Today’s Outlook:
MARKET AS: Sentimen statement dari pejabat Federal Reserve yang sekali lagi menegaskan bahwa langkah berikut dari bank sentral AS bukanlah kapan pemotongan suku bunga akan dilaksanakan namun apakah kebijakan moneter saat ini sudah cukup ketat untuk membawa Inflasi ke Target 2%. Walau demikian, pasar peuanham telah memperkirakan 63,4% peluang bahwa dapat terjadi pemotongan suku bunga pertama sebesar 25bps secepat-cepatnya pada FOMC meeting bulan Maret, seperti dilansir oleh survey CME Fed Watch.

Lebih lanjut di pekan ini, para pelaku pasar akan menantikan sejumlah data yang akan dirilis Departemen Perdagangan AS yaitu US GDP kuartal 3 di hari Kamis, disusul Personal Consumption Expenditures (PCE) price index di hari Jumat yang akan menjabarkan pertumbuhan pendapatan dan belanja masyarakat, serta utamanya adalah sebagai ukuran tingkat Inflasi. Namun sebelum itu, malam nanti akan dipantau dahulu angka US Building Permits (Nov) and Housing Starts (Nov) yang akan sedikit memberi gambaran mengenai kesehatan sektor property AS saat ini.

MARKET EROPA: Dari Benua Eropa, Jerman melaporkan pandangan iklim usaha yang masih belum begitu optimis dalam 6 bulan ke depan, tercermin dari German Ifo Business Climate Index (Dec) yang angka-angkanya masih drop di bawah ekspektasi dan posisi di bulan sebelumnya. Adapun sore ini Eurozone akan merilis angka CPI and Core CPI (Nov) yang diperkirakan akan mampu semakin mendingin masing-masing ke level 2,4% YoY dan 3,6% yoy (dari posisi masing-masing sebelumnya: 2,9% dan 4,2%).

MARKET ASIA: Dari Benua Asia, keputusan bank sentral Jepang atas suku bunga di pagi ini akan memulai rangkaian acara penting bank sentral Asia sepanjang pekan.

KOMODITAS: Harga Minyak ditutup lebih tinggi pada perdagangan Senin (18/12/23) didukung oleh meredanya kekhawatiran mengenai over supply berkat Russia yang merencanakan pemotongan ekspor Minyak mentah 50.000 barrel lebih banyak per harinya (jika tidak lebih) ditambah gangguan cuaca belakangan ini telah menghambat pengiriman sekitar 2/3 ekspor Minyak Ural Russia; plus adanya serangan dari pihak militan Houthi Houthi atas kapal-kapal di jalur Laut Merah justru semakin menambah kekhawatiran akan adanya gangguan supply. Harga Minyak mentah acuan AS (WTI) ditutup naik 1,5% pada level USD72.47 / barrel, sementara kontrak Minyak Brent (Eropa) menanjak 1.8% di harga USD77.95 / barrel. Adapun kedua harga acuan tersebut berhasil membukukan kenaikan tipis pada pekan lalu, mematahkan kutukan turun selama 7 minggu berturut-turut, setelah keputusan rapat Federal Reserve yang terakhir memberikan arah yang lebih jelas untuk potensi pemotongan suku bunga tahun depan.

Corporate News
FIF Bakal Terbitkan Obligasi dengan Total Nilai IDR 4.5 Triliun di Tahun 2024 PT Federal International Finance (FIF Group) akan terus memperkuat pendanaan di tahun depan, salah satunya dengan menerbitkan surat utang alias obligasi. Chief Marketing Officer FIF Group, Daniel Hartono menyatakan bahwa pihaknya berencana menerbitkan obligasi senilai IDR 4.5 triliun di tahun 2024. “Dibandingkan dengan tahun 2023, angka tersebut turun sebesar 12% dari IDR 5.1 triliun,” ujarnya kepada Kontan.co.id, pekan lalu. Daniel mengungkapkan bahwa di tahun 2024 penerbitan obligasi tersebut akan dilakukan pada kuartal I dan kuartal III. Namun demikian, perusahaan yang memiliki lima lini bisnis pembiayaan tersebut punya obligasi yang bakal jatuh tempo di tahun depan. “Nilai obligasi FIF yang akan jatuh tempo di 2024 sebesar IDR 4.1 triliun,” ungkapnya. (Kontan)

Domestic Issue
Pasar Obligasi Tumbuh Positif, OJK Ungkap Sentimen Penopangnya Kementerian Keuangan melaporkan, realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang sudah mencapai IDR Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) mengungkapkan, catatan positif atas kinerja pasar surat utang atau obligasi di Indonesia. Serangkaian sentimen makro domestik hingga global menopang tingkat pengembalian (return) efek bersifat utang dan/atau sukuk, sehingga mendongkrak indikatornya di pasar. “Kita melihat  catatan positif khususnya tahun ini, di mana tercermin dari Indonesia Composite Bond Index (ICBI) tumbuh 7.8% year-to-date (YtD) per 15 Desember 2023,” kata Direktur Pengawasan Lembaga Efek dan Lembaga Penunjang OJK, Arif Budiman di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin kemarin. Dari sisi domestik, OJK menilai pemerintah terus berkomitmen dalam pengembangan surat utang. Sejumlah insentif fiskal maupun infrastruktur lain dinilai berkontribusi positif bagi pasar. Sementara di tingkat global, OJK memandang ada apresiasi positif dari pasar terkait langkah bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (the Fed) dalam menahan Fed Fund Rate (FFR) di level 5.25% – 5.50%. “Kami saat ini melihat bahwa secara global surat utang ditopang adanya ekspektasi dipertahankannya suku bunga FFR oleh Federal Reserve dan juga semakin menguatnya pasar surat utang di global,” tegas Arif. (Okezone)

Recommendation
US10YT berusaha bottoming dan bertahan di sekitar Support psikologis level yield 4.0% ; pun di saat RSI sudah masuki wilayah OVERSOLD. Candle Doji di titik Closing yield 3.935% bisa menjadi titik technical rebound ke arah Resistance yield terdekat dalam downtrend pattern ini : 4.06% / 4.1% / 4.18%. ADVISE : SPECULATIVE BUY.

ID10YT menampilkan candle Bearish Engulfing di area Support, didukung oleh RSI positive divergence ; bisa jadi merupakan sebuah tanda pelemahan terakhir yang tersisa (or at least : LIMITED DOWNSIDE POTENTIAL) , jika bukan sebuah ancang-ancang untuk technical rebound. ADVISE : BUY ON WEAKNESS (bertahap). Resistance terdekat : MA10 & MA20 pada sekitar yield 6.63% – 6.64%.

Download full report HERE.