-GOVERNMENT BONDS-
Federal Reserve (The Fed) akan terus menyalurkan likuiditas ke pasar keuangan hingga pemulihan ekonomi AS. Komitmen ini setelah memperhitungkan risiko jangka pendek terhadap ekonomi dan harapan vaksin virus corona. Harga Surat Utang Negara (SUN) ditutup menguat, dengan yield 30-tahun mencapai level terendah dalam 7 tahun terakhir. Yield FR0076 turun hingga meninggalkan level psikologis 7%, atau ditutup di level 6,89%. Angka ini merupakan level terendah pertengahan tahun 2013. Sebelumnya, kongres AS mendekati keputusan bantuan Covid-19 sebesar USD 900 miliar. Paket bantuan ini mencakup stimulus sebesar USD 600 miliar – USD 700 miliar dan perpanjangan bantuan pengangguran.

-CORPORATE BONDS-
Jatuh Tempo Obligasi Korporasi 2021 Tembus IDR 121 Triliun. Pada 2021 mendatang, Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan jumlah penerbitan surat utang korporasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini, yakni berkisar antara IDR 122 triliun hingga IDR 159 triliun. Berdasarkan data Kustodian Sental Efek Indonesia (KSEI) yang diolah Pefindo, nilai obligasi yang jatuh tempo pada 2021 mendatang paling besar di 3Q21, yakni mencapai IDR 38,1 triliun. Kemudian terbesar kedua ada di 2Q21 yaitu IDR 31,7 triliun, lalu di 4Q21 sebesar IDR 29,6 triliun. Sementara untuk 1Q21 paling kecil yakni IDR 22,5 triliun. (Bisnis Indonesia)

-MACROECONOMY-
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 3,75%. Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,75% dalam Rapat Dewan Gubernur BI Desember 2020. Selain menahan suku bunga acuan, bank sentral juga mempertahankan suku bunga deposit facility di level 3% dan suku bunga lending facility sebesar 4,5%. Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga, untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Yield SUN 30 Tahun di Bawah 7%. Investor dapat kembali mencermati tenor panjang. Kemarin, SUN 30-tahun catatkan yield 6,89%, atau yield obligasi pemerintah tersebut melemah 15,2 bps. Yield ini kini lebih rendah dari SUN tenor 25-tahun yang saat ini sekitar 7%. Hal ini mengindikasikan investor kembali minati SUN tenor panjang dengan imbal hasil tinggi, karena risiko jangka panjang yang kian minim. Penguatan tersebut terjadi di tengah sentimen positif penetapan suku bunga acuan the Fed yang tetap di level 0% hingga 0,25%. Sementara itu, suku bunga acuan Bank Indonesia juga ditahan di level 3,75%.