Today’s Outlook:
The Fed mengatakan bahwa mereka memproyeksikan Fed Fund Rate akan merosot ke level 4.6% di tahun depan, dengan demikian perkiraan 3x pemotongan suku bunga masih tetap sama dengan proyeksi awal di bulan Desember. Untuk tahun 2025 dan 2026, The Fed melihat akan ada lebih sedikit penurunan suku bunga, menjadi 3.9% di tahun depan dan 3.1% di tahun 2026, lebih tinggi dari perkiraan awal masing-masing pada 3.6% dan 2.9%. Proyeksi ekonomi AS lainnya meliputi Core Personal Consumption Expenditures (PCE) price index, yang merupakan acuan favorit Inflasi dari The Fed, akan berada di level 2.6% tahun 2024, naik dari perkiraan awal 2.4%. Sedangkan untuk 2025 dan 2026, Inflasi tersebut diestimasi mampu turun lebih lanjut ke level 2.2% dan 2%, tak berubah dari proyeksi awal. Yang menarik adalah The Fed melihat kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini mampu menguat ke tingkat 2.1%, naik cukup tinggi dari 1.4% perkiraan sebelumnya; sebelum GDP melambat jadi 2% di tahun 2025 dan 2026, sedikit lebih tinggi dari prediksi awal masing-masing pada 1.8% dan 1.9%. Sementara itu, pasar tenaga kerja juga diperkirakan masih akan ketat, dengan Tingkat Pengangguran jatuh ke level 4% tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya 4.1%. Powell mengatakan, jika terdeteksi ada pelemahan data yang signifikan di pasar tenaga kerja akan menjadi alasan kuat bagi bank sentral untuk memulai proses pivot. Tak pelak hal-hal yang disebutkan di atas mengirim yield US Treasury tenor 2 tahun turun 7.5 bps ke level yield 4.62% dan tenor 10 tahun mengempis 1.5 bps ke level 4.281%; sementara para analis berpikiran pasar saham masih bisa melaju naik. US Dollar juga menghentikan laju naiknya di mana Dollar Index jatuh 0.433% dan membantu Yen Jepang alami technical rebound. Hari ini sesuai kebiasaan akan dirilis angka Initial Jobless Claims yang diramal akan muncul 212 ribu klaim pengangguran di pekan terakhir, agak naik dari 209 ribu pada pekan sebelumnya. Selain itu, angka S&P Global PMI (Mar.) dan Existing Home Sales (Feb.) akan melengkapi rangkaian indikator ekonomi AS malam nanti.

MARKET ASIA & EROPA: saham-saham CHINA ditutup di teritori positif setelah bank sentral China menetapkan suku bunga tidak berubah, sesuai ekspektasi. ECB President Christine Lagarde menegaskan kembali bahwa keputusan bank sentral Eropa akan didasarkan pada data ekonomi yang dirilis dari waktu ke waktu, namun para pengamat pasar telah menaruh harapan pada bulan Juni sebagai bulan pertama terwujudnya pivot Eropa, dan terdapat 4x pemotongan suku bunga tahun ini. Euro juga berjaya atas US Dollar, ditutup naik 0.51% ke level USD 1.092/EUR. Di tempat lain, INGGRIS umumkan CPI (Feb.) mereka berhasil melandai ke level 3.4% yoy, lebih rendah dari ekspektasi 3.5% dan sukses turun dari bulan sebelumnya 4.0%. JEPANG akan kembali jadi fokus perhatian hari ini secara ada beberapa indikator ekonomi menarik dari sana yaitu angka Trade Balance dan pertumbuhan Ekspor-Impor mereka di bulan Februari, disusul au Jibun Bank Japan Manufacturing & Services PMI (Mar.). Angka PMI yang sama juga akan dinantikan di Jerman, Eurozone, dan Inggris. BANK OF ENGLAND diperkirakan masih akan tetapkan suku bunga tak bergeming di posisi 5.25% pada rapat mereka hari ini.

