Today’s Outlook:
MARKET AS: Statement dari Federal Reserve Chairman Jerome Powell mendukung ekspektasi bahwa bank sentral AS aka mewujudkan pemotongan suku bunga di tahun ini. Powell menjelaskan bahwa rencana pivot ada di depan mata dan ekonomi AS tampak jauh dari resesi, walau beliau belum menjelaskan waktu yang spesifik mengenai kapan suku bunga bisa mulai diturunkan secara gejolak Inflasi masih belum bisa dipastikan. Inflasi memang sudah bisa dijinakkan dengan signifikan sejak menyentuh titik tertinggi di 2022, namun para pembuat kebijakan merasa masih perlu untuk melihat trend turun yang lebih meyakinkan sebelum mereka confident for a rate cut.

DATA EKONOMI: Ketenagakerjaan AS di sektor swasta alias ADP Nonfarm Employment Change agak melemah dari estimasi di bulan Februari (actual: 140 ribu,  forecast: 149 ribu) namun masih lebih tinggi dari bulan sebelumnya 111 ribu. Lebih lanjut lagi, Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTs) juga menunjukkan lowongan pekerjaan mulai turun di bulan Januari (8.863 juta actual vs 8.889 juta previous period), walau dinilai masih cukup sehat karena mampu lalui estimasi dan mengindikasikan masih adanya kekuatan di pasar tenaga kerja. Indikator ekonomi penting lainnya yaitu Nonfarm Payrolls akan ditunggu-tunggu para pelaku pasar hari Jumat nanti, untuk lebih bisa berikan kejelasan mengenai kondisi pasar tenaga kerja. Nanti malam akan dirilis sederet data ekonomi lain seperti: Trade Balance (Jan.) plus kondisi Ekspor – Impor AS, Initial Jobless Claims, Nonfarm Productivity dan Unit Labor Costs untuk kuartal 4/2023.

FEDERAL RESERVE BEIGE BOOK: Menjelaskan outlook ekonomi AS akan berlanjut di trend yang positive seriring ekspektasi pemotongan suku bunga bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi, ditambah lagi melonggarnya pasar tenaga kerja yang ketat dan tekanan Inflasi. The Fed juga melihat aktifitas ekonomi telah mulai meningkat sejak awal Januari, dan pandangan untuk pertumbuhan ekonomi 6-12 bulan ke depan akan diwarnai oleh permintaan yang semakin menguat dan kebijakan moneter yang lebih lunak.

MARKET EROPA & ASIA: Jerman laporkan surplus Trade Balance di angka EUR 27.5 miliar namun yang lebih penting angka ini menjelaskan rekor surplus tertinggi sepanjang sejarah, melampaui angka terbesar sebelumnya di tahun 2016 yaitu EUR 24.1 miliar, didukung oleh peningkatan Ekspor dan Impor yang cukup masif, masing-masing berhasil berbalik positf menjadi 6.3% mom dan 3.6% mom di bulan Januari dari kondisi minus di bulan Desember, serta jauh di atas estimasi yang Cuma sekitar 1 persenan. HCOB Germany Construction PMI juga terdata naik, demikian pula di area Eurozone dan Inggris. Lebih siang nanti, kesehatan indeks perumahan Inggris dan German Factory Orders akan dipantau lebih lanjut terkait kondisi ekonomi Eropa, sebelum ECB menentukan keputusan suku bunga malam nanti sekitar jam 20.15 WIB di mana market perkirakan masih akan ditahan tetap di level 4.5%. Hari ini benua Asia juga akan mencuri perhatian, secara Trade Balance China yang akan jadi fokus di mana surplus diharapkan bisa meningkat sekitar 46% di bulan Februari dengan ekspektasi adanya pertumbuhan Impor. INDONESIA sendiri akan merilis angka Cadangan Devisa (Feb.) pada jam 11.00 WIB, dengan perbandingan USD145.01 miliar pada bulan Januari.

