Today’s Outlook:

MARKET AS: MARKET AS & UK tutup di hari Senin (27/05/24) karena libur Memorial Day, jadi para pelaku pasar tengah memperdebatkan apa yang akan diputuskan oleh EUROPEAN CENTRAL BANK pada tanggal 6 Juni mendatang. Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin punya ruang untuk memangkas suku bunga seiring dengan melambatnya trend inflasi mereka, namun perlu lebih lama untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut. Sementara ECB sepertinya telah menjanjikan penurunan suku bunga pada tanggal 6 Juni, apa yang perlu dipikirkan para pelaku pasar sekarang adalah bagaimana langkah mereka selanjutnya dan laju kecepatan penurunan suku bunga; membuat para pelaku pasar mengevaluasi kembali ekspektasi mereka untuk bertaruh hanya satu kali penurunan suku bunga lagi pada tahun ini. Para pejabat ECB mengutarakan bahwa mereka memerlukan keleluasaan untuk menentukan secara meeting by meeting dan berdasarkan data ekonomi yang dipantau dari waktu ke waktu. Angka Inflasi EUROZONE akan dirilis masing-masing pada hari Jumat (setelah JERMAN umumkan CPI mereka lebih dulu di hari Rabu) di mana para ekonom percaya konsensus hingga 2,5% tidak akan menghentikan ECB untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter minggu depan.

MARKET ASIA & EROPA: Data Senin kemarin menunjukkan laba sektor industri CHINA tumbuh dengan kecepatan stabil di bulan April dibandingkan bulan sebelumnya. Namun berkurangnya optimisme terhadap langkah-langkah stimulus belakangan ini dari Beijing membuat keuntungan di pasar China menjadi terbatas. Sementara itu di benua Eropa, JERMAN merasa masih agak pesimis memandang iklim dunia usaha 6 bulan ke depan, nyata dari indeks German Ifo Business Climate (Mei) yang masih flat di angka 89.3 sama seperti bulan sebelumnya.

KOMODITAS: Harga EMAS menguat tipis pada perdagangan di hari Senin, sedikit naik dari kejatuhan harga pekan lalu seiring para trader mengantisipasi pergerakan pasar logam menjelang pembacaan indeks acuan penting terkait Inflasi AS di pekan ini. Penguatan harga juga diikuti oleh logam mulia lainnya seperti Platinum (+1.2%) dan Perak (+1.7%), serta logam industri seperti futures TEMBAGA 1 bulan naik +0.3%, rebound setelah runtuh dari titik rekor tertinggi pekan lalu. Harga spot emas naik 0.4% di level USD 2343,23/ounce, juga rebound setelah rontok dari titik rekor USD 2450 di pekan lalu. Fokus para trader ada pada apakah pasar fisik tembaga memang seketat yang disangka; dan apakah supply akan tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang. Pasar juga menunggu lebih banyak isyarat dari importir tembaga utama CHINA, terutama mengenai bagaimana pemerintah China berencana mendanai dan melaksanakan sejumlah langkah stimulus yang baru-baru ini diumumkan; selainnya memusatkan perhatian pada data US PCE price index yang sedianya dirilis Jumat. Dari komoditas ENERGY, harga MINYAK terapresiasi 1% dalam perdagangan yang berlangsung lambat seiring hari libur di US & UK, setelah melalui market yang lesu pekan lalu akibat prospek suku bunga AS yang belum jelas terkait Inflasi mereka yang terkesan susah turun. Kontrak BRENT bulan Juli ditutup naik 1.2% pada harga USD 83.12/barrel, sementara futures US WTI naik 93 sen ke harga USD 78.65/barrel. Adapun baik Brent maupun US WTI alami kelongsoran harga 2% dan 3% pada pekan lalu seiring dipublikasikannya Federal Reserve meeting minutes yang menunjukkan bukannya tidak mungkin para pejabat bank sentral AS justru malah akan menaikkan suku bunga kembali jika penanganan Inflasi terkesan stagnan. Rapat OPEC yang dijadwalkan tanggal 2 Juni secara online juga akan pegang peranan penting dalam menentukan masa depan harga Minyak secara mereka akan merundingkan keputusan perpanjangan pemangkasan produksi sukarela sebesar 2.2 juta barrel yang telah berjalan. Sementara itu, hari Senin kemarin Goldman Sachs telah menaikkan prediksi demand minyak global untuk tahun 2030 dan memperkirakan konsumsi akan mencapai puncaknya pada tahun 2034 karena potensi perlambatan dalam penggunaan kendaraan listrik, sehingga menjaga kilang tetap beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata hingga akhir dekade ini.

Corporate News
PGN (PGAS) Telah Lunasi Sisa Obligasi Senilai USD 396 Juta
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), bagian dari Subholding Gas Pertamina, telah melunasi sisa obligasi senilai USD 396,709,000. Direktur Keuangan PGN, Fadjar Harianto Widodo mengatakan, pelunasan tepat waktu sesuai jatuh tempo di 2024 ini merupakan bagian dari pelunasan keseluruhan nilai obligasi sebesar USD 1.35 miliar yang diterbitkan pada tahun 2014 dan dicatatkan pada Singapore Exchange. Pelunasan tersebut dilakukan sesuai periode jatuh tempo atas Surat Utang tersebut. Ia menjelaskan, pelunasan ini dilakukan menggunakan kombinasi dana internal dan fasilitas kredit yang dimiliki oleh PGN sejak tahun 2023. Nilai pelunasan 2024 sesuai dengan sisa Surat Utang yang masih beredar pasca beberapa aksi korporasi yang dilakukan Manajemen melakukan pembelian kembali Surat Utang tersebut di tahun 2022 dan 2023. (Kontan)

Domestic Issue
Pemerintah akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah, Selasa (28/5). Pada lelang SUN kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar IDR 22 triliun – IDR 33 triliun. Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat delapan seri SUN yang akan dilelang mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Lelang bertujuan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024. Berikut rincian dari delapan seri SUN yang akan ditawarkan pada lelang Selasa (28/5): SPN03240828 (New Issuance) akan jatuh tempo pada tanggal 28 Agustus 2024 dengan tingkat imbalan diskonto, SPN12250529 (New Issuance)) akan jatuh tempo pada tanggal 29 Mei 2025 dengan tingkat imbalan diskonto, FR0101 akan jatuh tempo pada tanggal 15 April 2029 dengan tingkat imbalan sebesar 6.87%, FRSDG001 akan jatuh tempo pada tanggal 15 Oktober 2030 dengan tingkat imbalan sebesar 7.37%, FR0100 akan jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2034 dengan tingkat imbalan sebesar 6.62%, FR0098 akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2038 dengan tingkat imbalan sebesar 7.12%, FR0097 akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2043 dengan tingkat imbalan sebesar 7.12% dan FR0102 akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2054 dengan tingkat imbalan sebesar 6.87%. Pada lelang ini kembali ditawarkan Seri FRSDG001 yang merupakan seri Sustainable Development Goals (SDGs) Bond pertama yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. (Kontan)

Recommendation

US10YT harus buat keputusan apakah hendak mencoba uji resistance yield 4.50% up to 4.54% ; atau malah jebol support MA10 / yield 4.436% . ADVISE : WAIT & SEE tunggu ke mana arah penembusan yield yang dipilih.

ID10YT masih terkungkung di dalam trend turun pola channel, yang mana saat ini terjepit antara support MA50 / yield 6.827% dan resistance MA10 / yield 6.9%. ADVISE : Tunggu ke mana arah penembusan sebelum memutuskan jual / beli obligasi.

Download full report HERE.