KOMODITAS: harga MINYAK mundur dari titik tertinggi beberapa bulan akibat menguatnya USD belakangan ini. Harga BRENT tergerus 1.95% ke level USD 81.68/barrel, US WTI juga pullback dari titik tertinggi sejak November lalu, di kala pemerintah AS merilis persediaan minyak mentah AS drop 1,952 juta barrel, jauh di atas pekiraan yang hanya 900 ribu barrel saja, dan menyusul penyusutan 1,5 juta barrel sebelumnya. Pada komoditas lain, EMAS berada di harga USD 2185,69/ounce, juga sedikit mundur dari titik rekor tertinggi bulan ini USD 2194,99/ounce. INDONESIA: Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi pemenang Pilpres 2024. Hasil rekapitulasi KPU secara nasional ini terdiri atas perolehan suara di 38 provinsi dan 128 panitia pemilihan luar negeri (PPLN). Dari total keseluruhan suara sah nasional sebanyak 164.227.475, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691, jauh tinggi dari Anies-Cak Imin 40.971.906 suara dan Ganjar-Mahfud 27.040.878 suara. Pemilu 2024 yang dilaksanakan pada 14 Februari 2024 lalu meliputi pemilihan presiden dan wakil presiden, juga anggota DPR RI, anggota DPD RI, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD kabupaten/kota dengan daftar pemilih tetap (DPT) tingkat nasional sebanyak total 204.807.222 pemilih. Pemilu legislatif yang diikuti 18 partai politik nasional menetapkan PDI Perjuangan merupakan partai yang mendapat suara tertinggi sebanyak 154.548 suara, disusul Gerindra dan Nasdem. Secara bank sentral, RDG BI membuahkan keputusan menahan suku bunga tetap di tempat 6.0% sambil menunggu langkah pivot yang lebih nyata dari The Fed. Nilai tukar Rupiah sedikit bergerak ke level IDR 15.728/USD.

Corporate News
Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Akan Terbitkan Obligasi dan Sukuk, Intip Penggunannya. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) akan melakukan penerbitan dua surat utang sekaligus, yakni berupa obligasi dan sukuk. Emiten grup Sinarmas ini akan melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I dengan total nilai sebesar IDR 4,2 triliun dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I dengan total nilai sebesar IDR 2,8 triliun. Untuk tahap I, surat utang yang ditawarkan terdiri atas Obligasi Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap I Tahun 2024 sebesar IDR 350 miliar, sementara sukuk yang ditawarkan adalah Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Dian Swastatika Sentosa Tahap I Tahun 2024 sebesar IDR 150 miliar. Obligasi Berkelanjutan I dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I ini terdiri atas seri A dengan bunga atau tingkat bagi hasil setara 7,00% – 7,50% per tahun dan jangka waktu 370. Kemudian, Seri B dengan bunga atau tingkat bagi hasil setara 7,50% – 8,50% per tahun dan jangka waktu 3 tahun. Seri C dengan bunga atau tingkat bagi hasil setara 8,25% – 9,00% per tahun dan jangka waktu 5 tahun. Obligasi dan sukuk ini telah mendapatkan peringkat idAA (Double A) dan idAA (sy) (Double A Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Sekitar 70% dari dana yang terkumpul dari hasil emisi Obligasi Berkelanjutan I dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis penyediaan layanan internet dan multimedia entitas anak DSSA, yakni PT Eka Mas Republik. Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk modal kerja dan keperluan korporat umum lainnya. (Kontan)

Domestic Issue
Pemerintah serap dana IDR 12 triliun dari lelang tujuh seri SBSN. Pemerintah menyerap dana sebesar IDR 12 triliun dari lelang tujuh seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 19 Maret 2024. Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan nominal penawaran yang masuk mencapai IDR 21.06 triliun. Seri yang dilelang di antaranya SPNS03092024 (pembukaan kembali), SPNS02122024 (pembukaan kembali), PBS032 (pembukaan kembali), PBS030 (pembukaan kembali), PBSG001 (pembukaan kembali), PBS004 (pembukaan kembali), dan PBS038 (pembukaan kembali). Lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI). Serapan terbesar berasal dari seri PBS032 dengan jumlah nominal dimenangkan senilai IDR 3.85 triliun. Penawaran masuk untuk seri tersebut yaitu IDR 6.92 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,61997 persen. Serapan berikutnya yaitu seri PBS038 yang dimenangkan sebesar IDR 3.55 triliun dari penawaran masuk IDR 4.31 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini ialah 6,96883 persen. Selanjutnya, pemerintah menyerap dana IDR 1.2 triliun dari seri PBS030 dan SPNS02122024. Untuk seri PBS030, penawaran masuk yang tercatat sebesar IDR 1.34 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,48809 persen. Sementara untuk seri SPNS02122024, penawaran masuk yang diterima yaitu IDR 4.40 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,47210 persen. (Antara News)

Recommendation

Seiring dengan nada dovish The Fed akan masa depan suku bunga The Fed di tahun ini, tak heran yield US Treasury tenor 10 tahun mundur teratur dan tidak jadi mendobrak Resistance yield 4.35%. Instead, mereka mencari Support di bantalan Support terdekat: MA10 & MA20 sekitar 4.22%, atau bahkan mungkin ke MA50/yield 4.18%. ADVISE: HOLD.

Sebaliknya, ID10YT tampaknya masih lebih bersemangat untuk menembus Resistance Neckline pola (bullish reversal) DOUBLE BOTTOM pada yield 6.663%. Apabila langkah ini bisa terkonfirmasi nantinya, maka akan membuka jalan penguatan ke arah TARGET yield: 6.75%/6.80%; di tengah perjalanan menuju TARGET lanjutan pada yield 6.867%. ADVISE: WAIT FOR BREAK OUT CONFIRMATION before buying or averaging up.

Download full report HERE.