-GOVERNMENT BONDS-
Sentimen Eksternal Warnai Pasar Akhir Pekan. AS merilis data klaim tunjangan pengangguran AS sepekan sebanyak 870 ribu orang. Angka ini lebih banyak dari estimasi pasar sebanyak 850 ribu klaim. Sementara, data penjualan rumah baru AS positif dengan lebih dari 1 juta unit rumah terjual pada bulan Agustus, melampaui estimasi pasar sebanyak 898 ribu unit. Sejumlah pelaku pasar mencermati pemulihan ekonomi dalam beberapa bulan ke depan. Pasca, beberapa bagian ekonomi bekerja dengan baik, tetapi beberapa sektor juga kembali melambat. Sementara itu, stimulus fiskal belum membuahkan hasil. Sebelumnya, Partai Demokrat dilaporkan akan menyiapkan paket stimulus senilai USD 2,4 triliun. Nilai tersebut lebih besar dibanding persetujuan Partai Republik dan pemerintah AS. Tanpa stimulus fiskal, pelaku pasar memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 3% di 4Q20, atau turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 6%. Harga SUN domestik akhir pekan mayoritas ditutup melemah, dengan tenor 1-tahun dan 20-tahun yang mencatatkan kenaikan harga. Di sisi lain, yield SUN 10-tahun turun 0,3 bps ke level 6,92%.

-CORPORATE BONDS-
Pefindo Tegaskan Peringka A- Sarana Armada. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) tegaskan peringkat A- terhadap Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dengan outlook dinilai stabil. Peringkat tersebut mencerminkan posisi kuat di industri penyewaan kendaraan, aliran pendapatan yang stabil dengan segmen bisnis yang beragam, dan profil armada yang baik. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat leverage keuangannya yang tinggi, risiko terkait pengembangan bisnis kurir, serta sensitivitas terhadap pertumbuhan makroekonomi yang berpotensi menekan pertumbuhan bisnis. Menurut Pefindo, peringkat yang diperoleh perseroan tersebut bisa dinaikan apabila melampui target pendapatan dan EBITDA, terutama pada bisnis kurir dan penyewaan kendaraan yang diharapkan menjadi penghasil pendapatan utama dalam waktu dekat. Perseroan semakin ekspansi dengan berencana merilis usaha baru dalam bidang jasa perbaikan yang diberi nama fixaja di 4Q20. Usaha baru ini diproyeksikan menelan investasi sebanyak IDR 10 miliar yang bersumber dari anggaran internal perseroan. Sebagai catatan, di tahun 2019 perseroan telah membentuk lini bisnis end to end logistic, yakni Tri Adi Bersama yang merupakan perusahaan penyedia layanan express delivery berbasis teknologi dengan brand Anteraja. Selain membentuk usaha baru, perseroan juga telah mendapatkan persetujuan untuk melakukan right issue sebesar 1,13 miliar saham baru yang terbit dari hasil penukaran obligasi konversi. (Investor Daily)

-MACROECONOMY-
Kewajiban Bersih Posisi Investasi Internasional Naik. Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir 2Q20 mencatat net kewajiban sebesar USD 280,8 miliar atau setara 25,7% PDB, meningkat dari net kewajiban pada 1Q20 yang sebesar USD 256,6 miliar atau setara 22,8% PDB. Bila menilik komponen PII pada akhir 2Q20, semua komponen PII mengalami net kewajiban, kecuali cadangan devisa (cadev) yang mencatat aset neto. Sebagai catatan, kewajiban investasi portofolio meningkat sebesar USD 22,1 miliar. Sementara net kewajiban investasi langsung meningkat USD 18,6 miliar. Peningkatan ini menyebabkan meningkatnya posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) sebesar USD 39,0 miliar. Sebaliknya, posisi kewajiban investasi lainnya mengalami penurunan sebesar USD 1,0 miliar dan kewajiban derivatif finansial mengalami penurunan USD 0,7 miliar. Di sisi lain, posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) pada 2Q20 meningkat sebesar USD 14,7 miliar, terutama ditopang oleh peningkatan cadev sebesar USD 10,7 miliar dan aset investasi langsung sebesar USD 3,0 miliar. Komponen investasi lainnya juga mengalami peningkatan posisi aset, sebesar USD 0,6 miliar. Pun dengan investasi portofolio mengalami peningkatan sebesar USD 0,5 miliar. Di sisi lain, komponen derivatif finansial mengalami penurunan aset sebesar USD 0,2 miliar. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Peningkatan kasus harian Covid-19, masih membayangi pergerakan pasar obligasi domestik awal pekan. Kekhawatiran tingginya kasus harian Covid-19 yang mencapai 4.000 kasus, akan menahan pergerakan obligasi pekan ini. Investor juga tetap mencermati minat sentimen eksternal second wave Covid-19 di Eropa dan sejumlah rilis data ekonomi AS yang membaik. Sentimen tersebut membuat apresiasi nilai tukar dolar AS. Pelaku pasar juga menantikan debat perdana jelang pemilu AS November mendatang. Sementara itu, stimulus tambahan yang diusulkan Partai Demokrat USD 2,2 triliun akan membuat suplai dolar AS meningkat. Adapun, investor tetap menantikan rilis sejumlah data ekonomi global seperti tingkat kepercayaan konsumen AS bulan September, PMI manufaktur China dan data pertumbuhan ekonomi Inggris. Akhir pekan, nilai tukar rupiah menguat tipis 0,1% ke level IDR 14.873/USD di pasar spot. Sementara kurs tengah BI, melemah 1,2% ke level IDR 14.951/USD.