-GOVERNMENT BONDS-
Kemarin, mayoritas harga Surat Utang Negara (SUN) relatif menguat, di tengah tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejumlah investor cenderung bermain aman, minati safe haven SUN dengan tenor pendek hingga menengah. Sementara itu, SUN tenor panjang seperti FR0067 yang cenderung stagnan, atau dengan yield di level 7,30%. Sedangkan, yield FR0082 turun ke level 6,30%. Pelaku pasar juga masih merespon negatif kasus positif virus Covid-19 di Indonesia yang sudah mencapai 1 juta. Data Kementerian Kesehatan menunjukan total pasien kasus terjangkit Covid-19 sebanyak 1.037.993 orang. Kasus baru baru ini ditemukan pasca sebanyak 54.114 orang selesai menjalani tes Covid-19.

-CORPORATE BONDS-
Bank Mandiri Rilis Green Bond USD 300 Juta. Bank Mandiri (Persero) Tbk tahun ini berencana untuk menerbitkan green bond senilai USD 300 juta, atau setara dengan IDR 4,23 triliun. Saat ini, kondisi likuiditas Bank Mandiri cukup mendukung untuk tahun 2021 bahkan mencukupi sampai tahun 2022. Namun, dengan mempertimbangkan pengembangan bisnis jangka menengah 3 tahun dan 5 tahun, Bank Mandiri masih memiliki plafon global bond USD 2 miliar dan telah direalisasikan USD 1,25 miliar, sehingga tersisa plafon USD 750 juta. Sebagian dari plafon tersebut akan dirilis tahun ini. Selain dalam dolar, perseroan juga masih memiliki plafon obligasi melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar IDR 19 triliun yang berakhir pada Mei 2022 mendatang. Adapun, sepanjang tahun 2020 Bank Mandiri telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi mencapai IDR 1.043,3 triliun tumbuh 12,24% YoY. Pertumbuhan DPK ini juga masih lebih baik bila dibandingkan dengan industri perbankan yang tumbuh 11,11% YoY. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
Belanja Negara 2021 Akan Fleksibel. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan, postur belanja negara, terutama pengeluaran kementerian dan lembaga (K/L) tahun 2021 masih akan fleksibel. Fleksibilitas juga dilakukan pemerintah tahun lalu untuk penanganan pandemi covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional dengan melakukan refocusing dan realokasi belanja K/L. Melalui UU 2/2020 pemerintah menargetkan defisit APBN 2020 sebesar 6,34% terhadap PDB dan untuk tahun 2021 diupayakan menurun di level 5,7% dari PDB. Selanjutnya, defisit akan ditekan hingga berada di posisi 3% terhadap PDB pada 2023. (Investor Daily)

-RECOMMENDATION-
Sentimen Eksternal Data Tenaga Kerja Topang Pasar Akhir Pekan. Minimnya sentimen dalam negeri, membuat investor relatif merespon positif sentimen Amerika Serikat (AS). Data ketenagakerjaan dan rilis kinerja emiten menjadi katalis positif bagi pergerakan Wall Street. Berdasarkan data Bloomberg, bursa Wall Street mulai naik setelah tertekan ke level terendah sejak Oktober 2020. Sejumlah pelaku pasar merespon positif data klaim pengangguran mingguan yang lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, ekspansi ekonomi AS 4Q20 juga turut menjadi katalis positif.