Today’s Outlook:
MARKET US & GLOBAL: Israel telah melancarkan serangan balik di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada akhir pekan kemarin. Seorang pejabat senior Hamas menyatakan bahwa kelompok mereka terbuka untuk diskusi mengenai kemungkinan gencatan senjata dengan Israel. Presiden AS Joe Biden telah mengarahkan timnya untuk berkoordinasi dengan pejabat wilayah regional demi mencegah siapa pun yang ingin mengambil keuntungan dari situasi ini. Adapun AS telah mengirimkan kapal induk terbesarnya, USS Gerald R. Ford Carrier Strike Group, yang bergerak ke arah pantai Israel untuk mendukung pasukan pertahanan Israel.  Berita tentang konflik tersebut memicu kenaikan harga minyak karena kekhawatiran atas rantai pasokan. Indeks saham juga sebelumnya mengalami penurunan berkat komentar salah satu pejabat Federal Reserve yang lebih dovish. Akibatnya, investor tampaknya kembali fokus pada data-data ekonomi AS. Selain itu, pasar obligasi AS tutup pada hari Senin untuk memperingati Hari Columbus.

Di cerita lain, lonjakan imbal hasil Treasury AS baru-baru ini menekan pasar ekuitas. Para petinggi The Fed mengindikasikan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS jangka panjang baru-baru ini, yang secara langsung mempengaruhi pembiayaan kredit rumah tangga dan bisnis, dapat mengarahkan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut. Konflik di Timur Tengah terjadi pada saat pasar sedang gelisah dan imbal hasil obligasi di seluruh dunia berada pada titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Investor dengan cemas menunggu data Inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini. Permintaan aset safe-haven tradisional tetap terus meningkat, membawa Emas menanjak 1.6% ke angka 1860 USD/ounce; sementara indeks Dolar AS mundur 0,18%. Di sisi lain, saham-saham maskapai AS juga turun mengikuti berita bahwa maskapai membatalkan penerbangan ke Tel Aviv.

KOMODITAS : Harga Minyak dunia lompat lebih dari 4% pada perdagangan hari Senin (09/10/23). Demikian pula harga Emas selaku safe-haven, dan bahkan juga US Dollar naik sedikit melawan Euro pada perdagangan seiring perkembangan terakhir perang Israel – Palestina (Hamas) yang menyebabkan kekhawatiran kalau konflik akan menyebar lebih luas dari Gaza. Bank of Israel menyatakan bahwa mereka akan menjual USD 30 milyar mata uang asing lainnya untuk menstabilkan mata uang Israel Shekel yang turun tajam; obligasi pemerintah Israel juga tak luput dari penjualan masif. Minyak WTI (New York) naik 4.3% ke level USD 86.38 / barrel, sementara minyak Brent (London) terdongkrak 4.2% ke posisi USD 88.15 / barrel.

MARKET EROPA : German Industrial Production (Aug) kembali anjlok -1.75% yoy, walaupun penurunan ini telah melambat dari sebelumnya -2.04%, tapi masih mencerminkan perjuangan sektor industri negara ekonomi terbesar Eropa ini untuk kembali bertumbuh.

MARKET INDONESIA : Indonesia umumkan tingkat Keyakinan Konsumen (Sept) di angka 121.7, lebih rendah dari bulan sebelumnya 125.2. Nilai tukar USD/IDR ditutup di posisi IDR 15,708 / USD setelah sempat meroket hampir IDR 15,800.   

Corporate News
Entitas Delta Dunia Makmur (DOID) Buyback Obligasi USD 20.43 Juta Delta Dunia Makmur (DOID) membuyback obligasi senilai USD 20,43 juta. Itu dilakukan melalui anak usaha perseroan yaitu Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Pembelian kembali surat utang 2026 itu, telah dituntaskan pada 6 Oktober 2023. Buyback surat utang 2026 sebesar itu, setara dengan 5.11% dari nilai pokok awal obligasi sejumlah USD 400 juta. ”Anak usaha perseroan sebagai penerbit yaitu Bukit Makmur telah melaksanakan pembelian kembali pada 6 Oktober 2023,” tulis Dian Sofia Andyasuri, Direktur Delta Dunia Makmur. Sisa surat utang 2026 masih beredar di pasar terbuka yaitu USD 379,57 juta. Obligasi senilai itu setara dengan 94.89% dari jumlah pokok awal surat utang 2026 senilai USD 400 juta. Obligasi senior itu, dibalut bunga 7.75%. (Emiten News)

Domestic Issue
Dominasi Investor Lokal Pasar Obligasi RI Jadi Angin Segar di Tengah Volatilitas Global Indeks pasar obligasi Indonesia dinilai masih akan bertahan di zona positif. Meskipun saat ini tengah dilanda ketidakpastian dan outflow asing dalam dua bulan terakhir (Agustus-September 2023). “Secara year-to-date (ytd), masih mencatatkan positif return. Ini kalau saya lihat memang ada pengaruh dari meningkatnya porsi domestik untuk di SBN,” ujar Kepala Departemen Riset Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie dalam IDX Channel Market Review di Jakarta, Senin kemarin (9/10/2023). Sehingga, kata dia, kalau dibandingkan masa ini dengan masa sebelum pandemi Covid-19, di mana sebelum pandemi sangat sensitif dengan outflow asing. Menurutnya, sekarang masih bisa lebih terjaga dari volatilitas karena pengaruh dari investor domestik yang masih berlanjut mengakumulasi SBN. Dia menerangkan, pemerintah saat ini juga sedang gencar menerbitkan instrumen obligasi retail untuk mendiversifikasi basis investor domestik. Dengan investor lembaga keuangan non bank yang meningkat, ditambah dengan retail yang meningkat, bisa dikatakan bahwa ini membantu menahan pasar obligasi RI dari volatilitas yang cukup tinggi. (IDX Channel)

Recommendation
US10YT finally retreat ke bawah Support pertama yaitu MA10 setelah beberapa tanda-tanda potensi trend reversal di depan mata seperti RSI negative divergence konsisten menghantui, terlebih ketika yield mogok di sekitar Resistance 4.884%. Dengan demikian yield 4.688% kini berperan sebagai Resistance terdekat. ADVISE: kurangi posisi. Support kedua: MA20/yield 4.56%.

ID10YT masih dijaga tertib di atas MA10 setelah Low hampir menyentuh Support yield 6.987% – 7.0%, dengan demikian menjaga Uptrend tetap intact walau terlihat gamang di area Resistance ; RSI negative divergence setia membayangi. ADVISE : let your profit run namun jangan luap set your TRAILING STOP menggunakan MA10 sebagai platform utama strong Uptrend.

Download full report HERE.