Kinerja 2Q19 menurun lantaran kontribusi lini bisnis Mesin Konstruksi merosot. Tetapi diversifikasi bisnis melalui segmen Kontraktor Pertambangan dan Pertambangan Emas berhasil menjadi penopang kinerja UNTR pada 2Q19. Prospek bisnis UNTR masih baik dan stabil.

Kinerja Kurang Memuaskan

Pada 2Q19, UNTR mencatatkan pendapatan Rp20,6 triliun (+4% YoY), laba kotor Rp4,9 triliun (+3% YoY), dan laba Rp2,5 triliun (-14% YoY). Penurunan tajam laba bersih disebabkan membengkaknya biaya keuangan hingga Rp260 miliar (+160% YoY). Industri batu bara yang masih lesu berdampak terhadap kontribusi bisnis Mesin Konstruksi UNTR. Sebagai catatan, 47% unit alat berat UNTR dijual ke industri tambang batu bara.

Penekan Kinerja 2Q19

Bisnis Mesin Konstruksi membukukan pendapatan Rp5,6 triliun (-19% YoY) dengan menjual Komatsu sebanyak 736 unit (-40% YoY). Kami memproyeksikan bahwa pada 2019F UNTR masih mampu menjual 3.900 unit alat berat dengan potensi pendapatan Rp23,6 triliun: penurunan kontribusi sebesar 2% menjadi 26% bagi pendapatan UNTR. Bisnis Industri Kontruksi melalui ACSET memberikan kontribusi pendapatan Rp742 miliar (-19% YoY) lantaran beberapa proyek sudah mencapai tahap penyelesaian tanpa ada penambahan proyek baru. Kami memperkirakan bahwa pada 2019F ACSET masih mampu membukukan pendapatan Rp2,9 triliun dengan penurunan kontribusi sebesar 1% menjadi 3% bagi pendapatan UNTR.

PAMA dan Agincourt Menopang Kinerja 2Q19

Bisnis Kontraktor Pertambangan melalui PAMA membukukan pendapatan Rp9,7 triliun (+3% YoY) berkat produksi batu bara yang stabil. Kami memproyeksikan bahwa pada 2019F produksi batu bara bisa mencapai 130 juta tons dan OB Removal menjadi 910 juta bcm sehingga berkontribusi pendapatan Rp48 triliun atau stabil di level kontribusi 44% terhadap pendapatan UNTR. Bisnis Pertambangan emas melalui Agincourt berkontribusi pendapatan Rp1,7 triliun; pencapaian positif bagi lini bisnis baru di tengah penurunan volume produksi. Kami memproyeksikan bahwa pada 2019F, tambang emas Martabe mampu mencapai volume produksi 300.000 oz dengan pendapatan mencapai Rp7 triliun atau naik 2% menjadi 10% kontribusi terhadap pendapatan UNTR.

Rating BUY dengan Target Harga Rp28.000

Diversifikasi bisnis membuat UNTR memiliki kestabilan bisnis jangka panjang sehingga kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp28.000 atau potensi upside 20,8% berdasarkan estimasi menggunakan metode forward P/E 7,7x (-1 SD). Saat ini, UNTR diperdagangkan dengan P/E 2019F 10,6x.

 

Download laporan lengkapnya di SINI