Today’s Outlook:
Pasar saham dunia membukukan kenaikan sementara yield US Treasury turun pada perdagangan hari Jumat (28/07/23) karena pasar mencerna keputusan Bank of Japan untuk mengubah kebijakan moneter mereka yang ekstra-longgar, serta adanya data yang menunjukkan moderasi berkelanjutan dalam inflasi tahunan AS. Bank of Japan pada hari Jumat menyesuaikan skema kontrol kurva imbal hasil, menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah Jepang 10 tahun di luar tingkat target 0,5% sebelumnya sambil mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek tidak berubah di -0,1% dan imbal hasil obligasi jangka panjang nol. Langkah tersebut membuat BOJ lebih sejalan dengan bank sentral utama lainnya, yang telah menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengurangi inflasi. Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa telah mengumumkan kenaikan suku bunga minggu lalu, dengan pasar mengharapkan mereka telah mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga.

Adapun Inflasi AS telah melambat secara signifikan dalam 12 bulan terakhir hingga Juni, dengan indeks Personal Consumption Expenditures naik sebesar 3%, merupakan kenaikan tahunan terkecil sejak Maret 2021, seperti dilansir dari Departemen Perdagangan.

Indeks saham MSCI All Country, yang melacak saham di hampir 50 negara, naik 0.72% menjadi 705.13 poin. Indeks telah naik hampir 17% year-to-date. Yield US Treasury melemah setelah mencapai tingkat tertinggi 2 minggu untuk sebagian besar yang jatuh tempo, dengan imbal hasil benchmark Treasury tenor 10 tahun tercatat turun di 3.957% sementara imbal hasil tenor 2 tahun turun menjadi 4.8786%. Saat ini, pelaku pasar sepenuhnya menyadari bahwa ke depannya adalah tentang bagaimana data ekonomi akan membimbing kebijakan moneter selanjutnya. Perlambatan tren inflasi yang signifikan telah terlihat, namun pada saat yang  sama pertumbuhan tetap bertahan dengan solid; seperti skenario yang bank sentral harapkan untuk sebuah soft landing. Yen Jepang mengalami volatilitas tinggi dalam sesi perdagangan paling fluktuatif dalam beberapa bulan setelah langkah BOJ di atas; sementara US Dollar jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama. Yen melemah 1.18% versus greenback pada JPY 141.08 / USD. Dollar Index turun 0.059%, dengan Euro naik 0.45% menjadi USD 1.1022 / Euro.

Corporate News
Bank Commonwealth Siapkan Dana IDR 1 Triliun untuk Lunasi Obligasi Jatuh Tempo PT Bank Commonwealth bakal memiliki obligasi jatuh tempo pada 3 September 2023 mendatang. Bank Commonwealth telah menyampaikan kesiapan dananya untuk melunasi obligasi tersebut. Corporate Secretary, AVP Bank Commonweatlh Kartini Putri Rahadhyanie bilang telah menyediakan dana pelunasan pokok sebesar IDR 1 triliun dan kupon bunga untuk Obligasi I Bank Commonwealth Tahun 2020. Lebih lanjut, Kartini menyebutkan pelunasan obligasi tersebut tidak berdampak pada kegiatan operasional, hukum dan kondisi keuangan atau kelangsungan usaha Bank. Sebagai informasi, liabilitas Bank Commonwealth per Maret 2023 untuk surat berharga yang diterbitkan senilai IDR 998.9 miliar. Angka tersebut tak berubah jika dibandingkan akhir tahun 2022. (Kontan)

Domestic Issue
Pemerintah akan Tawarkan SBN Ritel SR019, Ini Kata Analis Pemerintah berencana menawarkan Sukuk Ritel seri SR019 pada tanggal 1 September – 20 September 2023 (tentatif). Chief Dealer Fixed Income & Derivatives Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo menilai, penawaran SBN ritel saat ini masih akan digemari oleh masyarakat. Faktor besaran kupon yang ditawarkan menjadi daya tarik utama. Sejauh ini, informasi besaran kupon untuk SR019 masih menunggu konfirmasi dari Pemerintah. Namun, besaran kupon diyakini tidak akan jauh berbeda dari kupon yang ditawarkan ORI023 sebesar 5.90% untuk tenor 3 tahun dan 6.10% untuk tenor 6 tahun. Menurut Fudji, kupon untuk tenor 3 tahun ataupun tenor yang tidak terlalu panjang menjadi daya pikat untuk investor ritel. Investor umumnya sudah terbiasa dengan tenor tidak terlalu panjang. Sementara itu, faktor pemanis lainnya bagi SR019 adalah pembelian minimum yang tidak memberatkan, serta dapat dijual sebagian setelah holding period.(Kontan)

Recommendation
Uptrend US10YT tetap terjaga dan tengah on the way menuju TARGET upper channel pada yield : 4.243% ; namun baiknya AVERAGE UP dilakukan di atas Resistance dari level previous High 4.094%. Yield ID10YT pagi ini tampak langsung meroket ke level 6.373%, mendekati TARGET pattern yang terletak di level 6.384% ; melampaui MA50 di tingkat yield 6.309%. Sesungguhnya penutupan pada sesi sebelumnya memang telah mematahkan trend turun namun masih berada di bawah MA50 tsb; jadi sebaiknya menunggu konfirmasi lanjutan bahwa level ini benar2 telah terlampaui sebelum yakin bahwa break out ini benar solid. ADVISE : Beli bertahap.

Download full report HERE.