Today’s Outlook:
MARKET AS: Imbal hasil US Treasury, setelah para pejabat The Fed cukup konsisten dalam pesan mereka dalam beberapa minggu terakhir bahwa besar kemungkinan penurunan suku bunga akan dilakukan namun bank sentral akan berhati-hati dalam menerapkannya. Bahkan sejauh ini pasar terlihat mengabaikan komentar dari Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari bahwa The Fed mungkin perlu mempertahankan suku bunga stabil untuk sisa tahun ini karena terhentinya laju penurunan Inflasi dan adanya kekuatan di pasar property. Saat ini para investor mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 46 basis poin dari The Fed pada akhir tahun 2024, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG, dengan poros pertama penurunan suku bunga terlihat pada bulan September dan lainnya pada bulan Desember (dibandingkan perkiraan 1x sebelum laporan tenaga kerja dirilis pekan lalu). Di tengah minimnya kalender ekonomi pekan ini, para pelaku pasar memang condong lebih memperhatikan statement dari bank sentral AS, selainnya juga masih tetap memantau klaim pengangguran mingguan seperti biasa, yang mana Initial Jobless Claims akan dirilis esok hari dengan prediksi 211 ribu (vs pekan sebelumnya 208 ribu).
MARKET ASIA & EROPA: JEPANG laporkan angka PMI di sektor Jasa yang relatif stabil ekspansif di bulan April. Besok data yang lebih penting akan datang dari CHINA yaitu Trade Balance mereka yang diperkirakan surplus dalam laju menanjak berkat perbaikan signifikan pada sisi Ekspor & Impor mereka. Sejumlah angka indikator ekonomi bervariasi telah muncul dari benua Eropa. JERMAN selaku negara dengan ekonomi nomer satu di Eropa mencatat Factory Orders mereka untuk bulan Maret ternyata drop -0.4% melanjutkan penurunan -0.8% di bulan sebelumnya, tak mampu penuhi ekspektasi kenaikan 0.4%. Kekhawatiran yang sama juga menghantui sektor Industrial Production Jerman secara diramalkan masih terjerembab di area negatif untuk bulan Maret. Di satu sisi, mereka membukukan pertumbuhan pada sisi Ekspor & Impor di bulan Maret sehingga membuahkan surplus Trade Balance senilai EUR 22,3 miliar. Roda ekonomi yang bergulir lebih cepat juga terdeteksi pada Construction PMI INGGRIS di bulan April yang semakin mantap di wilayah ekspansif. Bahkan EUROZONE pun merilis data Penjualan Retail yang lebih sumringan di bulan Maret, tumbuh positif 0.8% mom di atas proyeksi 0.6%, membalikkan keadaan dari minus 0.3% di bulan sebelumnya.
KOMODITAS: Harga MINYAK ditutup sedikit lebih rendah pada hari Selasa di tengah tanda-tanda memudarnya kekhawatiran terkait supply, sementara pelaku pasar sekarang mengalihkan fokus mereka ke data pemerintah AS mengenai stok cadangan minyak mereka yang akan dirilis hari Rabu ini. Futures minyak mentah BRENT ditutup 17 sen lebih rendah pada USD 83,16/barel, dan futures minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) ditutup 10 sen lebih rendah pada USD 78,38. Harga masih turun lebih lanjut setelah data dari American Petroleum Institute menunjukkan lonjakan stok minyak mentah mingguan sebesar 509 ribu barrel, instead of pengurangan 1,43 juta barrel seperti yang mereka kira, menyusul penambahan 4,90 juta barrel di pekan sebelumnya dan bahan bakar AS pada minggu lalu. Meningkatnya persediaan, yang biasanya merupakan tanda melemahnya permintaan, kerap melampaui ekspektasi para analis dalam beberapa pekan terakhir.
INDONESIA: Pekan ini akan jadi minggu yang singkat bagi sektor keuangan secara terpotong 2 hari libur Kenaikan Isa Almasih pada hari Kamis dan Jumat besok. Namun hari ini para pelaku pasar masih bisa memantau data terakhir sebelum holiday long-weekend, yaitu Cadangan Devisa (Apr.) yang sedianya akan diumumkan nanti sekitar jam 11.00 WIB.
Corporate News
Adira Finance Berencana Menerbitkan Obligasi dan Sukuk Tahun 2024 Perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap III Tahun 2024 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan V Tahap III Tahun 2024. Chief of Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani, mengatakan akan menerbitkan obligasi berkelanjutan VI Tahap III Tahun 2024 dengan jumlah pokok IDR 1.6 triliun dan sukuk mudharabah berkelanjutan V tahap III tahun 2024 dengan jumlah dana sebesar IDR 400 miliar. Per 31 Maret 2024, pinjaman obligasi dan sukuk Adira Finance tercatat sebesar IDR 6.4 triliun, naik 22% secara tahunan atau year on year (YoY) jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Sebagai informasi, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melihat prospek penerbitan surat utang atau obligasi dari perusahaan pembiayaan alias multifinance (leasing) bakal lebih semarak di kuartal II-2024.(Kontan)
Domestic Issue
Utang Pemerintah Maret 2024 Turun ke IDR 8.262,10 Triliun, Setara 38,79% terhadap PDB Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai IDR 8.262,10 triliun per akhir Maret 2024, setara dengan 38.79% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Posisi utang tersebut menurun jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2024 yang tercatat sebesar IDR 8.319,2 triliun, setara dengan 39.06% terhadap PDB “Selain itu, pemerintah mengutamakan pengadaan utang dengan jangka waktu menengah-panjang dan melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif,” seperti dikutip melalui Laporan APBN Kita Edisi April 2024, Selasa (7/5/2024). Jika dirincikan, mayoritas utang pemerintah per akhir Maret 2024 berasal dari dalam negeri dengan proporsi sebesar 71.52%. Hal ini sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap. Sementara berdasarkan instrumen, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 88.05%. Tercatat, per akhir Maret 2024, lembaga keuangan memegang sekitar 43.4% kepemilikan SBN domestik, terdiri dari perbankan 24.8% dan perusahaan asuransi dan dana pensiun sebesar 18.6%. Sementara itu, kepemilikan SBN domestik oleh Bank Indonesia (BI) adalah sebesar 21.3% yang antara lain digunakan sebagai instrumen pengelolaan moneter. Di sisi lain, Kemenkeu mencatat, asing hanya memiliki SBN domestik sekitar 14.2%, termasuk kepemilikan oleh pemerintah dan bank sentral asing. (Bisnis)
Recommendation
US10YT berada di area Support dari channel uptrend di sekitar yield 4.40%. Selama Indonesia libur 2 hari ini, kita mengantisipasi peristiwa / indikator ekonomi apa yang akan mempertahankan US10YT dalam trend bullish-nya. Menimbang faktor ketidakpastian tsb, maka our BEST ADVISE adalah : HOLD ; WAIT & SEE.
ID10YT tiba di Fibonacci retracement 50% menjadikan yield 6.975% sebagai Support terdekat saat ini. Demi menciptakan swing bullish kembali maka ID10YT perlu naik ke atas Resistance MA10 / 7.114% sebagai langkah awal. ADVISE : mungkin ada baiknya HOLD ; WAIT & SEE dulu apalagi menjelang libur long-weekend dan pasar keuangan tutup.
Download full report HERE.