SUN benchmark mixed, jelang data inflasi September yang menembus 1%. Berdasarkan survei Bloomberg, Indonesia periode September MoM diproyeksikan catatkan laju inflasi +1,1% (Vs. Aug. deflasi -0,21%). Selain BBM dan angkutan dalam kota, investor mencermati faktor kenaikan harga beras sebagai salah satu penyumbang inflasi September 2022.

Corporate Bonds
ISAT: Bangun Jaringan Telekomunikasi. PT Indosat Tbk (ISAT) mengeksekusi transaksi afiliasi senilai IDR133,57 miliar. Langkah itu dilakukan untuk penyediaan perangkat dan layanan jaringan Very Small Aperture Terminal (VSAT). Adapun, perseroan telah melakukan tender untuk memilih penyedia VSAT, dan Lintasarta terpilih sebagai sebagai pemenang tender tersebut. (Emiten News)

Domestic Issue
Menkeu: Ekonomi Indonesia 3Q22 Tumbuh 6%. Ekonomi Indonesia pada 3Q22 diperkirakan bisa mencapai 5,6% – 6%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan posisi dua kuartal sebelumnya, ungkap Menteri Keuangan. Adapun, pendorong ekonomi Indonesia mampu melesat salah satunya adalah ekspor, periode itu berhasil tumbuh 30,15% YoY mencapai USD27,91Miliar. Sementara, Neraca perdagangan pada Agustus surplus USD5,76Miliar. Selain itu, konsumsi rumah tangga dan investasi juga masih tumbuh baik. (CNBC Indonesia)

Recommendation
Minimnya sentimen data ekonomi pekan ini, membuat investor mulai mencermati rilis data Inflasi Indonesia periode September, pada Senin pekan depan. Adapun dari sisi global, Kepercayaan konsumen lebih kuat, memperkuat ekspektasi kenaikan FFR hingga 4,4% pada FY22E. Salah satu indikator kepercayaan konsumen, Conf. Board Consumer Confidence AS Sept. naik ke level 108,0 (Vs. Aug. 103,6), salah satunya didukung oleh penurunan harga gas. Lebih detail, investor mencermati efektivitas wacana Hawkish lanjutan kenaikan FFR lebih dari +50Bps pada November dan Desember mendatang. Ditengah upaya meredam inflasi, kebijakan moneter ketat lanjutan berpeluang membawa ekonomi AS pada ancaman resesi tahun 2023.

Download full report HERE.