Today’s Outlook:

MARKET AS: Data Initial Jobless Claims terakhir menjelaskan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran di pekan terbaru tetap stabil pada angka 208 ribu seperti juga minggu sebelumnya, adapun nyatanya lebih rendah dari perkiraan 212 ribu, sehingga pasar tenaga kerja dinilai masih cukup ketat. Fokus para pelaku pasar sekarang beralih ke laporan Nonfarm Payrolls April yang akan diawasi ketat pada hari Jumat, yang diperkirakan akan menunjukkan kemungkinan meningkat sebesar 243.000 pekerjaan di bulan April setelah naik sebesar 303.000 di bulan Maret. Data pasar tenaga kerja ini muncul pada pekan yang sama saat Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah di akhir FOMC Meeting hari Rabu, dan Powell mengisyaratkan bahwa pergerakan suku bunga berikutnya kemungkinan besar adalah penurunan suku bunga. Dengan menyingkirkan kemungkinan suku bunga naik di tahun ini, Chairman The Fed sedikit memberikan kelegaan pada para pelaku pasar walaupun beragam sikap market muncul setelah statement tersebut. Goldman Sachs tetap berkeyakinan akan ada dua pemotongan suku bunga di tahun ini, sementara Macquarie tampaknya lebih pesimis mengenai hal tersebut walau mereka masih memperhitungkan kemungkinan pivot di tahun ini.

INDIKATOR EKONOMI lain yang mungkin mewarnai sentimen market adalah Upah rata-rata per jam (Apr.) serta US Unemployment Rate (Apr.) yang mana terakhir masih berada di level 3.8%, serta serangkaian data S&P Global Composite PMI (Apr.) di mana diharapkan AS masih mampu bertahan di atas angka 50 untuk sektor jasa, demikian pula halnya dengan prediksi ISM Non-Manufacturing PMI (Apr.) yang justru lebih kuat di wilayah ekspansif.

MARKET ASIA & EROPA: KOREA SELATAN dan INDONESIA sama-sama merilis angka Inflasi yang mendingin di bawah perkiraan: Korea Selatan melaporkan CPI (Apr.) di level 2.9% yoy, berhasil turun bahkan di bawah ekspektasi 3.0%. Demikian pula Indonesia mencatatkan IHK April di level 3.0% yoy, pun lebih rendah dari perkiraan 3.06% dan bulan sebelumnya 3.05%; walau secara bulanan agak lebih tinggi di atas prediksi karena mahalnya faktor biaya transportasi pada masa mudik Lebaran. Bicara mengenai PMI, kedua negara inipun sama-sama mencatatkan performa yang menurun di sektor manufaktur walau Indonesia masih bertahan di wilayah ekspansif, berbeda dengan Korea Selatan yang masih berjuang untuk keluar dari area kontraksi. Mengikuti mereka, JERMAN & EUROZONE pun telah  hadirkan angka Manufacturing PMI mereka yang walau performanya telah meningkat di atas prediksi namun masih belum menyentuh angka 50. Hari ini menyusul INGGRIS yang akan meng-update kondisi Composite PMI & Services PMI mereka untuk bulan April, di mana diperkirakan masih aman di wilayah ekspansif.

