Today’s Outlook:
MARKET US: Perilisan notulen FOMC meeting yang terakhir di bulan September lalu menunjukkan sesuatu, di mana jelas terpancar kehati-hatian dari para pembuat kebijakan dalam melanjutkan tren naik suku bunga sehingga hal ini semakin menambah keyakinan para investor bahwa suku bunga akan ditahan tetap di tempat, setidaknya pada rapat bank sentral AS bulan November nanti. Pada notulen meeting tersebut, para pejabat Federal Reserve menekankan adanya ketidakpastian sekitar kondisi ekonomi, harga minyak, dan pasar keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk kelanjutan kebijakan moneter yang sudah berjalan. Pada FOMC Meeting 19- 20 September lalu, kebanyakan dari mereka tampaknya setuju jika diperlukan satu lagi kenaikan suku bunga pada sisa tahun 2023 ini, namun kenyataannya banyak hal telah terjadi dari tanggal meeting tersebut sampai saat ini; sehingga belakangan ini para pejabat The Fed lebih bernada dovish. Sementara semua mata tengah  menunggu hasil Inflasi konsumen (CPI) AS untuk bulan September, adapun data PPI telah dirilis dengan kenaikan lebih tinggi dari ekspektasi (secara bulanan: 0.5% mom vs 0.3% forecast; secara tahunan: 2.2% yoy vs 1.6% forecast) akibat naiknya harga energi, namun kenaikan Core PPI lebih moderate. Imbal hasil (yield) Treasury AS tenor 10- tahun yang menjadi acuan turun ke level terendah 2 minggu, dipicu kenaikan harga aset safe-haven akibat perang di Timur Tengah yang tengah berkobar setelah kejutan serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada akhir pekan lalu. Israel pun terus menggempur Gaza dengan serangan udara balasan, yang telah menewaskan sejumlah warga sipil, ketika negara itu membentuk pemerintah persatuan darurat pada hari Rabu dan tentaranya mengatakan telah membunuh tiga militan tinggi Hamas.

DATA EKONOMI AS: selain Indeks Harga Konsumen yang ditunggu malam ini sekitar jam 19.30 WIB, Initial Jobless Claims juga kembali jadi sorotan dengan prediksi klaim pengangguran meningkat sedikit dari 207 ribu pekan sebelumnya menjadi 210 ribu. US Crude Oil Inventories juga akan kembali pegang peranan dalam menentukan arah harga komoditas global utama tersebut.

MARKET EROPA: Bicara mengenai CPI, Jerman telah melaporkan CPI (Sept.) di tingkat 4.5% yoy, sesuai dengan ekspektasi dan sukses melandai dari bulan sebelumnya pada 6.1%. Selanjutnya Inggris akan merilis GDP (Agus.), Industrial & Manufacturing Production (Agus.), serta Trade Balance (Agus.). Adapun salah satu pejabat European Central Bank (ECB) berpidato pada pertemuan IMF di Morocco bahwa agak terlalu awal untuk mendeklarasikan kemenangan atas penanganan Inflasi, berhubung adanya perubahan kondisi ekonomi di wilayah Euro-zone. Pejabat ECB menggarisbawahi perlunya kesabaran untuk memantau keadaan dunia lebih lanjut, dan pentingnya memperhatikan data Pertumbuhan Upah pada awal tahun depan untuk lebih memahami ke mana arah Inflasi di benua Eropa.

MARKET ASIA: Setelah laporan penjualan Sepeda Motor yang kurang memuaskan, penjualan Mobil di Indonesia pun tampak anjlok -20.1% (Sept.) untuk 4 bulan berturut-turut dan hampir menyamai level terendah di tahun ini pada bulan Mei yang merosot -28.8%. Korea Selatan laporkan posisi Current Account (Agus.) yang meningkat dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, penurunan Machine Tool Orders dari Jepang terdeteksi mulai melambat. Jepang baru saja merilis data PPI (Sept.) di bawah perkiraan (2.0% yoy vs 2.3% forecast), pun lebih rendah dari bulan sebelumnya 3.3%. Siang hari ini para pelaku pasar menantikan data New Loans dari China yang diharapkan semakin meningkat menjadi CNY2.5 miliar dari posisi sebelumnya CNY1.36 miliar, yang akan menjelaskan ekonomi China bergulir ke arah yang lebih bersemangat.   

Corporate News
Obligasi dan Sukuk Samator Indo Gas Dicatatkan di BEI Pemeringkat Efek Obligasi Berkelanjutan III PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) tahap I/2023 senilai IDR 70 miliar, dan Sukuk Ijarah III tahap I/2023 sebesar IDR 70 miliar dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (11/10).Ini merupakan bagian dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan III AGII senilai total IDR 750 miliar dan Sukuk Ijarah III AGII senilai total IDR 1.25 triliun. Menurut Pengumuman BEI, Rabu (11/10), obligasi berkelanjutan AGII tersebut terdiri atas seri A sebesar IDR 41 miliar dengan bunga tetap 7.40% per tahun dan tenor tiga tahun, dan seri B senilai IDR 29 miliar memiliki tenor lima tahun dengan bunga tetap 7.90% per tahun. Adapun Sukuk Ijarah AGII III/2023 terdiri atas seri A sebesar IDR 35.5 miliar dengan jangka waktu tiga tahun, dan seri B senilai IDR 34.5 miliar dengan tenor lima tahun. (Data Moneter)

Domestic Issue
Tiga Hari Ditawarkan, ORI024 Laku Terjual IDR 1.86 Triliun Angka penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI024 mencapai IDR 1.86 triliun pada hari ketiga penawarannya, Rabu (11/10/2023). Mengacu pada data salah satu mitra distribusi Investree, Rabu (11/10/2023) pukul 15.35 WIB, ORI024 tenor tiga tahun (ORI024 T3) telah laku terjual sebanyak IDR 1.43 triliun dari target penjualan nasional sebesar IDR 5 triliun. Artinya, masih ada sekitar IDR 3.56 triliun kuota ORI024 yang dapat dibeli investor tanah air di sisa masa penawaran. Sementara itu, angka penjualan ORI024 tenor enam tahun (ORI024-T6) terpantau lebih rendah jika dibandingkan dengan tenor pendek. Hingga sore ini, ORI024-T6 baru laku terjual sebanyak IDR 426.46 miliar atau setara dengan 0.85 persen dari target penjualan sebesar IDR 5 triliun. Dengan demikian, masih tersisa sekitar IDR 4.57 triliun kuota ORI024 tenor enam tahun yang tersedia bagi masyarakat Indonesia. (Bisnis)

Recommendation
US10YT masih mencari Support solid berikutnya setelah jatuh ke bawah MA10 dan kali ini lanjut jebol Support MA20, menjadikan range 4.586% – 4.687% sebagai Resistance yield terdekat. ADVISE: lanjut kurangi posisi. Support berikut : lower channel (pink & blue) serta MA50 di jajaran yield 4.506% – 4.365%.

ID10YT continues to look for next Support, seiring belum berhasil usahanya untuk Kembali naik ke atas MA10, menjadikan level 6.989% – 7.9% sebagai Resistance yield terdekat saat ini. ADVISE: lanjut kurangi posisi. Support berikut: MA20 sekitar yield 6.873%.

Download full report HERE.