Rilis data lowongan pekerjaan AS atau JOLTs Job Openings drop ke angka 9.931juta, di bawah perkiraan 10,4juta ; mengindikasikan pasar tenaga kerja mendingin, sementara order pabrikan atau Factory Orders (Feb.) juga turun 0.7%, lebih rendah dari forecast -0.5%. Adapun kedua data ini menyusul laporan lemahnya aktifitas manufaktur AS yang telah dirilis lebih dulu hari Senin lalu. Dengan demikian, tersirat makna bahwa pertumbuhan ekonomi AS memang telah melambat dan kekuatiran datangnya resesi ada di depan mata. Di satu sisi, pasar kembali memperhitungkan bank sentral AS tidak perlu menaikkan suku bunga pada FOMC Meeting mendatang bulan Mei, dengan turunnya probabilitas 25bps rate hike menjadi hanya 42% (dari 60% sebelumnya), seperti dilansir CME Group Fedwatch. Dengan prospek resesi, Emas selaku aset safe-haven kembali diburu para investor menjadikan harga tembus level psikologis USD 2000, sementara US Dollar mundur teratur atas mata uang dunia lainnya. Nilai tukar Rupiah sendiri telah mencapai level terkuat 2 bulan pada IDR 14898.5/USD. Dari benua Eropa, kontraksi ekonomi yang sama juga tergambar dari angka Trade Balance Jerman (Feb.) yang tak bisa memenuhi ekepektasi surplus di angka EUR 17milyar, melainkan hanya mampu bukukan EUR 16 milyar (sama seperti bulan sebelumnya). Siang hari ini WIB akan dipantau German Factory Orders (Feb.) dan composite PMI (Mar.) bagi Zona Euro & Inggris. Malamnya para pelaku pasar akan perhatikan data AS untuk S&P Global Composite PMI yang akan jelaskan bagaimana kondisi aktifitas usaha manufaktur & jasa di bulan Maret ; sementara penambahan tenaga kerja di sektor swasta (ADP Nonfarm Employment Change) untuk bulan Maret juga diperkirakan turun dari bulan sebelumnya ke angka 200ribu. Kedua pembacaan ini akan mengatakan lebih banyak mengenai akibat dari trend kenaikan suku bunga AS yang cenderung menekan pertumbuhan ekonomi, dan bagaimana Federal Reserve akan menetapkan kebijakan moneter mereka ke depannya.

Sementara itu, optimisme atas fundamental dalam negeri nampak lebih jelas daripada outlook negara-negara Barat, apalagi setelah Asian Development Bank memprediksi perekonomian Indonesian bisa tumbuh 4.8% di tahun ini, dan meningkat jadi 5% di 2024 (walaupun angka ini melemah dari pencapaian 5.3% tahun lalu). Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah menilai bahwa penawaran masuk (incoming bids) pada lelang sukuk negara yang diselenggarakan kemarin berjalan sangat baik. Total penawaran masuk terpantau sebesar Rp24,77 triliun atau naik dari lelang sukuk dua pekan lalu yang senilai Rp23,51 triliun. Dari total incoming bids, jumlah penawaran yang dimenangkan (awarded bids) ialah sebesar Rp9 triliun. Dengan demikian, bids to cover ratio sebesar 2.75 kali atau lebih tinggi dari lelang sebelumnya sebesar 2.31 kali. BEI Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, penggalangan dana di pasar modal melalui efek bersifat utang (EBUS), rights issue, dan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) selama kuartal I-2023 tembus Rp54,2 triliun.

Corporate News
18 Emiten Siap Terbitkan Surat Utang di Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan bahwa terdapat 18 emiten dan 21 emisi yang masuk dalam pipeline penerbitan efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS). Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sebagian besar penerbit berasal dari sektor keuangan. Adapun 5 perusahaan penerbit surat utang datang dari sektor industri, sedangkan 2 lainnya dari infrastruktur. Sedangkan 1 perusahaan masing masing mewakili sektor energi, dan properti-real estate. (Okezone)

Domestic Issue
Realisasi Penerbitan SBN Hingga Kuartal I 2023 Mencapai IDR 295,45 Triliun Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan, realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sampai dengan kuartal I 2023 mencapai IDR 295,45 triliun. Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan menyampaikan, realisasi tersebut terdiri dari komposisi SBN domestik senilai IDR 247,96 triliun dan SBN valuta asing (valas) sebesar IDR 47,49 triliun. Di kuartal II 2023, pemerintah akan menerbitkan SBN melalui metode lelang dan non lelang, dengan jumlah penerbitan yang akan disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan APBN. Deni juga berujar bahwa di kuartal II 2023, pemerintah juga akan menerbitkan instrumen ritel yaitu Sukuk Tabungan (ST010) untuk mendukung inklusi keuangan dan pendalaman pasar. (Kontan)

Recommendation
US10YT kembali uji Support di level previous Low kisaran yield 3.368-3.321%. So far RSI masih tunjukkan positive divergence, so expect a technical rebound around Support area. ADVISE : Wait & See or, Buy on Weakness. ID10YT malah memilih jebol Support MA50, dengan demikian menjadikan range yield 6.796-6.872% sebagai deretan Resistance terdekat saat ini. Konsolidasi ini bisa berlangsung sampai posisi Support berikut di posisi yield 6.717-6.648%. ADVISE: Wait & See.

Download full report HERE.