Lelang Sukuk dibawah Target Indikatif. Hasil lelang Sukuk kemarin, pemerintah berhasil memenangkan senilai IDR 7,8 triliun atau dibawah target indikatif IDR 9 triliun. Angka ini, seiring dengan penawaran masuk lelang Sukuk yang hanya senilai IDR 15,8 triliun. Saat ini, pelaku pasar tengah bersikap wait and see, menantikan rilis data inflasi domestik Jumat mendatang. Dari enam seri yang ditawarkan, pemerintah memenangkan PBS031, PBS032, PBS030, PBS029, dan PBS033. Di sisi lain, rendahnya penawaran masuk SPNS13122022, membuat pemerintah tidak memenangkan sama sekali Sukuk tenor 6- bulan ini.

Corporate Bonds
Pefindo Pertegas Rating Obligasi SMI. PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan kembali peringkat idAAA dan idAAA(sy) untuk obligasi dan sukuk PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI yang segera jatuh tempo. Obligasi yang dimaksud adalah Obligasi Berkelanjutan II Tahap II/2019 Seri B senilai IDR 1,3 triliun. Selain itu, Pefindo juga menegaskan kembali peringkat idAAA(sy) untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap III/2019 Seri B senilai IDR 417 miliar. (Bisnis Indonesia)

Domestic Issue
Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia. Lembaga pemeringkat Fitch kembali mempertahankan peringkat utang Indonesia pada BBB atau layak investasi (investment grade) dengan outlook stabil pada Selasa (28/6). Hal ini, menimbang prospek pertumbuhan Indonesia jangka menengah yang baik, serta rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang masih rendah. Namun, Fitch melihat masih ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan oleh Indonesia, yaitu terkait rasio pembiayaan eksternal yang meningkat juga penerimaan pemerintah yang dinilai masih rendah. (Kontan)

Recommendation
Investor Mencermati Spekulasi Soft Recession AS. Ekspektasi konsumen, Conf. Board Consumer Confidence AS Juni, turun ke level 98,7 (Vs. Mei 103,2) memicu kekhawatiran soft recession, dan menjelang rilis earning season bulan depan. Berdasarkan data survei Bloomberg, GDP Annualized QoQ AS 1Q22 diproyeksikan terkontraksi -1,5% (Vs. 4Q21 +6,9%), karena supply-chain shock, dan inflasi tinggi membebani pertumbuhan ekonomi.

Download full report HERE.