Pasar saham global terombang-ambing pada perdagangan Jumat (24/03/23) seiring munculnya kekuatiran meluasnya kasus kejatuhan bank manakala resiko non performing loan pada Deutsche Bank mulai terendus. Namun di tengah tekanan saham2 pada sektor keuangan , Dow berhasil menutup pekan lalu dengan kenaikan 0.41% dan S&P500 memimpin dengan penguatan 0.56%. Dengan adanya bayangan resesi di depan mata sebab guncangan pada sektor perbankan, maka mendorong permintaan yang lebih tinggi pada aset safe-haven ; serta market mulai memperkirakan Federal Reserve akan segera mengerem laju kenaikan suku bunga dan malah memperhitungkan kemungkinan adanya pemotongan suku bunga acuan sebesar 90bps ke level 3.9% di akhir tahun ini. Adapun yield US Treasury tenor 2tahun (yang memantau ketat ekspektasi suku bunga), turun sekitar 3.5bps ke level 3.7709%. Sementara itu, yield obligasi Euro Zone mengikuti penurunan yield US Treasury , di mana obligasi Jerman tenor 2tahun drop 25bps ke level yield 2.25%. Bursa Eropa sendiri ditutup melemah pada akhir pekan karena investor mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral pada pekan ini dan perkembangan terbaru dari sektor perbankan. Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa sektor perbankan Eropa tangguh dengan permodalan dan likuiditas yang kuat, pasca reformasi 2008. ECB juga siap sedia menyalurkan likuiditas ke sistem keuangan bilamana diperlukan.

US Dollar index naik 0.49% terhadap mata uang major dunia lainnya. Yen Jepang , yang tergolong mata uang safeheaven , stabil di kisaran 130.705 setelah menyentuh level tertinggi 6 minggu pada 129.8 / USD . Sedangkan Euro jatuh 0.6% ke bilangan USD1.07620. Dollar yang lebih gagah menyeret harga Emas turun 0.82% ke level USD 1977.2 / ounce, walau mereka masih bergerak Uptrend secara mingguan, seiring meningkatnya kekuatiran meluasnya guncangan sektor perbankan dan taruhan bahwa The Fed akan segera mengerem laju kenaikan suku bunga. IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5% pada tahun ini berkat keberhasilan pemerintah menekan defisit anggaran ; di tengah tantangan yang tetap ada seperti pengetatan kondisi keuangan global atau perlambatan ekonomi dunia yang dapat menekan Rupiah. Adapun saat ini nilai tukar Rupiah menguat signifikan 1.25% ke level IDR 15.153 / USD pada perdagangan Jumat (24/03/23).

Corporate News
Obligasi Protelindo Senilai IDR 2,9 Triliun Resmi Tercatat di BEI Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) telah resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun nilai surat utang ini mencapai IDR 2,9 triliun. Berdasarkan keterbukaan informasi, Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 milik Protelindo tersebut resmi tercatat di BEI pada Jumat kemarin (24/3/2023). Obligasi ini memiliki 2 seri, yakni Seri A sebesar IDR 2,7 triliun dengan bunga 6,35 persen dan jangka waktu 370 hari, serta Seri B sebesar IDR 145 miliar dengan bunga 6,6 persen dan jangka waktu 3 tahun. Surat utang tersebut telah diperingkat oleh PT Fitch Ratings Indonesia dengan peringkat AAA(idn). (Bisnis)

Domestic Issue
Tembus IDR 25,43 T, Emisi Obligasi dan Sukuk Terus Bergeliat di 2023 Emisi obligasi dan sukuk terus bergeliat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2023. Hal ini berdasarkan data BEI, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 sebanyak 20 emisi dari 19 emiten senilai IDR 25,43 triliun. Dengan demikian, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 520 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar IDR 450,38 triliun dan USD 47,5 juta, yang diterbitkan oleh 127 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI sebanyak 188 seri dengan nilai nominal IDR 5.468 triliun dan USD 452,11 juta. EBA sebanyak 8 emisi senilai IDR 3,27 triliun. (Investor Id)

Recommendation
US10YT masih Uji Support di area yield 3.368-3.321% , walau RSI positive divergence konsisten menemani. Namun trend naik baru akan dimulai jika setidaknya sudah mampu tembus Resistance terdekat / MA10 di level 3.458% , kemudian menyusul Resistance yang lebih sulit karena berasal dari level previous High serta MA20 & MA50 sekitar yield 3.663-3.668%. ADVISE : Speculative Buy ; Average Up accordingly. ID10YT turun ke bawah Support MA10 & MA20 , menjadikan level yield 6.871-6.908% sebagai Resistance terdekat saat ini. ADVISE : Average Up accordingly.

Download full report HERE.