Today’s Outlook:
Pasar Asia juga akan mendapatkan kesempatan pertama mereka pada hari Senin ini untuk bereaksi terhadap pidato para pengambil kebijakan global paling berpengaruh di dunia pada simposium Jackson Hole pada hari Jumat lalu; di mana Jerome Powell (Fed Chairman), Christine Lagarde (ECB President), dan Kazuo Ueda (Gubernur bank sentral Jepang) mengutarakan kebijakan moneter mereka masing-masing. Powell memberi sinyal bahwa trend naik suku bunga AS masih akan berlanjut untuk memerangi Inflasi sampai ke level Target mereka di 2%. Sebagai imbasnya, wajar terjadi perlambatan ekonomi serta melemahnya kondisi pasar tenaga kerja. Imbal hasil Treasury sontak melonjak sebagai antisipasi rezim suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, dengan imbal hasil US Treasury 2-tahun sempat naik mendekati siklus tertinggi di 5.12%.

Harga minyak mentah dunia naik untuk kedua kalinya pada perdagangan Jumat (25/08/23) namun belum berhasil untuk menutup pekan lalu di teritori positif ; mengakibatkan harga Crude Oil masih di zona negatif untuk 2 minggu berturut-turut di tengah sinyal Federal Reserve belum usai dengan trend naik suku bunga demi mengendalikan Inflasi AS. WTI ditutup di harga USD 80.05 / barrel pada pekan lalu, turun 1.7% secara mingguan menyusul pelemahan 2.3% di minggu sebelumnya. Namun sebelum itu, Crude Oil naik 7 minggu berturut-turut yang mendongkrak harga WTI hampir 20%. Pekan ini, harga minyak mentah dunia akan menghadapi tantangan & berpotensi bergerak semakin volatil seiring dirilisnya data makroekonomi terkait angka ketenagakerjaan AS, sementara pasar juga menghadapi ketidakpastian dari ekonomi lemah di China ditambah sentimen bullish yang telah memudar dari rencana pemangkaan produksi OPEC+. Prospek naik suku bunga The Fed juga semakin membuat harga Emas global semakin lesu, walau saat ini masih cukup stabil di sekitar USD 1943.3 / ounce.

Corporate News
Bussan Auto Finance Siap Rilis Obligasi IDR 458 Miliar PT Bussan Auto Finance berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV-2023 sebesar IDR 458 miliar dengan tingkat bunga mencapai 6.5% per tahun. Berdasarkan Pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ) yang dipublikasi di Jakarta, Jumat kemarin (25/8), rencana penerbitan obligasi Bussan Auto Finance tersebut merupakan bagian dari PUB Obligasi Berkelanjutan IV yang memiliki target penghimpunan dana IDR 3 triliun. Penerbitan dan penawaran Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV-2023 hanya ditetapkan satu seri, dengan tenor selama tiga tahun atau jatuh tempo pada 8 September 2026. (Emiten News)

Domestic Issue
Jadi Instrumen Investasi Baru BI, SRBI Diharap Bisa Stabilkan Harga Obligasi Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan instrumen baru. Instrumen bernama Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) akan aktif pada 15 September 2023. SRBI bertenor pendek 1 minggu-12 bulan. Adapun instrumen ini memakai obligasi pemerintah milik BI. Dengan berkurangnya pasokan obligasi pemerintah terutama pada permintaan terakhir, SRBI dapat menjadi alternatif investor untuk tetap  investasi pada surat utang Indonesia yang berisiko rendah, tetapi tetap pertahankan imbal hasil yang menarik. (Emiten News)

Recommendation
US10YT belum berhasil naik kembali ke atas Resistance pertama yaitu MA10 di sekitar yield 4.264%. Apabila usaha break out tersebut gagal maka diperkirakan US10YT akan melandai kembali ke Support MA20 sekitar yield 4.189%. ADVISE : Buy on Weakness secara overall trend pattern masih naik.

ID10YT pullback menguji Support MA10 di sekitar yield 6.521%, yang mana jika tak mampu bertahan maka akan mengandalkan bantalan kedua di MA20 / yield 6.416%. ADVISE : SPECULATIVE BUY.

Download full report HERE.