Today’s Outlook:
MARKET AS: Perekonomian AS mencatatkan penambahan pekerjaan di sektor publik lebih banyak daripada yang diperkirakan pada bulan Januari, dengan Nonfarm Payrolls di negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini meningkat 353.000 bulan lalu, jauh lebih banyak daripada 187.000 pekerjaan yang diperkirakan. Pertumbuhan Upah yang juga jauh lebih kuat, merupakan ancaman untuk meningkatkan Inflasi, mengacaukan prospek penurunan suku bunga dengan beberapa ekonom sekarang menyarankan bahwa pivot perdana dapat ditunda. Di satu sisi, indikator ekonomi tsb jelas menyatakan bahwa ekonomi AS tetap kuat dan oleh karenanya jauh dari resesi.

MARKET ASIA : Serangkaian data ekonomi mewarnai regional Asia Pacific di hari Senin ini, setelah di pekan para investor mencerna laporan ketenagakerjaan AS dan sentimen negatif terakhir di China. Kalender ekonomi hari ini akan diramaikan oleh angka Purchasing Managers Index dari China dan Jepang, serta tak lupa GDP Indonesia. Adapun para ekonom mempunyai pemikiran terpisah apakah aura bullish pasar saham AS akan mampu menulari pasar keuangan Asia, di saat IMF pekan  lalu memperingatkan bahwa ekonomi China bisa melambat ke 3.5% pada tahun 2028, di tengah merosotnya pasar saham China selama 6bulan berturut-turut saat ini. MARKET INDONESIA: Ekspektasi pertumbuhan ekonomi INDONESIA pada kuartal 4 / 2023 berada pada angka 5.0% yoy, didukung oleh konsumsi domestik, walau pertumbuhan kuartalan diprediksi hanya mampu pada level 0.4% qoq.

Corporate News
WOM Finance Bakal Terbitkan Obligasi 2024, Targetkan Pembiayaan Baru IDR 6.5 Triliun PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) menyatakan di tahun 2024 telah menyiapkan aksi korporasi yang akan dijalankan. Di sisi lain, di awal tahun ini perusahaan juga berhasil menyalurkan pembiayaan yang cukup signifikan. Chief Financial Officer WOM Finance Cincin Lisa Hadi mengatakan pihaknya berencana melakukan penerbitan obligasi di tahun ini. Sayangnya, dia tak menyebutkan berapa nilai penerbitan obligasi tersebut. “Perusahaan berencana melakukan penerbitan obligasi pada tahun 2024 untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (2/2). Cincin mengungkapkan, aksi merger dan akuisisi perusahaan pembiayaan (multifinance) menjadi salah satu indikator bahwa bisnis multifinance memiliki prospek yang baik. Dia melihat, WOMF optimis bisnis bakal terus bertumbuh seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia.l “(Tahun ini) perusahaan belum memiliki rencana akuisisi ke depannya,” ungkapnya. (Kontan)

Domestic Issue
ORI025 Terjual IDR 3.5 Triliun Sepekan, Kuota IDR 25 Triliun Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025 telah terjual sekitar IDRR 3.56 triliun per Minggu, (4/2/2024) atau periode sepekan masa penawaran dengan total kuota awal sebesar IDR 25 triliun. Adapun, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menawarkan ORI025 mulai 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024. ORI025 meluncur dalam dua seri, yaitu 0RI025-T3 dengan tenor 3 tahun dan ORI025-T6 dengan tenor 6 tahun. Mengacu data salah satu mitra distribusi PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) per Minggu, (4/2/2024) pukul 09.40 WIB, secara rinci, ORI025-T3 telah terjual sekitar IDR 2.72 triliun atau 18.19% dari kuota awal IDR 15 triliun. Alhasil, kuota pembelian ORI025-T3 tersisa IDR 12.27 triliun. Selanjutnya, ORI025-T6 telah terjual sekitar IDR 834 miliar atau 8.34% dari kuota awal IDR 10 triliun. Artinya, kuota pembelian ORI025-T6 tersisa IDR 9.16 triliun. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan penjualan ORI025 diprediksi tembus hingga IDR 23 triliun. Pasalnya, kupon ORI025 lebih tinggi dibandingkan Obligasi Negara Ritel seri-seri sebelumnya. “Kami perkirakan penjualan ORI mampu meningkat hingga mencapai IDR 20 triliun-IDR 23 triliun untuk tenor 3 tahun dan IDR 9 triliun – IDR 12 triliun untuk tenor 6 tahun. Seri [kupon] penjualan ini lebih tinggi, bahkan dibandingkan dengan seri ORI024 dan ORI023,” ujar Josua. Lebih lanjut dia mengatakan, kenaikan bunga ORI025 diperkirakan menjadi salah satu daya tarik penerbitan ORI kali ini, terutama mengingat adanya potensi upside dari pergerakan obligasi di paruh kedua 2024. (Bisnis

Recommendation

US10YT malah sudah mampu bertengger di atas Support ketiga Moving Average berdasarkan view suku bunga higher for longer berkat laporan Nonfarm Payroll yang kuat di atas ekepektasi ; sebentar lagi menyentuh Resistance penentuan di level yield 4.118%. Penembusan level ini akan semakin membuka peluang yield menguat menuju TARGET : 4.194% – 4.20%. ADVISE : BUY ON BREAK / AVERAGE UP accordingly.

ID10YT masih berusaha menemukan Support yield, yang mungkin berada di level 6.50% – 6.465% berdasarkan level previous Low. ADVISE : WAIT & SEE.

Download full report HERE.