Today’s Outlook:
MARKET AS: Sentimen ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve secepat-cepatnya bulan Maret 2024 masih merajai pasar, apalagi setelah rilis data US Personal Consumption Expenditures (PCE) price index yang kian melandai. Pada survey terakhir, pasar keuangan telah memperhitungkan probabilitas 73,9% bahwa para pembuat kebijakan akan menurunkan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin pada FOMC Meeting bulan Maret, menurut FedWatch CME.

KOMODITAS : Harga MINYAK turun hampir 2% pada hari Rabu, menggerogoti kenaikan hari sebelumnya karena para trader memantau perkembangan situasi keamanan di Laut Merah, di mana kapal2 para pemasok mulai kembali beroperasi di jalur tsb meskipun terjadi serangan lebih lanjut pada hari Selasa. Minyak mentah berjangka Brent turun USD1,42, atau 1,8%, pada USD79,65 per barel. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) turun USD1,46, atau 1,9%, menjadi USD74,11. Kedua patokan Brent dan WTI ditutup naik lebih dari 2% pada sesi sebelumnya karena serangan terbaru terhadap kapal-kapal di Laut Merah memicu kekhawatiran akan adanya gangguan pengiriman. Sementara itu , prospek kampanye militer Israel yang berkepanjangan di Gaza tetap menjadi pendorong utama sentimen pasar. Di tempat lain, produksi minyak di pelabuhan Laut Hitam Russia Novorossiisk juga terhambat diakibatkan badai. Adapun para analis perkirakan, produksi minyak di Russia (negara penghasil minyak ketiga terbesar dunia setelah USA & Saudi Arabia) diprediksi stabil atau bahkan bertambah pada tahun depan seiring Russia telah berhasil mengatasi sanksi ekonomi dari negara-negara Barat.

Corporate News
Penawaran Obligasi Berkelanjutan IV MNC Kapital (BCAP) PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) tengah melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi IV MNC Kapital Indonesia dengan target dana yang akan dihimpun sebesar IDR 650 miliar. Dalam penawaran umum obligasi ini, MNC Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. MNC Sekuritas merupakan perusahaan efek di bawah naungan MNC Group, yang saat ini mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Motion Digital Technology. Untuk diketahui, pada PUB Tahap I ini, BCAP akan menawarkan obligasi dengan jumlah pokok obligasi sebanyak-banyaknya sebesar IDR 260 miliar. Obligasi ini ditawarkan dalam 2 (dua) tenor, yaitu tenor 370 hari kalender, dan tenor 3 tahun. Kupon obligasi dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment) yang ditawarkan dengan kisaran kupon sebesar 10,27% – 11,02% untuk tenor 370 hari kalender, dan 10,94% – 11,69% untuk tenor 3 tahun. (Okezone)

Domestic Issue
Pasar SBN Ritel Diprediksi Bakal Tetap Semarak Tahun Depan, Ini Alasannya Minat masyarakat terhadap produk Surat Berharga Negara (SBN) ritel diprediksi masih bakal tinggi di tahun 2024. Besaran kupon yang ditawarkan menjadi daya tarik utama bagi investor SBN. Chief Dealer Fixed Income & Derivatives PT Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo meyakini, partisipasi investor SBN ritel masih akan cukup besar di tahun 2024. Saat ini tren pergerakan obligasi dinilai masih melihat pergerakan inflasi Amerika Serikat (AS) dan juga luar negeri. Serta, masih menunggu perkembangan situasi geopolitik dan pemantauan data inflasi baik dalam negeri dan luar negeri. Fudji menjelaskan, besaran kupon SBN Ritel kemungkinan masih kompetitif mengingat prospek penurunan suku bunga acuan domestik bakal terlaksana di paruh kedua 2024. Fudji menyebutkan, imbal hasil atau return SBN Ritel nantinya akan mengikuti suku bunga acuan pada saat penerbitan. Dengan kemungkinan imbal hasil SBN tenor 10 tahun sebagai acuan bergerak pada rentang 5,5% – 6,4%, maka besaran kupon SBN ritel berpotensi berada di kisaran 4,5% – 5,5% di tahun 2024. Dia memaparkan bahwa tahun pemilihan umum (pemilu) secara tidak langsung akan berpengaruh kepada harga SBN dan kupon untuk penerbitan SBN baru. Selain Indonesia, beberapa negara juga mengadakan pemilu di tahun 2024, salah satunya Amerika Serikat. “Tren penurunan suku bunga tentunya akan menarik bagi investor dapat membeli obligasi saat harga masih rendah dan menjual ketika suku bunga kembali mengalami penurunan,” imbuh Fudji. (Kontan)

Recommendation
US10YT diperkirakan akan ditutup tahun ini masih dalam pola downtrend PARALLEL CHANNEL, karena sentimen dovish Federal Reserve telah menghancurkan pamor yield US Treasury dan berbalik mengangkat pasar saham. Walau RSI telah melata di area oversold namun tidak menjamin akan terjadi technical rebound. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE.

ID10YT terbentur di resistance MA10 & MA20 dalam usaha technical rebound walau sejatinya masih dalam trend turun berpola FALLING WEDGE. Diperkirakan yield akan stay low pada sisa perdagangan tahun 2023 ini seiring prospek pivot suku bunga di tahun mendatang. ADVISE : HOLD , WAIT & SEE.

Download full report HERE.