KOMODITAS: Harga MINYAK naik sekitar 1% pada perdagangan Rabu didukung oleh stok persediaan minyak mentah AS terdata lebih sedikit dari ekspektasi secara ada pengurangan besar-besaran dari stok penyulingan dan bensin; plus ditambah adanya statement dari Chairman Federal Reserve yang semakin menegaskan prospek pemotongan suku bunga di tahun ini, yang diharapkan akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya meningkatkan permintaan atas bahan bakar minyak. Futures Brent naik 1.1% ke harga USD 82,96 / barrel merupakan kenaikan pertama dalam 5 hari, sementara US WTI naik 1,3% ke harga USD 79,13. US EIA melaporkan peningkatan persediaan minyak mentah dari pada perusahaan energi bertambah 1,4 juta barrel pada minggu yang berakhir 1Maret, lebih kecil dari forecast analis di polling Reuters pada angka 2,1 juta barrel. Situasi kelangkaan juga mulai terasa karena adanya pemgurangan besar2an pada stok minyak di penyulingan, termasuk solar, bensin, dan heating oil US DOLLAR yang melemah tergelincir ke titik terendah 1 bulan juga membantu sentimen positif bagi demand utk minyak bagi negara pembeli non-AS. SENTIMEN PENDUKUNG harga minyak belakangan ini : mulai dari China yang menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5% di tahun ini, sampai jalan buntu pembicaraan damai dan pertukaran sandera dari Perang Gaza antara Israel-Hamas, pun masih berlanjutnya gangguan supply akibat serangan militan Houthi yang semakin fatal di Laut Merah; last but not least OPEC+ baru saja umumkan perpanjangan pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta bpd di kuartal 2.

Corporate News
BRI (BBRI) Kembali Tawarkan Green Bond Jumbo, Cek Jadwalnya PT Bank Rakyat Indoensia (Persero) Tbk atau BRI kembali menerbitkan Green Bond melalui Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2024 sebesar IDR 2.5 triliun. Penerbitan dilakukan dalam 3 seri yaitu Seri A sebesar IDR 1.23 triliun dengan jangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi dengan kupon 6.15%, Seri B sebesar IDR 879.43 miliar dengan jangka waktu 2 tahun dengan kupon 6.25% dan Seri C sebesar IDR 382.9 miliar jangka waktu 3 tahun dengan kupon 6.25%. Terkait dengan hal tersebut, SEVP Treasury & Global Services BRI Achmad Royadi mengatakan, Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan Perseroan untuk pembiayaan maupun membiayai kembali kegiatan dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan dan untuk kegiatan modal kerja. Di sisi lain aspek risiko dalam obligasi ini pun relatif terjaga, sebagaimana tampak dari peringkat Lembaga Pemeringkat Efek Pefindo yang memberikan pemeringkatan idAAA (Triple A). untuk Obligasi Berwawasan Lingkungan BRI tersebut. Rating tersebut menunjukkan kemampuan kuat perseroan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang. (Emiten News)

Domestic Issue
Kemenkeu Kasih Bocoran SBN Ritel yang Meluncur dalam Seri SDGs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) memberikan bocoran terkait Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang akan rilis dalam seri Sustainable Development Goals (SDGs). Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu, Deni Ridwan mengatakan pihaknya tengah merancang untuk Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI026 yang akan meluncur dalam seri SDGs. Mengacu jadwal Kemenkeu, maka ORI026 akan meluncur pada 30 September-24 Oktober 2024 (tentatif). “Bocoran rencana kami ke depan, tahun ini kami akan memperkenalkan SDGs bond untuk obligasi ritel. Untuk ORI026 sedang kami susun untuk menjadi ORI SDGs,” ujar Deni kepada Bisnis saat ditemui di kantornya, Rabu (6/3/2024). Lebih lanjut dia mengatakan nantinya hasil penjualan ORI026 SDGs akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek yang berkaitan dengan SDGs seperti mengurangi kemiskinan, meningkatkan mutu pendidikan, hingga fasilitas kesehatan yang memadai. (Bisnis)

Recommendation

US10YT melemah persis ke titik support dari trend naiknya yang telah dimulai sejak bottom akhir 2023 lalu, menimbulkan pertanyaan apakah sebentar lagi technical rebound akan terjadi di sekitar yield 4.1% – 4.08% ini ? ADVISE : SPECULATIVE BUY ; AVERAGE UP accordingly . Resistance bertahap sesuai Moving Average : yield 4.127% / 4.23% – 4.25%.

ID10YT : dari beberapa patterns seharusnya suggesting trend yang lebih bullish utk ID10YT, namun kunci saat ini terletak pada NECKLINE pattern (bullish reversal) DOUBLE BOTTOM (light green) di sekitar yield 6.652%, yang jika mampu ditembus maka akan membebaskan ID10YT menuju sejumlah TARGET yield sbb : 6.75% / 6.79-6.80% / 6.87% / 6.95-6.96%, up to level psikologis 7.0%. ADVISE : BUY ON BREAK / AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.