Today’s Outlook:
DATA EKONOMI AS : PCE price index dirilis sesuai perkiraan, di mana menguat 0.3% mom serta 2.4% yoy untuk bulan Januari, merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Feb 2021 menyusul pertambahan 2.6% di bulan Desember, sehingga meredakan kekuatiran para investor bahwa tingkat Inflasi yang susah turun akan membuat The Fed pertahankan suku bunga tinggi untuk waktu yg lebih lama. Ditambah lagi, laporan mingguan Initial Jobless Claims mendata naiknya 13ribu klaim pengangguran pada pekan yang berakhir 17Feb (total actual : 215ribu), di atas prediksi para ekonom bertambah 8ribu (forecast : 210ribu). Malam ini gelombang indikator ekonomi masih akan berlanjut dengan laporan penting : Manufacturing PMI (Feb) dari S&P500 serta ISM, Construction Spending (Jan), serta pandangan2 penting dari University of Michigan terkait ekspektasi Inflasi & konsumen mengenai iklim usaha 6bulan ke depan.

MARKET SENTIMENT LAINNYA : Menyikapi semua data tersebut, yield US Treasury sontak melemah terbatas namun masih ditopang oleh data pendapatan pribadi (Personal Income) yang mencakup gaji, pendapatan dari property, plus keuntungan lain-lain, meningkat 1% di bulan Jan dan oleh karenanya akan menjaga daya belanja konsumen / masyarakat tetap solid. Dua pejabat The Fed pun dikutip satu suara bahwa mereka cukup optimis pemotongan suku bunga dapat terealisasi tahun ini, walau tak menyebutkan waktu yang spesifik sekitar bulan-bulan di musim panas. Seperti diketahui, para pelaku pasar telah memperhitungkan peluang terbesar pivot terwujud adalah di bulan Juni , seperti dilansir dari CME FedWatch Tool. Di tempat lain, Dewan Perwakilan Rakyat AS membuat kemajuan dalam usaha mereka menghindarkan shutdown pemerintahan Presiden Joe Biden, dengan mendukung permohonan untuk memperpanjang pembiayaan pemerintah selama 1 minggu , supaya diluluskan oleh dewan pimpinan tertinggi.

MARKET ASIA : Jepang laporkan BoJ Core CPI yang stabil di level 2.6% yoy di bulan Februari, lebih tinggi dari ekspektasi 2.3%, namun didukung oleh Construction Orders yang menguat drastis ke tingkat 9.1% di bulan Jan, dibanding 0.4% pada bulan sebelumnya ; merupakan angka pertumbuhan ekonomi yang disikapi positif oleh pasar, karena mengimbangi data perkiraan awal Industrial Production yang terdepresiasi berat minus 7.5% di bulan Jan, ketimbang 1.4% pada bulan sebelumnya. Pagi ini Jepang telah umumkan Unemployment Rate (Jan) yang masih tak berubah di level 2.4%. Lebih lanjut hari ini, dinantikan data au Jibun Bank Japan Manufacturing PMI (Feb) yang diharapkan akan semakin bergerak naik menuju arah batas ekspansif. Sementara itu, negara tetangga Negeri Ginseng , Korea Selatan publikasikan angka surplus Trade Balance jauh di atas perkiraan, terbantu oleh angka Impor yang semakin anjlok , persentase penurunannya lebih besar daripada pertumbuhan Ekspor. Yang lebih menjadi highlight hari ini dari benua Asia adalah pengumuman Chinese Composite PMI (Feb) yang mana sepertinya China masih harus lebih menggantungkan harapan pada sektor Jasa untuk menjaga PMI tetap berada di atas level 50.

MARKET EROPA : Benua Eropa tak mau kalah dengan menggelar sejumlah indikator ekonomi sejak kemarin , terutama banyak datang dari Jerman : Retail Sales (Jan) masih terkontraksi walau laju penurunannya sudah mulai tertahan, namun tak demikian dengan Tingkat Pengangguran mereka yang terpaksa bertumbuh 0.1% menjadi 5.9% di bulan Feb. Sejumlah indikator Inflasi Jerman memperkirakan posisi CPI bulan Februari akan relatif lebih lunak dari bulan sebelumnya, dengan demikian menelurkan perkiraan awal German CPI (Feb) berada di level 2.5% yoy, jelas melandai dari bulan sebelumnya di 2.9%. Lebih lanjut lagi hari ini masih akan ada sederet indikator ekonomi yang menjadi makanan para investor, seperti Manufacturing PMI (Feb) bagi Jerman dan Eurozone serta Inggris, sementara Eurozone akan merilis perkiraan awal Inflasi (Feb) di mana pertumbuhan tahunan diperkirakan terkendali pada level 2.5% yoy, dibanding 2.8% pada bulan Jan. Sore hari ini akan ditunggu pula angka Unemployment Rate Eurozone yang sepertinya masih akan berkisar sekitar 6.4% di bulan Jan.

