-GOVERNMENT BONDS-
Hasil lelang Sukuk negara mencatatkan penawaran masuk senilai IDR 19,9 triliun. Pemerintah menawarkan sebanyak enam seri SBSN yang terdiri atas 1 surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan lima project based sukuk (PBS). Adapun, nilai kali ini sedikit lebih tinggi dibandingkan hasil penawaran pada lelang sebelumnya sebanyak IDR 14,5 triliun. Lebih detail, penawaran masuk terbanyak pada seri PBS027 senilai IDR 7,6 triliun, dengan yield rerata tertimbang 4,82% dan nominal dimenangkan IDR 6,45 triliun (bid to cover ratio 1,19x).

-CORPORATE BONDS-
Produsen Minyak Goreng Filma Emisi Obligasi IDR 1,5 Triliun. Emiten produsen minyak goreng Grup Sinar Mas, Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR), berencana akan menerbitkan obligasi senilai IDR 1,5 triliun. SMAR berencana untuk mengemisi obligasi berkelanjutan III SMART Tahap I Tahun 2021 akan diterbitkan dalam 3 seri dengan rincian seri A memiliki tenor 370-hari, seri B bertenor 3-tahun, dan seri C dengan tenor 5-tahun. Adapun, obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan III SMART dengan target dana yang dihimpun mencapai IDR 5 triliun. Obligasi itu tidak dijamin dengan jaminan khusus dan telah mendapatkan peringkat A+ dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Masa penawaran awal obligasi itu direncanakan pada 4-21 Mei 2021, masa penawaran umum pada 3-7 Juni 2021, tanggal penjatahan 8 Juni 2021, dan tanggal pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia pada 11 Juni 2021. (Bisnis Indonesia)

-MACROECONOMY-
PMI Global dan Nasional Kembali Cetak Rekor. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur global yang tercatat sebesar 55,8 kembali meneruskan penguatannya dan mencapai angka tertinggi sejak April 2010. Sejalan dengan global, Indonesia juga meneruskan penguatan dan kembali mencatatkan rekor tertinggi sejak survey dilakukan. Adapun PMI Global meningkat didorong oleh pertumbuhan solid di sisi new orders, new export business, dan employment. Eropa dan AS mencatatkan kinerja manufaktur yang sangat kuat yang didorong pertumbuhan new orders seiring kenaikan permintaan. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Pelaku Pasar Menantikan Data GDP Indonesia. Investor akan mencermati rilis data GDP Indonesia untuk periode 1Q21, dengan proyeksi pasar masih dalam kondisi kontraksi sebesar 0,87% YoY. Artinya, kontraksi ekonomi Indonesia akan terjadi dalam empat kuartal terakhir atau tepat setahun, yang membuat Indonesia masih berada dalam jurang resesi ekonomi. Dalam jangka pendek, investor dalam kembali mencermati FR0086 dan FR0087. Serta FR0083, yang masih mencatatkan yield berada di atas level 7%.