Today’s Outlook:
MARKET AS: US Dollar menguat dan berada di posisi minggu terkuatnya sejak pertengahan Januari, karena data inflasi AS tampaknya semakin memupuskan harapan untuk penurunan suku bunga. Pemikiran ini didukung oleh data pada hari Jumat yang menunjukkan harga impor AS meningkat sedikit di bulan Februari karena adanya lonjakan biaya produk minyak bumi, lalu diimbangi oleh kenaikan moderat di tempat lain, menunjukkan gambaran tekanan inflasi yang memanas.

Pasar memperkirakan 59.2% peluang penurunan suku bunga setidaknya 25 bps oleh The Fed pada bulan Juni, turun dari 59.5% pada sesi sebelumnya dan 73.3% seminggu yang lalu, menurut FedWatch Tool CME. Bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakannya minggu ini, namun para investor akan mengamati apa yang akan dikatakan bank sentral mengenai ekonomi dan proyeksi suku bunganya.

DOLLAR INDEX naik 0.05% pada 103/43, menutup beberapa penurunan minggu sebelumnya dengan kenaikan 0.71%, dengan Euro naik 0.06% pada USD 1.0889 pada sesi tersebut. Terhadap Yen Jepang, Dollar menguat 0.49% menjadi 149.05, meskipun ada ekspektasi bahwa Bank of Japan akan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada pertemuan minggu depan. IMBAL HASIL OBLIGASI AS bertenor 10 tahun naik 1 basis poin di 4.308% setelah mencapai 4.322%, tertinggi sejak 23 Februari. Imbal hasil 10 tahun telah melonjak 22 bps minggu ini, terbesar sejak pertengahan Oktober. Imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 3.9 basis poin menjadi 4.7297% dan telah naik 24.6 bps untuk minggu ini, lonjakan terbesar dalam dua bulan terakhir.

KOMODITAS : Harga MINYAK turun, sehari setelah mencapai USD 85 per barel untuk pertama kalinya sejak November dan menutup minggu lalu dengan kenaikan lebih dari 3%. Minyak mentah AS ditutup turun 0.27% lebih rendah pada hari ini di USD 81.04 per barel dan Brent turun 0.09% menjadi USD 85.34 per barel.

MARKET ASIA & EROPA: Sejumlah data penting akan datang dari CHINA : Unemployment Rate, Industrial Production, Retail Sales. Disusul siang harinya, dari EUROZONE : CPI (Feb) & Trade Balance (Jan), yang mana diperkirakan Inflasi di tingkat konsumen akan mampu mengerut ke level 2.6% yoy dari 2.8% di bulan sebelumnya.

Corporate News
Obligasi PTPP Kantongi Peringkat idA Outlook Stable dari Pefindo PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mendapatkan sertifikat pemeringkatan dari Pefindo untuk outlook perusahaan dan sejumlah surat utang. Melansir keterbukaan informasi BEI, Minggu (17/3), Pefindo memberikan peringkat idA (Single A) dengan outlook stable untuk sejumlah obligasi PTPP. Obligasi yang masuk pemeringkatan Pefindo tersebut adalah Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Seri B Tahun 2019, Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Seri A dan Seri B Tahun 2021, Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Seri A dan Seri B Tahun 2022, dan Obligasi Berkelanjutan III Tahun 2023. Keempat obligasi ini memiliki nilai IDR 2.79 triliun. Secara keseluruhan, PTPP pun mendapatkan rating perusahaan idA (Single A) dengan outlook stable. “Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuang yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi,” ujar Pefindo dalam keterbukaan informasi. Seluruh pemeringkatan Pefindo kepada PTPP ini berlaku mulai 13 Maret 2024 hingga 1 Maret 2025. (Kontan)

Domestic Issue
Utang Luar Negeri RI Turun, Tinggal Tersisa IDR 6,321.62 Triliun Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat USD 405.7 miliar per akhir Januari. Dengan asumsi USD 1 setara dengan IDR 15,582 seperti kurs referensi Bank Indonesia (BI) kemarin, maka ULN Indonesia akuivalen IDR 6,321.62 triliun. Angka Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia itu turun dibandingkan bulan sebelummya yang sebesar USD 408.1 miliar. Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah per Januari berada di USD 194.4 miliar. Turun dibandingkan Desember 2023 yang sebesar USD 196.6 miliar. Secara tahunan, Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah tumbuh sebesar 0.1% (yoy), melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5.4% (yoy). Penurunan posisi Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah antara lain dipengaruhi oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo. Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah, tambah laporan BI, dimanfaatkan untuk berbagai kepeluan yaitu Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21.1% dari total ULN pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18%), Jasa Pendidikan (16.9%), Konstruksi (13.7%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9.7%). Posisi Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah. (Bloomberg Technoz)

Recommendation

US10YT tengah menunggu detik-detik pengumuman suku bunga dari rapat Federal Reserve yang sedianya diputuskan 20 Maret (atau Kamis dini hari jam 01.00 WIB). Data2 Inflasi menunjukkan suku bunga higher for longer sepertinya masih diperlukan. Resistance kritikal yang perlu dilalui ada di sekitar yield 4.351%, yang mana apabila bisa ditembus maka akan buka jalan menuju TARGET yield : 4.56% – 4.66%. ADVISE : WAIT FOR BREAK OUT to buy or average up. Support : yield 4.21% – 4.17%.

ID10YT juga masih dalam posisi menunggu keputusan bank sentral AS dan RDG BI yang terjadwal di tanggal 20 Maret (Berbarengan dengan hasil resmi Pemilu dari KPU), persis di pintu Resistance yield 6.652%. ADVISE : WAIT FOR BREAK OUT to buy or average up. TARGET : yield 6.75% / 6.8%. support : yield 6.64% – 6.615%.

Download full report HERE.