Today’s Outlook:
Saham Wall Street bergerak mixed; di kala US Dollar naik atas mata uang major dunia lainnya, sementara harga US Treasury tergelincir turun. Data ekonomi yang dirilis hari Kamis juga mengindikasikan pasar tenaga kerja di AS masih lumayan ketat, sementara sektor perumahan dan manufaktur masih lesu. Klaim pengangguran AS pada pekan lalu secara tidak terduga drop menyentuh level terendah dalam 2 bulan. Penurunan selama dua minggu berturut-turut ini mengangkat optimisme bahwa ekonomi AS mampu terhindar dari resesi pada tahun ini. Adapun Inflasi AS terdata makin melandai di bulan Juni, namun kuatnya pasar tenaga kerja juga menopang pertumbuhan upah, dengan demikian membantu daya beli masyarakat tetap terjaga. Di sisi lain, Philadelphia Fed Manufacturing Index yang dipandang cukup penting dalam menggambarkan kondisi usaha khususnya di Philadephia, terungkap semakin memburuk pada bulan Juli ini.
Dari benua lain, China menahan suku bunga acuan tetap di level 3.55% demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi mereka yang masih lesu pasca COVID lockdown. Sedangkan Jerman melaporkan PPI (Juni) yang ternyata masih sedikit lebih memanas daripada ekspektasi. Hal yang sama juga terjadi di Jepang yang melaporkan National CPI & Core CPI untuk bulan Juni di mana posisi mereka juga sedikit naik dibanding bulan Mei. Adapun pagi ini Korea Selatan juga telah merilis data PPI (Juni) yang ternyata terjadi deflasi baik secara tahunan maupun bulanan. Siang hari nanti pelaku pasar baru akan menyorot Inggris terkait apakah kelesuan pada Retail Sales terbukti mampu berkurang pada bulan Juni lalu.
Corporate News
Merdeka Copper (MDKA) Terbitkan Obligasi IDR 2,55 T Emiten tambang Grup Saratoga, PT Merdeka Copper and Gold Tbk. (MDKA) akan mengejar target dana sebesar IDR 15 triliun dari Obligasi Berkelanjutan IV. Salah satunya, dalam waktu dekat akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap III Tahun 2023 senilai IDR 2,55 triliun. Obligasi ini akan ditawarkan tanpa warkat dengan nilai 100% terbagi dalam 2 seri, diantaranya, seri A sebesar IDR 1,08 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,75% per tahun, yang berjangka waktu 367 Hari Kalender sejak tanggal emisi. Sedangkan seri B sebesar IDR 1,47 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8% per tahun, yang berjangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi. (CNBC Indonesia)
Domestic Issue
Penawaran Resmi Ditutup, ORI023 Catat Rekor Tertinggi Baru Penjualan SBN Ritel IDR 28,9 Triliun Penerbitan Pemerintah resmi menutup masa penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI0123 pada Kamis kemarin (20/7/2023), setelah ditawarkan sejak 30 Juni atau berlangsung dalam 21 hari masa penawaran. Masa penawaran sejatinya ditutup pada Kamis jam 10.00 WIB, namun sejak Rabu malam (19/7) kuota nasional pemesanan IDR 28,9 triliun sudah ludes terjual. Akibatnya pada Kamis pagi, kuota pemesanan ORI023 sudah tak tersisa lagi. Pemerintah memutuskan tak menambah kuota, meskipun masa penawaran masih hitungan beberapa jam lagi. Jika nantinya nilai pemesanan IDR 28,9 triliun ditetapkan secara resmi oleh Kementerian Keuangan, maka penjualan ORI023 yang senilai IDR 28.9 triliun tersebut akan jadi rekor tertinggi baru sepanjang sejarah penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. (Bareksa)
Recommendation
US10YT nampak berniat perbaiki posisi dengan naik kembali ke atas Support MA50 dan ke dalam pola channel namun langsung terhalang oleh Resistance MA10 & MA20 persis di titik yield 3.855%. ADVISE : AVERAGE UP di atas yield 3.855-3.876%. TARGET yield : 4.0% / 4.091%.
ID10YT hadapi tantangan krusial persis di level yield 6.296-6.30% sebelum mampu melaju lebih tinggi menuju TARGET yield : 6.336% (MA50) ataupun 6.407%. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.
Download full report HERE.