporan kinerja kuartalan Nvidia. Adapun bukti bahwa Inflasi AS masih memanas terdapat pada angka CPI & PPI terakhir, yang menunjukkan ekonomi AS yang resilien, serta komentar dari beberapa pejabat The Fed yang membuat para pelaku pasar memundurkan estimasi pivot pertama tahun ini dari bulan Maret ke bulan Juni. Indikator ekonomi terakhir memperlihatkan US GDP bertumbuh 3.2% qoq pada kuartal 4 didukung oleh kuatnya belanja masyarakat, direvisi sedikit dari 3.3% pada estimasi awal, dan turun dari 4.9% di kuartal sebelumnya ; dengan demikian mengkonfirmasi pelemahan momentum. Beberapa pejabat The Fed kembali satu suara mengenai betapa bank sentral AS harus mencerna data-data ekonomi yang muncul sebelum membuat perubahan pada kebijakan moneter untuk yakin bahwa bank sentral telah menjalankan mandat secara maksimal terkait stabilitas ketenagakerjaan dan trajectory Inflasi menuju ke arah target 2%.

MARKET ASIA : Pagi ini Jepang melaporkan Industrial Production bulan Januari yang dalam perkiraan awal menunjukkan penurunan drastis ke level -7.5% , dari posisi 1.4% pada bulan sebelumnya. Di satu sisi, Japan Retail Sales masih stabil di kisaran 2.3% yoy pada bulan Januari, lebih baik dari ekspektasi. Akan dipantau data yang lebih penting yaitu BoJ Core CPI siang nanti yang diprediksi mendingin pada angka 2.3% yoy.

MARKET EROPA : Sederet data ekonomi penting dari Jerman akan keluar hari ini namun sepertinya German CPI (Feb), Retail Sales (Jan) dan Unemployment rate (Feb) yang akan paling menyita perhatian. Sebagai negara dengan ekonomi nomer satu di Eropa, Inflasi Jerman bulan Februari diperkirakan mendingin ke level 2.6% yoy, dari 2.9% di bulan sebelumnya.

KOMODITAS: Futures MINYAK mentah AS ditutup lebih rendah pada perdagangan Rabu setelah Federal Reserve masih memegang teguh keputusannya untuk tidak memotong suku bunga dalam waktu dekat, sementara stok persediaan minyak mentah AS terdata bertambah di atas ekspektasi pekan lalu, naik 4.2juta barrel seperti dilaporkan Energy Information Administration (EIA), melebihi perkiraan analis pada 2.74 juta barrel. Adapun persediaan telah semakin bertambah dalam 5minggu berturut-turut karena adanya penghentian aktifitas penyulingan tak terduga menyusul badai musim dingin di bulan Januari. Laporan pada hari Selasa menyebutkan bahwa OPEC+ akan mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga kuartal kedua, kemungkinan juga jadi pertimbangan atas penurunan harga karena global deman dirasa masih lemah. Dan konflik Timur Tengah mungkin bisa memberikan dukungan harga , setelah Hamas menyerukan warga Palestina untuk berbaris ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada awal Ramadhan, agar supaya meningkatkan pertaruhan dalam negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza, yang mana Presiden AS Joe Biden juga diharapkan akan hadir saat itu.

Corporate News
Chandra Asri (TPIA) akan Menerbitkan Obligasi Senilai IDR 1.5 Triliun PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) akan menerbitkan obligasi baru. Emiten produsen petrokimia ini akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Chandra Asri Pacific Tahap IV tahun 2024 dengan jumlah pokok obligasi senilai IDR 1.5 triliun. Obligasi ini akan diterbitkan dalam 3 seri. Pertama, seri A dengan jumlah pokok obligasi yang ditawarkan sebesar IDR 542.37 miliar, dengan tingkat bunga tetap sebesar 7.95% per tahun. Obligasi ini berjangka waktu 3 tahun. Kedua, obligasi Seri B dengan jumlah pokok yang ditawarkan sebesar IDR 416.80 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8.25% dan memiliki tenor 5 tahun sejak tanggal emisi. Ketiga, Seri C dengan jumlah pokok obligasi sebesar IDR 540.82 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8.75% per tahun, dan memiliki tenor 7 tahun. Dana bersih yang diperoleh dari hasil Obligasi ini akan digunakan oleh TPIA seluruhnya untuk keperluan modal kerja, termasuk di antaranya pembelian bahan baku produksi dan biaya operasional untuk kegiatan usaha. Obligasi ini telah mendapat peringkat idAA- (Double A Minus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). (Kontan)

Domestic Issue
Kupon SR 020 6.3% dan 6.4% Meluncur 1 Maret Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) resmi menetapkan besaran kupon Sukuk Ritel (SR) seri Sukuk Ritel seri SR020 sebesar 6.30% dan 6.40% per tahun. SR020 akan meluncur 1 Maret 2024 hingga 27 Maret 2024. Mengacu laman resmi DJPPR Kemenkeu, SR020 diterbitkan dalam dua seri, yaitu SR020-T3 tenor tiga tahun dengan kupon 6.3% dan SR020-T5 tenor lima tahun memiliki kupon 6.4% per tahun. Adapun, SR020-T3 akan jatuh tempo pada 10 Maret 2027, sedangkan SR020-T5 jatuh tempo pada 10 Maret 2029. Minimal pemesanan dari kedua seri sebesar IDR 1 juta, sedangkan maksimum pemesanan SR020-T3 sebesar IDR 5 miliar, sedangkan SR020-T5 senilai IDR 10 miliar. Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan pihaknya optimistis terhadap penjualan SR020 akan diterima dengan baik oleh investor. Kemenkeu mengatakan tujuan penerbitan Sukuk Ritel seri SR020 adalah membantu membiayai APBN termasuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia dan memperluas basis investor dalam negeri. (Bisnis)

Recommendation

US10YT masih galau untuk memantapkan posisi di support MA10 / yield 4.292%, dan masih terbuka kemungkinan konsolidasi ke support berikut yaitu MA20 / 4.232%. Dengan resistance terdekat di sekitar yield 4.351-4.354% , our best ADVISE : BUY ON BREAK / AVERAGE UP accordingly.

ID10YT sudah ada percobaan penembusan resistance ketiga Moving Average sekaligus trendline jk.pendek around yield 6.61%. ADVISE : BUY ON BREAK / AVERAGE UP accordingly. TARGET : 6.75% – 6.8% / 6.948% – 6.962%.

Download full report HERE.