-GOVERNMENT BONDS-
International Monetary Fund (IMF) memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2020 hanya terkontraksi 1,5% dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober silam. Sementara dalam WEO Januari 2021, angkanya direvisi lebih rendah menjadi terkontraksi 1,9%. Sedangkan tahun 2021, IMF memperkirakan PDB Indonesia tumbuh 4,8%, atau dikoreksi cukup dalam dibandingkan WEO Oktober lalu yang sebesar 6,1%. Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Rabu kemarin relatif tertekan. Dengan yield seri FR0082 berjatuh tempo 10 tahun naik ke level 6,33%. Di sisi lain, IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,5% pada 2021, atau lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya pada Oktober lalu. Proyeksi IMF ini mengacu pada hasil, yaitu kecepatan antara mutasi virus dan program vaksinasi untuk mengakhiri wabah ini. IMF juga melihat kemampuan kebijakan masing-masing negara, mendukung secara efektif hingga realisasi vaksinasi itu terjadi.

-CORPORATE BONDS-
Sri Rejeki Isman Tunda Penerbitan Obligasi. Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menunda rencana penerbitan surat utang dengan nilai pokok sebanyak-banyaknya USD 325 juta, atau kurang lebih setara IDR 4,58 triliun. Rencana tersebut ditunda, seiring kondisi pasar belum membaik. Walaupun tetap memiliki likuiditas yang cukup, SRIL akan mencari opsi yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan dana guna membiayai rencana bisnis tahun ini. Sebelumnya, obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) tersebut akan dicatatkan pada bursa Singapura dengan jaminan anak usaha Sritex yaitu Sinar Pantja Djaja, Bitratex Industries dan Primayudha Mandirijaya. Berdasarkan laporan keuangan per 3Q20, perusahaan tekstil ini memiliki aset lancar sebesar USD 1,04 miliar di mana jumlah kas dan setara kas sebesar USD 158,62 juta. (Kontan)

-MACROECONOMY-
BI Borong Surat Utang Pemerintah IDR 25,9 Triliun. Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa sejak perpanjangan surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur BI 16 April 2020 Nomor 566/KMK.08/2020 dan SE No 22/15/KEP.BI/2020 pada tanggal 11 Desember 2020. BI telah melakukan pembelian surat utang negara jangka panjang di pasar perdana sebesar IDR 25,9 triliun dari awal tahun 2021 hingga 20 Januari 2021. Sehingga, sampai 20 Januari 2021 tercatat berdasarkan data transaksi lelang surat utang negara, BI telah mengempit surat utang negara sebesar IDR 898,5 triliun. Jumlah tersebut termasuk realisasi pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar perdana berdasarkan keputusan bersama (KB) pertama sebesar IDR 75,9 triliun dan (KB) kedua IDR 397,6 triliun. Adapun sepanjang tahun 2021, pembelian surat utang negara oleh BI hingga 20 Januari 2021 sebesar IDR 25,9 triliun dengan dengan perincian sebanyak IDR 9,2 triliun di lelang utama dan pembelian lewat green shoe option sebanyak IDR 18, 6 triliun. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Investor Kembali Minati Tenor Panjang. Hal ini terlihat dari hasi lelang Green Shoe Option Sukuk Rabu kemarin. Hasil lelang menunjukkan penawaran terbanyak masuk pada tenor panjang PBS028. Sukuk yang akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 ini, bukukan penawaran masuk hingga senilai IDR 3,9 triliun. Dari penawaran ini, jumlah nominal dimenangkan IDR 2,8 triliun. Selanjutnya investor minati tenor menengah, dengan PBS029 yang jatuh tempo 15 Maret 2034 bukukan penawaran masuk IDR 1,8 triliun. Dengan yield rerata tertimbang 6,56%, pemerintah memenangkan semua penawaran masuk PBS029 ini. Adapun, total penawaran yang masuk pada lelang tambahan tersebut adalah sebesar IDR 8,1 triliun, dengan nominal dimenangkan senilai IDR 7 triliun.