Today’s Outlook:
Saham-saham global dan US Treasury yield naik pada perdagangan hari Jumat lalu menyusul rilis data tenaga kerja AS yang masih naik di atas ekspektasi, sehingga memunculkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan trend naik suku bunga. Adapun US Nonfarm Payroll rilis di angka 339ribu (vs forecast 180ribu & previous 294ribu); namun tingkat pengangguran (Unemployment Rate) telah sampai di level tertinggi 7bulan yaitu 3.7% (vs titik terendah 53tahun pada 3.4% bulan April). Di sini artinya ada peningkatan pada supply tenaga kerja , yang akan menekan pertumbuhan upah dan ujung2nya melandaikan Inflasi. Terbukti pertumbuhan upah per jam selama bulan May terdata melemah di bawah ekspektasi. Pada satu sisi, data ini tak bs dipungkiri turut membawa kelegaan pada para investor atas harapan mereka bahwa The Fed akan punya alasan kuat untuk menahan kenaikan suku bunga pada FOMC Meeting mendatang 13-14June. Market sudah memperhitungkan 71.3% kemungkinan tsb mampu terwujud, seperti dilansir oleh CME Group FedWatch Tool.

Dari sudut plafon utang AS, Senat AS akhirnya menyepakati naiknya plafon utang AS yang telah mencapai USD31.4triliun juga merupakan jawaban yang telah ditunggu-tunggu para pelaku pasar demi menghindarkan bencana gagal bayar. CBOE Volatility Index, yang menyiratkan indeks ketakutan pasar keuangan, akhirnya mengempis juga ke titik terendah sejak November 2021.

Dengan adanya dua kubu ekspektasi terkait suku bunga, tak pelak membawa US Treasury yield tenor 10tahun menanjak ke level 3.965% ; sedangkan tenor 2tahun yang lebih sentitif bertengger di tingkat 4.509%. Sedangkan harga Emas tergelincir 1.5% ke level USD 1948.11 / ounce ; di saat US Dollar Index merangkak naik 0.483%.

Data Inflasi Indonesia (May) diprediksi akan turut menyumbangkan sentimen positif hari ini, apabila estimasi 4.23% mampu menjadi kenyataan, turun dari bulan sebelumnya 4.33%.

Corporate News
Jatuh Tempo, Obligasi Tambang Emas Milik Sandi Uno (MDKA) IDR 726 Miliar Sabet Rating idA+ Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan surat utang Merdeka Gold senilai IDR 726,35 miliar dengan peringkat idA+. Obligasi berkelanjutan I Tahap I Tahun 2020 Seri B itu, akan jatuh tempo pada 30 Juli 2023. Emiten tambang emas besutan Sandiaga Uno itu, akan melunasi obligasi jatuh tempo tersebut menggunakan kas internal. (Emiten News)

Domestic Issue
Simak Peluang Pasar Obligasi di Akhir Siklus Kenaikan Suku Bunga Pandangan terhadap pasar obligasi membaik seiring dengan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan potensi kebijakan Fed Funds Rate yang lebih akomodatif. “Kedua katalis ini dapat mendorong penguatan pasar obligasi lebih lanjut. Secara historis, pasar obligasi Indonesia menawarkan potensi kinerja yang menarik menyusul jeda kenaikan suku bunga,” ujar Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha. Dampak pengetatan moneter secara agresif di 2022 baru tercermin pada ekonomi riil di 2023. Volatilitas pasar di kuartal pertama 2023 memperkuat pandangan strategis bahwa fluktuasi pasar masih akan tinggi di sepanjang semester pertama 2023. Sentimen pasar diperkirakan dapat membaik di semester kedua 2023 seiring dengan kondisi pelemahan ekonomi telah dicerna oleh pasar dan perhatian beralih menuju potensi kondisi moneter yang lebih akomodatif. (Katadata)

Recommendation
US10YT sepertinya harus uji Resistance MA10 di kisaran yield 3.73%; dalam rangka on the way menuju Target bullish di titik2 yield berikut : 3.83-3.86% / 3.97-4.0%. ADVISE : Buy ; Average Up accordingly. ID10YT belum juga berhasil break pola channel (downtrend) dan sejumlah MA, menempatkan level Resistance terdekat pada range yield : 6.423-6.488% . ADVISE : Buy on Break ; or Average Up accordingly. TARGET : MA50 / 6.60%, and then 6.69-6.75%.

Download full report HERE.