Today’s Outlook:
MARKET AS: Jerome Powell, Federal Reserve Chairman menyatakan bahwa bank sentral belum siap untuk mengakhiri trend naik suku bunga mereka untuk membawa Inflasi ke target 2%. Pimpinan Federal Reserve tersebut juga mengatakan bahwa jika ke depannya terbukti perlu untuk kembali naikkan suku bunga, bank sentral tidak akan ragu untuk melaksanakannya. Tentunya hal ini jadi agak menggeser harapan pelaku pasar akan pemotongan suku bunga pertama ke bulan Juni 2024, dibanding perkiraan awal pada Mei 2024. Di sisi lain, yield US Treasury bergerak ke teritori positif, di mana yield tenor 2 tahun naik sekitar 12 bps ke 4.64%. Sementara itu yield tenor 30 tahun juga menguat 12 bps setelah lelang sebesar USD24 miliar ternyata tidak diserap pasar sesuai ekspektasi. Lelang menghasilkan yield 4.769%, 5.3 bps lebih tinggi dari kondisi sebelum lelang pada 4.716%; menjelaskan permintaan yang lemah.

DATA EKONOMI AS : Initial Jobless Claims melaporkan adanya 217ribu klaim pengangguran baru di minggu terakhir, lebih tinggi dari forecast 215ribu walau agak sedikit turun dari pekan sebelumnya 220ribu. Hari ini akan dinantikan pandangan dari Univ.of Michigan mengenai sentimen konsumen dan ekspektasi Inflasi di bulan Nov.

MARKET ASIA & EROPA : China laporkan data ekonomi penting yang disorot seluruh dunia yaitu Inflasi (Oct) yang ternyata kembali terjerumus ke wilayah deflasi, rilis di angka -0.2% yoy, malah deflasi ini lebih besar dari perkiraan -0.1%. Inflasi di sektor produsen atau PPI (Oct) pun masih berkutat di angka minus 2.6%, semakin membesar dari deflasi -2.5% di bulan sebelumnya. Hal ini semakin menegaskan bahwa perbaikan ekonomi China pasca-Covid memang masih berjalan di jalur lambat. Tak heran data New Loans terbaru diperkirakan anjlok ke angka CNY 650milyar, dari CNY 2310milyar sebelumnya. Di sisi lain, Retail Sales INDONESIA untuk bulan Sept terbukti meningkat 1.5% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1.1%.

Hari ini akan dinantikan angka GDP 3Q23 untuk Inggris di mana diperkirakan kuartal 3 akan mampu hasilkan pertumbuhan 0.5% yoy, turun dari kuartal sebelumnya 0.6%, dengan demikian menjelaskan pertumbuhan kuartalan minus 0.1% qoq. Lebih lanjut siang harinya, laporan Industrial Production (Sept) dan Manufacturing Production (Sept) , serta Trade Balance (Sept) Inggris juga akan jadi sorotan pelaku pasar Eropa.

KOMODITAS : Harga Minyak menguat pada perdagangan Kamis, berusaha untuk bangkit dari titik terendah 3bulan, di tengah kekuatiran melemahnya permintaan dari China dan AS yang merupakan dua negara ekonomi terbesar di dunia. Technical rebound ini cukup wajar mengingat terjadi di area Support 75.0-74.8,pun ketika indicator RSI memasuki wilayah Oversold. Namun limited downside potential ini butuh lebih dari sekedar Support semata untuk bisa membuatnya rebound kembali setidaknya menuju Resistance pertama yaitu MA10 di harga USD 79.12 / barrel.  

Corporate News
Barito Pacific (BRPT) Milik Prajogo Pangestu Rilis Obligasi IDR 1 Triliun, Bunga Tinggi Emiten Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III tahap II Tahun 2023 sebesar IDR 1 Triliun dengan bunga hingga 9,50%. Hasil penerbitan obligasi akan dipakai BRPT untuk refinancing beberapa obligasi jatuh tempo. Berdasarkan prospektus, obligasi yang merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan III BRPT dengan target dana dihimpun sebesar IDR 3 triliun akan ditawarkan dalam dua seri yaitu A dan B. Seri A dengan pokok obligasi sebesar IDR 700 miliar memberikan tingkat bunga tetap sebesar 8,5% dengan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi. Sementara itu, Seri B dengan pokok sebesar IDR 300 miliar akan memiliki tingkat bunga tetap sebesar 9,5% per tahun dalam jangka waktu 5 tahun. (Bisnis)

Domestic Issue
Kondisi Likuiditas Dolar AS Dinilai Berpengaruh pada Daya Tarik Obligasi Pemerintah Gejolak ekonomi dan market global terkait likuiditas dollar Amerika Serikat (AS) diprediksi berpengaruh pada daya tarik Obligasi rupiah Indonesia (INDOGB). Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran, Surya Indrastomo, menyampaikan bahwa gejolak tersebut mempengaruhi minat investor terhadap obligasi yang diterbitkan Pemerintah Indonesia. Menurutnya, tenor jangka panjang obligasi pemerintah saat ini justru kurang diminati. Rerata, investor cenderung tertarik pada obligasi dengan tenor yang pendek. Sementara tenor dengan jangka waktu di atas 1 tahun kurang diminati. Sehingga untuk menarik investor, yield dari obligasi dengan jangka yang panjang harus ditingkatkan. Dia melanjutkan, jika yield obligasi jangka panjang termasuk jangka pendek meningkat, maka akan berpengaruh pada beban utang pemerintah yang semakin tinggi. (Kontan)

Recommendation
US10YT ada Upaya technical rebound ke atas Resistance MA50 (menjadikan yield 4.608% sebagai Support terdekat saat ini) dan sekarang tengah berusaha uji Resistance MA10 & MA20 di jajaran yield 4.676% – 4.772%. ADVISE : SELL ON STRENGTH.

ID10YT sedikit ada lonjakan technical rebound ke Resistance terdekat : MA50 atau yield 6.856%. Seandainya technical rebound ini berlanjut maka Target berikut adalah MA10 & MA20 di jajaran 6.882% – 6.973% yang mana juga merupakan area Resistance lower channel. Di sini akan diuji apakah ID10YT diperkenankan masuk Kembali ke dalam bullish yield-nya atau tidak. Jika yield Kembali melemah ketika menyentuh area tsb, maka sebaiknya Kembali kurangi posisi.

Download full report HERE.