INDONESIA : Tentunya perhatian para pelaku pasar hari ini akan terpusat pada angka Inflasi (Feb) yang diramal bakal relatif flat pada 2.6% yoy, dari 2.57% di bulan Jan. Inflasi Inti pun diperkirakan tak akan banyak berubah dari 1.68% di bulan Jan, menjadi 1.71% utk bulan Feb.

Corporate News
PNM Bakal Rilis Obligasi IDR 1.67 Triliun, Kupon hingga 6,55% Permodalan Nasional Madani (PNM) mengumumkan akan menerbitkan obligasi berkelanjutan V Tahap II tahun 2024 dengan jumlah pokok obligasi senilai IDR 1.67 triliun. Berdasarkan prospektus yang dimuat dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (29/2/2024), PNM melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan V dengan dana yang dibidik senilai IDR 10 triliun. PNM menjelaskan bahwa penerbitan obligasi IDR 1.67 triliun ini terdiri dari dua seri. Pertama, Seri A dengan jumlah pokok obligasi yang ditawarkan adalah IDR 1.33 triliun dengan tingkat bunga tetap obligasi sebesar 6.40% per tahun. Untuk jangka waktu obligasi Seri A adalah 370 hari kalender terhitung sejak tanggal emisi. Kedua, Seri B dengan jumlah pokok obligasi yang ditawarkan adalah IDR 341.03 miliar dengan tingkat bunga tetap obligasi sebesar 6.55% per tahun. Lalu, jangka waktu obligasi Seri B adalah tiga tahun terhitung sejak tanggal emisi. Selanjutnya, masa penawaran umum obligasi senilai IDR 1.67 triliun PNM dijadwalkan pada 13–15 Maret 2024. Kemudian, tanggal penjatahan jatuh pada 18 Maret 2024. “Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan V PNM Tahap II, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya oleh perseroan untuk modal kerja yang akan disalurkan pada pembiayaan UMKM,” jelasnya. (Bisnis)

Domestic Issue
Solidnya Perekonomian Indonesia, Penawaran Masuk Lelang SUN Tembus IDR 61.04 Triliun Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan minat investor pada lelang Surat Utang Negara (SUN) terlihat dari peningkatan penawaran masuk (incoming bids) menjadi IDR 61.04 triliun dari IDR 52.63 triliun pada dua pekan lalu. “Stabilnya BI rate, positifnya kinerja APBN awal tahun ini, serta naiknya pertumbuhan kredit dan likuiditas uang beredar menjadi  katalis positif,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu, 28 Februari. Menurut Deni sentimen-sentimen tersebut dapat meredam isu kebijakan suku bunga yang tinggi untuk waktu yang lebih lama pasca rilis FOMC minutes dan komentar lanjutan pejabat the Fed yang mengonfirmasi kebijakan high for longer tersebut. Permintaan investor dominan berada di tenor 5-10 tahun, dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 50.34 persen dan 46.71 persen. Sementara incoming bids terbesar pada tenor 5 tahun yaitu IDR 17.8 triliun atau 29.16 persen dari total incoming bids dan dimenangkan sebesar IDR 3.31 triliun atau 13.79 persen dari total awarded bids. Deni menambahkan, partisipasi investor asing turut meningkat menjadi IDR 10.4 triliun dari IDR 4.23 triliun. (VOI)

Recommendation

US10YT terjepit di antara support MA20 / yield 4.244% dan resistance MA10 / yield 4.29%. ADVISE : tunggu ke mana arah penembusan sebelum menentukan keputusan investasi. AVERAGE UP dilakukan setelah break resistance level previous High 4.351% – 4.354%.

ID10YT mulai ada usaha break out resistance ketiga Moving Average sekaligus resistance trendline yang memandunya dalam trend turun jk.pendek ini, pada yield 6.60%. Penembusan resistance ini akan membuka jalan penguatan menuju TARGET yield : 6.653% / 6.75% – 6.80%. ADVISE : AVERAGE UP accordingly. Support ketiga Moving Average seyogyanya menjaga yield tetap di atas 6.59%, kurangi posisi jika support tersebut tidak bertahan.

Download full report HERE.