Today’s Outlook:
INDIKATOR EKONOMI AS: Data Initial Jobless Claims menunjukkan jumlah orang AS yang mengajukan klaim pengangguran justru drop 16 ribu ke angka 187 ribu pada pekan yang berakhir 13 Januari, merupakan titik terendah sejak September 2022. Data yang secara mengejutkan meleset dari perkiraan 207 ribu dan lebih rendah dari 203 ribu pada periode sebelumnya semakin menegaskan kekuatan pasar tenaga kerja yang beresiko memacu pertumbuhan Upah serta memupuskan ekspektasi pemotongan suku bunga di tahun 2024 ini. Untuk peluang pivot 25 bps terjadi pada bulan Maret, probability telah turun ke angka 55.9% (dari 69.3% di pekan sebelumnya), dan semakin tinggi spekulasi pivot mungkin malah terwujud pada FOMC Meeting bulan Mei dengan 45.7% peluang (naik dari 30.5% di pekan sebelumnya), seperti dilansir dari Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com. Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada hari Kamis bahwa ia memajukan jadwal terkait perkiraan pivot di kuartal ketiga tahun ini dari kuartal keempat, dengan alasan kemajuan yang tidak terduga pada inflasi dan aktivitas ekonomi AS. Bicara tentang aktivitas ekonomi AS, Philadelphia Fed Manufacturing Index yang men-survey 250 perusahaan manufaktur di negara bagian Philadelphia relatif masih menunjukkan pesimisme atas kondisi usaha umum di wilayah tersebut. Di penghujung minggu ini, para pelaku pasar akan memantau angka Existing Home Sales (Des.) serta ekspektasi Inflasi & Consumer Sentiment yang cukup dipandang dari University of Michigan mengenai faktor-faktor tersebut dalam 6 bulan ke depan.

KOMODITAS: Saham-saham energi merosot meski harga MINYAK melonjak karena kekhawatiran akan melemahnya permintaan mereda setelah International Energy Agency (IEA) mengeluarkan proyeksi pertumbuhan yang lebih kuat untuk permintaan minyak. IEA mengatakan bahwa mereka melihat konsumsi minyak global akan naik sebesar 1,24 juta barel per hari pada tahun 2024, naik sebanyak 180.000 barel per hari dari proyeksi sebelumnya. Menambah sentimen terhadap harga minyak, persediaan minyak mentah mingguan AS turun lebih banyak dari yang diperkirakan, meskipun stok bensin dan distilat secara tak terduga mengalami kenaikan.

MARKET ASIA & EROPA : Pagi ini Jepang telah umumkan tingkat Inflasi bulan Desember yang menurun sesuai ekspektasi , melanjutkan spekulasi bahwa Bank of Japan akan terus mempertahankan kebijakan ultra-dovishnya pada pertemuan minggu depan. Trend pelemahan CPI Jepang ini tecermin dari aktivitas Industrial Production bulan Nov yang terkontraksi. Dari Benua Eropa, Retail Sales Inggris dan PPI Jerman akan jadi fokus perhatian pelaku pasar hari ini.

Corporate News
Medco Energi (MEDC) Bakal Terbitkan Obligasi Senilai IDR 1,5 Triliun PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berencana akan menerbitkan surat utang berupa obligasi. Emiten produsen minyak dan gas ini akan menawarkan Obligasi Berkelanjutan V Medco Energi Internasional tahap II tahun 2024 dengan jumlah pokok obligasi sebesar IDR 1,5 triliun. Ini merupakan bagian dari penghimpunan dana lewat penerbitan Obligasi Berkelanjutan V Medco Energi Internasional dengan target dana yang akan dihimpun sebesar IDR 5 triliun. Dalam prospektus yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (18/1), obligasi ini terdiri atas 3 seri. Pertama, Seri A dengan emisi senilai IDR 208,85 miliar dan dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,35% per tahun. Jangka waktu alias tenor obligasi Seri A adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi. Kedua, obligasi Seri B dengan jumlah nilai yang ditawarkan adalah sebesar IDR 427,95 miliar. Obligasi seri B memiliki tingkat bunga tetap sebesar 7,90% dan dengan tenor 5 tahun. Ketiga, obligasi Seri C dengan nilai emisi IDR 863,19 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun. Jangka waktu Obligasi Seri C adalah 7 tahun MEDC akan menggunakan dana hasil obligasi ini untuk dua keperluan. Pertama, melunasi jumlah terutang atas obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun 2024. Kedua, MEDC juga akan menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk membeli surat utang dalam mata uang dolar AS dari pemegang surat utang melalui pasar sekunder yang diterbitkan oleh entitas anak MEDC, Medco Platinum Road Pte. Ltd, sebagai tujuan pelunasan sebagian. (Kontan)

Domestic Issue
Rasio Utang Pemerintah pada Akhir 2023 saat Utang Melonjak jadi IDR 8.144,69 Triliun Jumlah utang pemerintah kembali meningkat menjadi sebesar IDR 8.144,69 triliun pada Desember 2023. Pada periode sebelumnya, utang pemerintah tercatat naik ke posisi IDR 8.041,01 triliun pada November 2023. Rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) juga mengalami peningkatan, dari 38,11 pada November 2023 menjadi 38,59 pada Desember 2023. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam Buku APBN Kita Edisi Januari 2024 menyatakan bahwa tingkat rasio utang pada Desember 2023 lebih rendah dibandingkan dengan akhir 2022 yang sebesar 39,70% dari PDB, juga dari puncak pandemi Covid-19 pada akhir 2021 yang sebesar 40,74% dari PDB. Komposisi utang pemerintah yang didominasi oleh utang dari dalam negeri, dengan proporsi mencapai 71,73%. Berdasarkan instrumennya, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 88,16%. Sementara berdasarkan kepemilikan, perbankan tercatat sebagai pemilik SBN domestik terbesar, yang mencapai 26,51%, diikuti perusahaan asuransi dan dana pensiun yang memegang sekitar 18,47%. (Bisnis)

Recommendation
US10YT berhasil menembus Resistance MA50, menjadikan yield 4.125% sebagai Support terdekat saat ini. Tampaknya lancar menuju Target yield : 4.258%. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

Sebaliknya, ID10YT tampak kurang yakin lanjutkan bullish swing ini dan posisi di atas MA10 tampak gamang bertahan di atas yield 6.684% . Selangkah lagi mencapai Resistance dari level previous High 6.75% , yang apabila mampu ditembus sejatinya akan buka jalan penguatan menuju TARGET yield 6.948% – 6.962%. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.