-GOVERNMENT BONDS-
Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) akan diumumkan hari ini. Ekspektasi pasar memperkirakan BI akan menurunkan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR) sebesar 25 bps menjadi 3,50%. Jika ini benar, maka akan menjadi pemangkasan pertama sejak November 2020. Pemangkasan suku bunga, relatif diiringi dengan penurunan yield. Hal ini juga akan membuat selisih (spread) yield Surat Utang Negara (SUN) dengan obligasi pemerintah negara-negara lainnya akan menyempit. Tekanan pasar SUN kemarin, juga di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta turunnya yield US Treasury (UST). Yield SUN tenor 10-tahun berada di level 6,37%, dan UST tenor sama berada di level 1,28%.

-CORPORATE BONDS-
Obligasi Korporasi Berpotensi Beri Return 8%. Berharap pada pemulihan ekonomi yang lebih positif di tahun ini, obligasi korporasi diprediksi mampu memberikan return hingga 8% di 2021. Syaratnya, investor tetap harus memperhatikan beberapa faktor utama sebelum memburu obligasi korporasi. Mengutip laman Bursa Efek Indonesia (BEI), pada penutupan perdagangan Rabu (17/2) total return untuk indeks obligasi korporasi INDOBeXC-TR berada di level 336,27, sedangkan untuk total return indeks obligasi pemerintah berada di level 306,9. Tren suku bunga rendah ikut menyeret penurunan yield atau imbal hasil obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN). Selain itu, suku bunga acuan BI yang saat ini mendorong pelaku pasar untuk mencari alternatif instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Di samping itu, pemulihan ekonomi menjadi alasan bagi korporasi untuk mulai ekspansi dan berani menawarkan obligasi dengan imbal hasil lebih tinggi. (Kontan)

-MACROECONOMY-
Pemerintah Optimistis Ekonomi 2021 Tumbuh 5%. Meski merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 4,5% – 5,5% menjadi 4,5% – 5,3%, pemerintah tetap optimistis ekonomi Indonesia pada 2021 tumbuh 5% sesuai asumsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dengan adanya penanganan Covid dan momentum pemulihan, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini ada di kisaran 4,5% sampai 5,3%, namun titik poin estimasi tetap di 5%. Pemerintah bersama BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Ada faktor baru yang akan menjadi penentu (game changer) pemulihan ekonomi di dalam negeri, yaitu program vaksinasi. (Investor Daily)

-RECOMMENDATION-
Pemangkasan BI 7-DRRR Topang Penguatan SUN. Ekspektasi BI memangkas BI 7-DRRR sebesar 25 bps, berpeluang menahan tekanan pasar SUN. Di sisi lain, pelaku pasar juga masih memantau efektivitas vaksin virus corona, yang membuat mereka cenderung lebih hati-hati dalam perdagangan pekan ini. Investor dalam negeri utamanya berasal dari sektor perbankan yang masih memiliki tingkat likuiditas tinggi dan mencari instrumen investasi optimal. Investor dapat kembali mencermati FR0086, FR0087, dan FR0083.