Sentimen di pasar bervariasi antara munculnya potensi krisis perbankan yang baru lagi sekitar masalah First Republic Bank, di mana para investor kuatir pemerintah AS tidak mau meneruskan usaha penyelamatannya, setelah bank tsb melaporkan posisi deposit mereka yang anjlok tajam pada awal minggu ini. Sentimen negatif ini menyeret indeks perbankan S&P500 turun 1.4%, ditambah lagi bank sentral AS juga memperhitungkan kemungkinan untuk men-downgrade penilaian pribadi mereka atas bank terkait, yang mana hal ini akan mempersulit First Republic Bank untuk meminta pinjaman dari The Fed. Indeks penting lainnya yaitu Dow Jones Transportation turut melemah 3.6%, merupakan penurunan terdalam 2hari berturut-turut sejak May 2022, imbas dari rilis data ekonomi Capital Goods (Mar.) yang menjelaskan permintaan baru untuk barang modal hasil pabrikan AS ternyata turun di bawah ekspektasi ; demikian pula dengan pengirimannya ; dengan demikian mengindikasikan belanja perusahaan atas bahan baku sepertinya masih belum mampu bangkit selama kuartal pertama tahun ini. Sejumlah issue di atas merupakan awan gelap yang menaungi sentimen positif dari laporan kinerja para emiten yang ternyata dirilis cukup bullish, di mana sekarang para analis boleh mengurangi proyeksi kontraksi rata2 laba perusahaan S&P500 di 1Q23 menjadi 3.2% saja , dari perkiraan awal 3.9% (163 dari 500 perusahaan yang telah melaporkan laporan keuangan 1Q23 , 79.8% di antaranya berhasil membukukan kinerja di atas ekspektasi , seperti dilansir Refinitiv).

Data makroekonomi penting dari Eropa yang rilis kemarin : GfK German Consumer Climate (May) masih diprediksi lebih bearish dari perkiraan ; walaupun Labour Productivity dari Inggris terdeteksi sudah mulai meningkat dari sejak 4Q22. Di satu sisi, data US Durable Goods Orders (Mar.) sesungguhnya alami kenaikan cukup signifikan di atas forecast & previous period , mengindikasikan permintaan baru untuk barang pabrikan tahan lama sebenarnya cukup tinggi. Hal ini menjadi sumbangsih yang membawa posisi US Trade Balance (Mar.) mampu kurangi defisit ke angka USD84.6milyar.

Sektor energi AS drop 1% seiring harga minyak dunia lanjutkan pelemahan dipicu oleh kekuatiran potensi resesi global ; di tengah kenyataan bahwa persediaan minyak AS secara mingguan ternyata keluar di angka minus 5juta barrel, sangat anjlok di bawah perkiraan yang hanya minus 1.486juta barrel. Menimbang sentimen yang bergulir di pasar saat ini, pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan cukup fokus pada break out bullish IHSG kemarin yang didukung oleh Foreign Net Buy sebesar IDR 1.81triliun. Hal ini mungkin akan jadi pemberat bagi yield obligasi negara seperti tercermin pada yield ID10YT yang balik pulang kampung dan batal menembus Resistance terdekatnya. Di satu sisi, masih ada beberapa data penting yang ditunggu-tunggu pelaku pasar minggu ini yaitu US GDP 1Q23 dan sejenis data Inflasi yaitu PCE Price Index (yang mengukur rata2 kenaikan harga konsumsi pribadi domestik = masih jadi acuan bagi trend laju suku bunga).

Corporate News
PGEO dan TGRA Berburu Modal Jumbo, Korporasi Lirik Green Bond PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) akan menerbitkan surat utang berwawasan hijau atau green bond senilai USD 400 juta atau sekitar IDR 5,97 triliun dengan kupon 5,15 % per tahun. Adapun, PGEO telah menandatangani purchase agreement dengan beberapa pihak selaku initial purchasers, joint global coordinators, dan joint bookrunners (JBR) pada 20 April 2023. Sebelumnya, PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA) juga sempat menyampaikan rencananya merilis green bond di pasar modal lokal untuk mendanai proyek EBT pada 2023. (Bisnis)

Domestic Issue
Genjot Minat Green Bond, Manajer Investasi Butuh Waktu Penerbitan obligasi hijau atau green bond mulai dilirik korporasi sebagai sumber pendanaan dengan adanya dukungan pemerintah untuk bergeser ke energi baru terbarukan. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan minat pelaku pasar terhadap green bond saat ini masih harus dianalisis lebih lanjut karena belum banyak yang menerbitkannya lantaran tergolong instrumen baru. Menurutnya, yang akan membuat green bond menarik adalah kemampuan bayar yang tinggi. (Bisnis)

Recommendation
Uji Support yield US10YT di area previous Low 3.368-3.321% sepertinya berakhir cukup sukses saat ini dengan candle serupa long-leg Hammer, namun masih membutuhkan motivasi lebih untuk tembus Resistance terdekat / MA20 di 3.456% ; yang mana setelah itu bisa membebaskan jalan penguatan yield menuju Resistance / TARGET berikut di : MA10 / 3.517% , disusul MA50 sekaligus jajaran Neckline 3.623-3.644%. ADVISE : Average Up accordingly. ID10YT open Gap Up namun berangsur turun dan sayangnya kembali ditutup di bawah Resistance MA10 & MA20, menjadikan level yield 6.676-6.731% sebagai wilayah barrier terdekat saat ini. ADVISE : Wait & See ; Average Up accordingly.

Download full report HERE.