-GOVERNMENT BONDS-
Inflasi Januari yang kembali rendah, dorong minat investor pada obligasi. Hal ini karena real return, atau selisih antara tingkat inflasi dengan yield obligasi semakin melebar. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Januari 2021 sebesar 0,26% MoM dan inflasi tahunan 1,55% YoY. Realisasi inflasi ini lebih rendah dari proyeksi pasar yang sebesar 0,35% MoM dan inflasi tahunan 1,65% YoY. Perlambatan laju inflasi kali ini, lebih dipengaruhi oleh lemahnya permintaan dibanding pasokan yang terjaga. Dampak Covid-19 awal tahun 2021 yang belum reda, masih membayangi perekonomian domestik Indonesia. Hal ini membuat mobilitas berkurang, roda ekonomi terhambat, dan pada akhirnya pengaruh pada permintaan masyarakat. Sementara itu, yield Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark 10-tahun FR0087 turun ke level 6,24%.

-CORPORATE BONDS-
Penjualan Obligasi Korporasi Ritel SMF Masih di Bawah Ekspektasi. Obligasi korporasi ritel masih jadi instrumen investasi yang baru bagi masyarakat Indonesia, membuat penjualannya justru belum maksimal. Hal ini terlihat pada proses penawaran dan penjualan Obligasi Berkelanjutan V Sarana Multigriya Finansial Tahap V Tahun 2021 milik Sarana Multigriya Finansial (SMF) yang ditawarkan melalui BRI Danareksa Sekuritas. Masa penawaran obligasi SMF kepada nasabah ritel ini sudah ditutup pada 21 Januari 2020. Jika mengacu jadwalnya, maka hasil baru bisa diketahui pada 3 Februari mendatang. Setelah mendapat perizinan dari OJK, obligasi SMF nantinya akan ditawarkan kepada nasabah institusi pada 4-5 Februari. (Kontan)

-MACROECONOMY-
BPS Catat Inflasi Januari Sebesar 0,26%. Harga berbagai komoditas di Januari 2021 secara umum menunjukkan adanya kenaikan (inflasi). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Januari 2021 sebesar 0,26% MoM dan secara tahunan sebesar 1,55% YoY. Meski mencatat inflasi, tetapi inflasi pada Januari 2021 lebih rendah daripada inflasi pada bulan Desember 2020 yang sebesar 0,45% MoM dan secara tahunan sebesar 1,68% YoY. Pandemi ini membuat mobilitas masyarakat berkurang dan roda ekonomi bergerak lambat. Ini yang akhirnya berpengaruh pada penurunan pendapatan yang mengakibatkan lemahnya permintaan. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Lelang Tahan Penguatan SUN. Pelaku pasar masih cenderung selektif, baik di primary market atau lelang maupun secondary market. Investor masih mencermati kenaikan kasus positif Covid-19 dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi tahun ini. Sejak pekan lalu, jumlah kasus positif Covid-19 telah mencapai lebih dari 1 juta kasus. Sebelumnya juga, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan laju perekonomian Indonesia akan tumbuh 4,8% atau lebih rendah dari target pemerintah berkisar 5%. Sementara itu, lelang SUN hari ini diperkirakan bisa menarik penawaran investor sekitar IDR 60 triliun hingga IDR 70 triliun, dengan yield benchmark 10-tahun berkisar 6,20% – 6,35%.