Today’s Outlook:
MARKET AS: Rilis data Inflasi AS yang kembali memanas di atas ekspektasi. US headline Inflation berada pada level 3.1% yoy di bulan Januari, melandai dari 3.4% bulan sebelumnya, namun di atas perkiraan para ekonom pada 2.9%. Inflasi inti, yang dipantau The Fed lebih ketat secara itu mengecualikan barang-barang volatile seperti makanan dan bahan bakar, tetap di jalur 3.9% yoy seperti Desember, pun tak bisa memenuhi estimasi untuk mendingin ke level 3.7%. Yield US Treasury tenor 2 tahun sontak melonjak 18 bps ke level 4.654%, sementara yield obligasi AS tenor 10 tahun naik 14bps ke 4.315%. Hasil data Inflasi ini kembali memundurkan peluang para pelaku pasar akan terjadinya pivot di bulan May, menjadi 31.6% saja dari perkiraan awal 50% di hari sebelumnya, seperti dilansir dari Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com. Salah satu pejabat Federal Reserve mengeluarkan statement bahwa mereka cukup confident Inflasi AS tengah mengarah ke Target 2%, walau jalannya mungkin tidak semulus yang diharapkan. Nanti malam masih ada sejumlah indicator ekonomi AS yang akan dipantau para pelaku pasar: Retail Sales (Jan), Initial Jobless Claims mingguan, NY Empire State & Philadelphia Fed Manufacturing Index (Feb), serta Industrial & Manufacturing Production (Jan).

MARKET EROPA : Bicara mengenai Inflasi, Inggris pun melaporkan CPI (Jan) mereka yang ternyata tak berubah dari tingkat 4.0% yoy sama seperti Dec 2023. Pertumbuhan Core CPI di bulan Januari berhasil melandai ke level 3.8% yoy , dari 4.0% pada bulan sebelumnya. Pusat perhatian lainnya dari benua Eropa : Eurozone merilis GDP kuartal 4 / 2023 pada level 0.1% yoy , in-line dengan ekspektasi, setidaknya mampu sedikit menguat dibanding posisi flat 0% pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi ini diamini oleh data Industrial Production yang meningkat cukup pesat di bulan Desember. Hari ini giliran Inggris yang akan merilis GDP  mereka di mana diharapkan kuartal 4 / 2023 masih akan melemah ke level 0.1% yoy (dari 0.3% kuartal sebelumnya) ; diikuti oleh indicator ekoomi penting lain seperti: Industrial & Manufacturing Production (Dec) , Labour Productivity , dan Trade Balance (berbarengan dengan Eurozone).

MARKET ASIA : Tema yang sama pun bergulir di benua Asia, secara Jepang dijadwalkan merilis data GDP dan Industrial Production (Dec) hari ini. Adapun pertumbuhan ekonomi mereka di kuartal 4 diperkirakan telah mampu menguat ke posisi 0.2% qoq dari pertumbuhan negative 0.7% di kuartal 3. Sementara market China masih libur dalam rangka Chinese New Year, Indonesia yang baru saja menyelenggarakan PEMILU akbar kemarin, akan mengumumkan data Trade Balance (Jan) siang nanti sekitar jam 1100 WIB, dengan pergerakan Ekspor – Impor sebagai focus utamanya.

KOMODITAS : Harga MINYAK ditutup melemah pada hari Rabu setelah AS merilis tambahan stok minyak mentah mingguan jauh di atas ekepektasi, dan produksi domestic mencapai titik rekor tertinggi, walau di tengah konflik Timur Tengah yang kembali memanas. Persediaan minyak mentah AS bertambah sekitar 12juta barrel pada pecan yang berakhir 9Feb, mengalahkan prediksi 3.3juta barrel saja, bahkan di kala tingkat utilisasi penyulingan minyak AS drop ke level 80.6% dari 82.4% pada minggu sebelumnya. Di sisi lain, produksi minyak AS mencapai titik rekor pada 13.31 juta barrel per day (bpd). Otomatis kenyataan ini mengirim kontrak minyak mentah West Texas Intermediate ditutup turun 1.6% ke level USD 76.64 / barrel, sementara futures minyak Brent drop 1.4% ke harga USD 81.60 / barrel. Adapun pada hari sebelumnya, harga minyak sempat menguat 1%.

