Today’s Outlook:
MARKET AS: Sentimen positif datang dari statement dovish Federal Reserve pekan lalu yang mengindikasikan potensi pivot (pemotongan suku bunga) di tahun depan; seiring para investor memantau PCE price index atau angka acuan yang krusial bagi trend Inflasi.
MARKET ASIA: Bank of Japan mengumumkan keputusan suku bunga tak berubah di area negatif. BOJ pertahankan kebijakan super longgar di mana suku bunga saat ini berada pada level -0.1%. Adapun pertumbuhan Ekspor – Impor Jepang untuk bulan November masih berkutat di wilayah negatif sehingga menyebabkan defisit Trade Balance yang semakin membengkak dari bulan sebelumnya. Selanjutnya bank sentral China yang akan menyusul keputusan suku bunga segera, di mana market memperkirakan tingkat bunga jangka pendek (1 tahun) dan jangka panjang (5 tahun) tetap di tempat mereka saat ini: 3.45% dan 4.20%.
MARKET EROPA: Eurozone laporkan CPI (Nov.) yang sukses melandai ke level 2.4% yoy, lebih rendah dari 2.9% di bulan sebelumnya. Core CPI (Nov.) pun semakin mendekati Target ECB 2% ketika berhasil mendingin ke level 3.6% yoy, sesuai ekspektasi lebih rendah dari 4.2% di posisi bulan Oktober. Siang nanti menyusul Inggris yang akan laporkan Inflasi (Nov.) di mana juga mampu turut melandai ke tingkat 4.3% yoy, dari 4.6% di bulan sebelumnya. Jerman akan lengkapi rangkaian data Inflasi ini dengan umumkan Inflasi di tingkat produsen (PPI) untuk bulan November serta GfK German Consumer Climate (Jan.).
KOMODITAS: Sektor Energy dan Bahan Baku memimpin penguatan market, ditopang oleh kebangkitan harga Minyak hampir 2% akibat meningkatnya serangan kapal laut oleh militan Houthi (Iran-Yaman) di Laut Merah. Angkatan Laut AS telah mengumumkan rencana pengerahan pasukan mereka untuk melindungi pengiriman di jalur perdagangan penting tersebut; langkah serupa sepertinya akan diikuti oleh UK, France, Italy, Norway & Spain. Perlu diketahui, sekitar 12% dari lalu lintas global shipping melintasi Suez Canal, dalam perjalanan dari wilayah Mediterania menuju pasar utama Asia. Serangan tersebut telah membuat sejumlah perusahaan mengumumkan pada akhir pekan lalu bahwa mereka akan menghindari jalur Laut Merah tersebut, bahkan raksasa perusahaan Minyak BP menyatakan bahwa mereka akan menunda sejumlah pengiriman lewat jalur Laut Merah mengingat situasi keamanan yang genting di wilayah tersebut. Sementara itu, sektor Bahan Baku (sumber daya alam) juga meningkat menyusul naiknya harga-harga komoditas termasuk Tembaga di tengah ekspektasi pemotongan suku bunga kelak akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan akan barang tambang metal.
Corporate News
Cari Investor, Danareksa Terbitkan Obligasi Senilai IDR 1 Triliun Holding BUMN Spesialis Transformasi dan Investasi PT Danareksa (Persero) tengah mencari investor guna menunjang rencana kinerja kedepannya. Salah satunya dengan menerbitkan Obligasi VIII Danareksa Tahun 2023 senilai IDR 1 Triliun. Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi menerangkan, penerbitan obligasi ini untuk menunjang rencana transformasi perusahaan kedepannya. Rinciannya, obligasi yang ditawarkan terdiri dari 3 seri, Seri A dengan jangka waktu 370 hari dan indikasi kupon 6,90 – 7,25 persen per tahun, Seri B dengan jangka waktu 3 tahun dari indikasi kupon 7,35-7,90 persen per tahun, serta Seri C dengan jangka waktu 5 tahun dan indikasi kupon 7,50-8,10 persen. “Dana hasil dari penawaran ini setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan seluruhnya oleh Danareksa untuk investasi kepada Perusahaan anak serta refinancing kewajiban perbankan Perseroan,” kata Yadi dalam keterangannya. (Liputan 6)
Domestic Issue
Pemerintah Serap Dana IDR 4 Triliun dari Lelang Enam Seri SBSN Pemerintah menyerap dana sebesar IDR 4 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada 19 Desember 2023. Dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan total penawaran yang masuk sebesar IDR 11.93 triliun. Pada lelang kali ini, seluruh seri yang dilelang merupakan seri pembukaan kembali. Secara rinci, keenam seri tersebut yaitu SPNS04062024, PBS036, PBS003, PBSG001, PBS037 dan PBS038. Serapan terbesar berasal dari seri PBS036 dengan nilai nominal yang dimenangkan sebesar IDR 1,80 triliun. Seri tersebut menerima penawaran masuk sebesar IDR 2,72 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,63945 persen. Adapun dari seri SPNS04062024 dan PBS003, pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana meski masing-masing seri tersebut menerima penawaran masuk sebesar IDR 5,05 triliun dan IDR 1,22 triliun. (Antara News)
Recommendation
Para pelaku pasar pastinya sedang memantau perkembangan yield US Treasury lekat-lekat secara mereka sepertinya menunjukkan gejala bottoming, di tengah kenaikan pasar saham yang kuat bahkan terasa hampir overheating. Seperti halnya pada US10YT yang terdeteksi membentuk base sekitar 3.91%, berusaha tidak terlalu jauh dari level psikologis 4.0% . Walau RSI terus melata di wilayah Oversold, tidak menjadi jaminan technical rebound pada yield US10YT akan segera terjadi, jika downtrend ini sejatinya memang kuat. Moreover, posisi yield yang masih di bawah Resistance pertama : MA10 / yield 4.02% menguatkan asumsi bahwa pola PARALLEL CHANNEL downtrend ini belum akan dipatahkan dengan mudah. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE.
Perilaku yang sama juga tampak pada ID10YT yang memilih lanjut meluncur turun demi menggenapi target bottom sekitar 6.465% , setelah gagal pertahankan support minor yield 6.54%. RSI yang sempat picking up pun terlihat kempes lagi, mengkonfirmasi trend yield yang lemah di bawah Resistance MA10 & MA20. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE.
Download full report HERE.