Today’s Outlook:
Pasar saham AS mencatatkan kerugian mingguan pada hari Jumat lalu karena para pelaku pasar menimbang antara laporan ketenagakerjaan bulan Juni yang melemah (meleset dari perkiraan untuk pertama kalinya dalam 15 bulan), melawan ekspektasi bahwa Federal Reserve masih kemungkinan akan melanjutkan kenaikan suku bunga akhir bulan ini. Ekonomi AS menciptakan 209.000 pekerjaan baru pada bulan Juni, meleset dari perkiraan 225.000 dan merupakan penurunan tajam dari 306.000 pada bulan sebelumnya. Itu merupakan laju penciptaan lapangan kerja terendah sejak Desember 2020. Tetapi pertumbuhan upah (rata-rata upah per jam) naik 4,4% bulan lalu, melampaui estimasi 4,2%. Sementara ekspektasi untuk kenaikan suku bunga di bulan Juli tetap intact, kini para investor bertaruh bahwa mendinginnya pasar tenaga kerja akan cukup untuk menahan The Fed menaikkan suku bunga pada September. Harapan ini sontak membuat yield US Treasury tenor 2 tahun jatuh ke bawah 5%, namun yield untuk tenor yang lebih panjang (10 tahun) tetap bertahan.

Harga Emas dunia mendekati titik tengah USD 1.900 pada hari Jumat setelah US Nonfarm Payroll yang dirilis lebih lemah dari perkiraan untuk bulan Juni memberi harapan berkurangnya sikap hawkish The Fed ketika para pembuat kebijakan bank sentral tersebut harus kembali ambil keputusan terkait suku bunga pada FOMC Meeting bulan Juli ini.

Adapun hari ini akan dipantau data CPI (Juni) China serta Indeks Keyakinan Konsumen (Juni) Indonesia.

Corporate News
Pefindo Sematkan Rating idAAA Untuk Rencana Obligasi IDR 4,5 Triliun Milik SMF PEFINDO menetapkan peringkat “idAAA” untuk rencana Obligasi Berkelanjutan VII PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) Tahun 2023 dengan jumlah sebesar-besarnya IDR 1.9 triliun dan idAAA(sy). untuk Sukuk Musyarakah I Tahun 2023 dengan jumlah sebesar-besarnya IDR 4.5 triliun. Pada saat yang sama, PEFINDO menegaskan peringkat “idAAA” kepada PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) dan obligasi yang beredar dan idAAA(sy). kepada Sukuk SMF yang beredar. Prospek untuk peringkat Perusahaan adalah “stabil”. (Emiten News)

Domestic Issue
Penerbitan Obligasi Korporasi Turun Sepanjang Semester I, Ini Penyebabnya Penerbitan surat utang korporasi tidak cukup semarak di sepanjang semester pertama tahun 2023. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai hal tersebut karena adanya tekanan suku bunga tinggi. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek  Indonesia (KSEI), jumlah penerbitan surat utang korporasi secara nasional sebesar IDR 46.31 triliun. Jumlah tersebut turun 36% dari penerbitan surat utang korporasi pada semester I-2022 yang tercatat sebesar IDR 72.73 triliun. Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran mengungkapkan bahwa penerbitan surat utang dan diperingkat oleh Pefindo juga turun jumlahnya. Lesunya penerbitan pada semester pertama tahun ini salah satunya karena perusahaan masih mewanti-wanti tingkat suku bunga yang berada di level tinggi. Emiten umumnya mengharapkan suku bunga yang rendah agar tidak terbebani biaya kupon atau bunga selama obligasi diterbitkan. (Kontan)

Recommendation
Yield US10YT sudah tiba Kembali di area tertinggi tahun ini , bertahan di atas level psikologis yield di atas 4% bahkan High sempat mencapai 4.094%. Walau strong Uptrend harus diakui, namun harap dipertimbangkan posisi RSI Overbought manakala yield US10YT berada area resistance seperti saat ini. Antisipasi konsolidasi sejenak ke Support : yield 3.968% – 3.928% (MA10). ADVISE : HOLD , SELL ON STRENGTH or set your Trailing Stop.

Sementara itu ID10YT masih berkutat dalam pola PARALLEL CHANNEL Downtrend walau terjadi technical rebound dari posisi support lower channel. Yield ID10YT masih harus berjuang menembus MA10 & MA20 yang menjadikannya range Resistance terdekat : 6.257% – 6.286% ; up to 6.303% pada barrier upper channel. ADVISE : Average Up accordingly, or Wait & See.

Download full report HERE.