Sentimen positif data ekonomi, menopang penawaran masuk lelang SUN. Data DJPPR menunjukkan penawaran masuk lelang SUN mencapai IDR 36,9 Triliun, lebih tinggi dari lelang SUN sebelumnya IDR 29,5 triliun. Selain inflasi domestik yang relatif terjaga, investor juga merespon positif hasil FOMC meeting bulan Juli yang sesuai ekspektasi. Pelaku pasar juga melihat bahwa the Fed berpotensi tidak akan seagresif sebelumnya dalam menetapkan kebijakan tingkat suku bunga berikutnya.

Corporate Bonds
KAI Tawarkan Obligasi dan Sukuk IDR 2 Triliun. PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menawarkan obligasi dan sukuk dengan total nilai IDR 2 triliun. Dana yang dihimpun dari penawaran obligasi dan sukuk tersebut akan digunakan pembayaran utang pokok obligasi dan pembiayaan sejumlah pengembangan proyek. Obligasi telah mengantongi peringkat rating double A plus atau AA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). PT KAI bakal melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan I KAI Tahap I 2022 sebesar IDR 1,5 triliun dari target IDR 2,2 triliun. Penerbitan obligasi ini bersamaan dengan penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan Tahap I 2022 sebanyak IDR 500 miliar dari target IDR 800 miliar. (Bisnis Indonesia)

Domestic Issue
Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi pada 2023 Capai 5,9%. Ekonomi global masih menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian. Tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasok. Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan berada pada kisaran 5,3% hingga 5,9%. Lebih lanjut optimisme peluang pertumbuhan ekonomi yang meningkat adalah penanganan pandemi Covid-19 yang saat ini dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain. (Kontan)

Recommendation
Pelaku pasar menantikan rilis data GDP 2Q22. CPI Core terjaga di bawah 3%, membuat masih adanya ruang bagi BI untuk mempertahankan BI 7DRRR 3,50%, seiring CPI Core yang masih berada dalam target BI 2%-4%. Sementara itu, GDP 2Q22 Indonesia yang diproyeksikan tumbuh 5,20% YoY (Vs. 1Q22 5,01% YoY). Di sisi lain, penguatan Greenback menekan Rupiah, yang sempat terdepresiasi mendekati level IDR14.900/USD, sebelum akhirnya ditutup melemah 0,1% secara harian.

Download full report HERE.