Corporate News
Bank Bukopin (BBKP) Alokasikan Dana IDR 1,44 Triliun untuk Pelunasan Obligasi Subordinasi Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) mengumumkan langkah signifikan dengan menyiapkan dana sebesar IDR 1,44 triliun untuk melunasi pokok dan bunga dari Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap II Tahun 2017 yang akan jatuh tempo pada 28 Februari 2024 mendatang. “Kami dengan ini memberitahukan bahwa perusahaan telah mengalokasikan dana guna melunasi pokok dan bunga obligasi kepada para pemegang obligasi,” kata Presiden Direktur Bank KB Bukopin, Woo Yeul Lee, dalam keterbukaan informasi, Selasa kemarin (13/2). Informasi terperinci mengenai pelunasan obligasi ini disampaikan melalui keterbukaan informasi perseroan. Total pelunasan mencakup pokok obligasi senilai IDR 1,4 triliun dan bunga obligasi hingga tanggal 28 sebesar IDR 38,64 miliar. Manajemen Bank KB Bukopin menjelaskan bahwa proses pelunasan akan dilakukan melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai agen pembayaran kepada para pemegang obligasi. (Emiten News)

Domestic Issue
Penerbitan Obligasi Korporasi Diprediksi Capai IDR 155 T di 2024 Penerbitan obligasi korporasi di tahun 2024 diprediksi lebih ramai dari tahun sebelumnya. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan besarannya bisa mencapai IDR 155,46 triliun. Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto merinci, pihaknya memprediksi penerbitan obligasi korporasi di tahun 2024 mencapai angka sekitar IDR 148,15 triliun hingga IDR 169,05 triliun dengan titik tengah di 155,46 triliun. Dari sisi sektoral, penyumbang penerbitan obligasi yang paling besar adalah industri multifinance, perbankan, dan telekomunikasi. Kemudian disusul sektor keuangan khusus dan juga pembiayaan non multi finance. “Kalau dilihat secara porsi jatuh temponya seperti itu dan kemungkinan biasanya tidak akan jauh berbeda antara struktur jatuh tempo berdasarkan sektor yang tadi saya sebutkan dengan nantinya struktur penerbitan dari sisi masing-masing sektornya,” kata Darto. Sejauh ini, Pefindo telah mengantongi mandat pemeringkatan surat utang korporasi sebesar IDR 52,28 triliun per 31 Januari 2024. Dimana sektor pertambangan tercatat memiliki rencana penerbitan surat utang terbesar. Menurut catatanya, perusahaan di sektor pertambangan memberikan mandat penerbitan surat utang sebesar IDR 6,6 triliun dari tiga perusahaan. Selanjutnya, sektor perbankan sebesar IDR 5,5 triliun dari dua perusahaan. Di peringkat ketiga, industri pulp and paper memiliki rencana penerbitan sebesar IDR 5,26 triliun, diikuti pembiayaan non-multifinance sebesar IDR 4,66 triliun dan konstruksi sebesar IDR 3 triliun. (CNBC Indonesia

Recommendation

US10YT : Memang menjumpai Resistance trendline sekitar yield 4.35% – 4.38%, oleh karena itu pullback wajar terjadi dan diperkirakan menuju Support terdekat : MA10 pada yield 4.175%. Next Support jika tak bertahan : bantalan MA20 & MA50 masing2 pada yield 4.123% dan 4.03% up to angka bulat 4.0% selaku level psikologis. ADVISE : kurangi posisi, tunggu yield mendarat di support yang solid untuk BUY ON WEAKNESS.

ID10YT berada pada posisi yang menentukan apakah mampu mantap lalui Resistance level previous High 6.652% , untuk kemudian menuju TARGET sekitar 6.75%. ADVISE : BUY ON BREAK , or AVERAG UP accordingly. Support harusnya cukup tebal dijaga oleh ketiga layer Moving Average sampai yield 6.60%.

Download full report HERE.