Today’s Outlook:
MARKET AS: Yield US Treasury terus merosot turun, di mana obligasi negara tenor 10 tahun turun 12.3 bps ke level yield 4.666%. Initial Jobless Claims naik ke angka 217 ribu, di atas perkiraan & dari minggu sebelumnya. Nonfarm Productivity 3Q23 meningkat menjadi 4.7% qoq, pun lebih tinggi dari ekspektasi dan kuartal sebelumnya. Sementara Unit Labor Costs untuk kuartal 3 malah turun – 0.8% qoq, jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya di 3.2%. Factory Orders untuk bulan September meningkat hampir 3x ke level 2.8% dari 1% di bulan sebelumnya. Situasi soft landing tercapai untuk AS, di mana Inflasi berhasil ditekan tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi ataupun lapangan pekerjaan terlalu banyak. Nanti malam sekitar jam 19.30 WIB AS akan kembali umumkan data penting dalam bidang ketenagakerjaan yaitu: Average Hourly Earnings (Okt.), Nonfarm Payrolls (Okt.) yang diperkirakan akan ada penambahan 188 ribu pekerja baru di sektor publik (turun dari bulan sebelumnya 336 ribu), serta penilaian Unemployment Rate di bulan Oktober yang diprediksi belum bergeming dari level 3.8%. S&P Global Composite PMI akan mencatat pertumbuhan sektor Manufaktur & Jasa AS yang diperkirakan masih aman di area ekspansif.

MARKET ASIA: Ditahannya suku bunga The Fed untuk kali kedua berturut-turut pun ikut menyemangati bursa obligasi Asia. Pagi ini Korea Selatan telah melaporkan Cadangan Devisa (Okt.) di angka USD 412.87 miliar, tak banyak berubah dari posisi bulan sebelumnya. Data yang lebih menyita perhatian akan segera datang dari China yaitu Caixin Services PMI (Okt.) di mana diprediksi bisa semakin menguat di wilayah ekspansif.

MARKET EROPA: Perlambatan ekonomi masih mendominasi kisah ekonomi benua ini. Jerman laporkan Manufacturing PMI yang masih bergumul di wilayah kontraksi walau laju perlambatannya mulai melunak. Unemployment Change mereka pun meningkat lebih dari 2x lipat di bulan Oktober. Kondisi yang sama pun dialami oleh Eurozone yang laporkan Manufacturing PMI (Okt.) yang sesuai ekspektasi belum bisa keluar dari wilayah kontraksi. Bank of England kembali menetapkan suku bunga tak berubah di posisi 5.25%, merupakan kali kedua mereka tidak menaikkan suku bunga sejak memulai trend naiknya pada Desember 2021. Siang hari ini, para pelaku pasar akan memantau German Trade Balance (Sept.) yang diramal belum akan ada perubahan signifikan dari surplus bulan sebelumnya EUR 16.6 miliar. Menjelang sore, Inggris akan umumkan Composite PMI yang tampaknya masih perlu berjuang keras untuk keluar dari area kontraksi. Sementara itu, Unemployment Rate Zona Euro untuk bulan September diperkirakan akan kembali muncul di angka 6.4% ,seperti bulan sebelumnya.

KOMODITAS: Harga Minyak mentah dunia diperdagangkan naik dipicu oleh kekhawatiran para trader akan berlanjutnya Konflik Timur Tengah yang bisa mengganggu persediaan. Baik Brent maupun US WTI naik masing-masing 1.2%. Dollar Index yang melemah 0.1% melawan mata uang major lainnya turun menyumbangkan katalis positif pada harga energi. Yen Jepang pun lanjut menguat 0.3% atas USD. Di sisi lain, harga Emas global merangkak naik 0.2% ke level USD 1985.86/ounce. 

Corporate News
Tuntas! Tower Bersama (TBIG) Lunasi Pokok dan Bunga Obligasi IDR 1 Triliun PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyampaikan bahwa Perseroan telah melakukan pembayaran dalam rangka melunasi Pokok dan Bunga Obligasi Berkelanjutan V Tahap V Tahun 2022. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur TBIG, Helmy Yusman Santoso, dalam keterangan tertulisnya Kamis (2/11) menyampaikan bahwa TBIG telah melunasi Obligasi sebesar IDR 1 triliun yang jatuh tempo pada tanggal 31 Oktober 2023 kepada pemegang Obligasi. Sebagai informasi, Obligasi ini memiliki tingkat bunga 5.25% dengan wali Amanat PT. Bank Tabungan Negara Tbk serta memperoleh rating AA+(idn) dari PT. Fitch Ratings Indonesia. (Emiten News)

Domestic Issue
Pasar Obligasi Diperkirakan Meningkat di 2024, Ini Sebabnya Chief Investment Officer PT Sinarmas Asset Management Genta Wira Anjalu mengatakan, situasi di pasar obligasi akan menguat pada 2024 mendatang. Meskipun dalam waktu dekat, volatilitas diperkirakan masih akan berlanjut seiring dengan kondisi pasar global. Namun pada 2024, Genta berharap pasar obligasi akan membaik seiring dengan rencana bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Dalam skenario dasar, tingkat bunga untuk obligasi pemerintah dengan jangka waktu 10 tahun (SUN 10 tahun) diperkirakan akan mencapai 6.97%, tetapi dalam skenario optimis bisa turun hingga 6.32%. “Saat ini kami menyukai obligasi korporasi karena punya durasi yang lebih pendek. Sehingga memiliki pergerakan harga yang lebih stabil di tengah volatilitas pasar global,” kata Genta dalam acara Seminar Road to 2024: Market Outlook bertajuk “Menakar Peluang Pasar Saham di Tahun Pemilu, Kamis (2/11). Hal itu disebabkan emiten-emiten obligasi di Indonesia mayoritas masih memiliki fundamental kredit yang baik. Tak hanya itu, Genta menyebut ekonomi dalam negeri cenderung lebih stabil dibandingkan dengan ekonomi global. (Katadata)

Recommendation
US10YT keluar dari jalur pendakian sejak awal August, membuka potensi turun yield lebih lanjut menuju target bottom sekitar 4.309% (tanpa melupakan Support MA50 pada yield 4.567% sebagai lokasi kemungkinan technical rebound). Yang pasti saat ini yield bergerak semakin dalam ke bawah MA10 & MA20 yang seyogyanya menjadi platform Uptrend. ADVISE : SELL MORE jika yield jatuh ke bawah 4.626%.

ID10YT mendekati Support lower channel dari trend naik yield yang dimulai sejak pertengahan August. ADVISE : Watch area yield 6.92% sebelum kurangi posisi lebih banyak lagi. Resistance yield terdekat : MA20 / 7.009%, dilanjut : 7.085% – 7.143% / 7.20% / 7.298%.

Download full report HERE.