KOMODITAS: Harga MINYAK mendekati level terendah dalam tujuh minggu pada perdagangan Kamis, ditutup pada range tipis secara kedua acuan harga berada di bawah tekanan dari lemahnya permintaan global, meningkatnya persediaan AS, dan memudarnya harapan untuk penurunan suku bunga AS secara cepat. Futures minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) turun 5 sen menjadi USD 78,95/barel, terendah sejak 12 Maret; sementara BRENT juga sempat mencapai titik terendah sejak awal Maret, sebelum kemudian rebound dari posisi terendah intraday dan ditutup 0,3%, lebih tinggi pada harga USD 83,67/barel. Para trader minyak semakin khawatir terhadap kemungkinan perlambatan ekonomi di AS, sementara di pihak lain Perang Israel – Hamas terus berlanjut tanpa memberikan dampak besar terhadap gangguan pasokan minyak Timur Tengah. Sehari sebelumnya, harga minyak turun lebih dari 3% di hari Rabu setelah pemerintah AS melaporkan lonjakan stok minyak mentah yang mengejutkan serta The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah karena inflasi yang membandel. Pada komoditas lain, harga spot EMAS naik tipis 0.3% pada penutupan perdagangan Kamis ke level USD 2325.02/ounce. Harga komoditas ini menguat 2 hari berturut-turut setelah Federal Reserve menunjukkan kecenderungan menuju pemotongan suku bunga di masa depan.

Corporate News
Sarana Multigriya Finansial (SMF) Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo IDR 598 Miliar PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) diketahui akan melunasi surat utang jatuh tempo senilai Rp598 miliar dengan menggunakan dana internal. Dikutip dari keterangan resmi yang dirilis oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Kamis, 2 Mei 2024, surat utang yang diterbitkan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) yaitu Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2021 Seri A (peringkat idAAA) senilai IDR 200,0 miliar akan jatuh tempo pada tanggal 8 Juli 2024. Selain itu, Obligasi Berkelanjutan VII Tahap I Tahun 2023 Seri A (peringkat idAAA) senilai IDR 398,0 miliar akan jatuh tempo pada tanggal 22 Juli 2024. Menurut Pefindo, perusahaan berencana melunasi surat utang tersebut menggunakan dana internal, dengan kas dan setara kas tercatat sebesar IDR 2.8 triliun pada akhir Desember 2023. (Media Asuransi)

Domestic Issue
Sepekan Ditawarkan, Penjualan ST012 Capai IDR 3.49 Triliun Sejak penawaran pada Jumat (26/4), Sukuk Tabungan seri ST012 banyak diburu investor. Hingga Kamis (2/5), penyerapan ST012 telah mencapai 49.85% dari target IDR 10 triliun.cDirektorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan meluncurkan ST012 dalam dua seri. Yakni, ST012-T2 (tenor 2 tahun) dengan kupon 6.40%, dan ST012-T4 (tenor 4 tahun) dengan kupon 6.55% per tahun. Berdasarkan salah satu mitra distribusi, PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit), hingga Kamis (2/5) pukul 20.56 WIB, penjualan ST012 telah mencapai IDR 3.49 triliun dari kedua seri. Minat pada kedua seri ini juga cukup berimang. ST012-T2 telah terjual sekitar IDR 2.52 triliun atau mencapai 36.09% dari target awal IDR 7 triliun. Alhasil, kuota pembelian ST012-T2 menyisakan IDR 4.47 triliun. Sementara ST012-T4 telah terjual sekitar IDR 969.96 miliar atau setara 32.33% dari target awal IDR 3 triliun. Dengan begitu, kuota ST012-T4 menyisakan IDR 2.03 triliun. (Kontan)

Recommendation

US10YT finally mulai break Support MA10 & MA20 ke bawah yield 4.585% (jadi Resistance terdekat saat ini) dengan demikian membuka peluang penurunan lebih lanjut menuju Support berikutnya pada yield 4.50% atau bahkan 4.40%. Namun demikian, in overall US10YT masih bergerak dalam trend naik jadi setiap pelemahan bisa dilirik sebagai kesempatan untuk BUY ON WEAKNESS.

Di sisi lain, ID10YT juga mulai berbalik turun dari kenaikan curam yang membawanya ke level tertinggi 6 bulan pada yield 7.30%, bergerak ke arah Support terdekat : MA10 / yield 7.115%. Jika level ini tak bertahan maka yield ID10YT perlu konsolidasi lebih lanjut menuju MA20 / 6.93% up to level psikologis 7.0%. ADVISE : bersiap kurangi posisi.

Download full report HERE.