Kinerja 1Q18 Mengkompensasi Penurunan Kinerja 2Q18
Pada 2Q18, SCMA mencatatkan pendapatan bersih dan laba bersih yang masing-masing sebesar Rp1,3 triliun (-6,2% y-y) dan Rp485 miliar (-9,8% y-y). Pendapatan iklan yang lebih rendah dan kenaikan beban program serta siaran menjadi penyebab penurunan kinerja pada 2Q18. Meskipun demikian, kinerja pendapatan bersih selama 1H18 dapat tumbuh sebesar 2,6% y-y yang ditopang oleh peningkatan all-time audience share SCMA (1H18 vs. 1H17) sebesar 4,8% (SCTV +1,9% dan IVM +2,9%).

Agresivitas Mempertahankan Audience Share
Di sisi lain, peningkatan beban program dan siaran 1H18 yang mencapai 12,3% y-y mencerminkan ambisi SCMA untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar audience share. Alokasi beban bertujuan menciptakan konsep dan program acara (Liga Dangdut), sinetron baru, dan perizinan acara khusus (Go-Jek Liga 1). Sebagai catatan, IVM, anak usaha SCMA, mendapatkan alokasi beban yang lebih besar.

Keagresifan ini juga terlihat saat penayangan malam puncak HUT RCTI. Melalui dua stasiun TV utamanya, SCMA menayangkan acara tandingan seperti Dilan 1990 (film terlaris Indonesia pada 2018) dan Program Gempita Asian Games, serta diikuti penayangan beberapa sinetron FTVnya. Alhasil, dua stasiun TV-nya berhasil mengalahkan audience share RCTI pada event itu.

Download laporan lengkapnya di SINI.