Today’s Outlook:
Pasar Asia-Pasifik jatuh ke teritori negatif pada perdagangan Jumat (21/07/23) karena para investor menimbang langkah-langkah stimulus China dan mencerna angka indeks harga konsumen Jepang untuk bulan Juni yang semakin memanas. Adapun PPI Korea Selatan turun 0,2% YoY di bulan Juni, lebih rendah dari kenaikan  0,5% di bulan Mei dan merupakan bulan pertama sejak November 2020 di mana indeks tenggelam ke wilayah kontraksi. Otoritas China meluncurkan rencana untuk membantu meningkatkan penjualan mobil dan elektronik demi menopang perekonomiannya yang lesu. Mengawali minggu ini sederet data PMI untuk bulan Juli akan disajikan oleh Jepang, Perancis, Jerman, Euro Zone, Inggris dan AS.

Menurut JISDOR Jumat lalu nilai tukar Rupiah berada pada IDR 15.026 / USD ; melemah 35 poin (0,23%). Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia, tidak termasuk investasi di sektor perbankan dan minyak dan gas, meningkat 14,2% yoy menjadi IDR 186,3 triliun pada kuartal kedua 2023, merupakan laju pertumbuhan paling lambat dalam satu setengah tahun. US Dollar melonjak terhadap Yen Jepang setelah Reuters melaporkan Bank of Japan cenderung mempertahankan kebijakan moneter dovish-nya minggu ini. Sementara itu harga Emas turun karena US Dollar rebound ke level tertinggi dalam lebih dari seminggu karena investor bersiap untuk pertemuan kebijakan besar bank sentral minggu ini, termasuk BOJ, Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa. Yen Jepang melemah 1,16% menjadi JPY 141,74 / USD, sedangkan Dollar Index / DXY (ukuran greenback terhadap mata uang major dunia lainnya) naik 0,29%.

Lebih banyak investor sekarang memperhitungkan kemungkinan soft landing, dengan tingkat suku bunga terminal Fed diperkirakan akan naik menjadi 5,25% -5,5% minggu depan yang tidak akan menyebabkan krisis kredit seperti di masa lalu. Di sisi lain, pembuat kebijakan Bank of Japan lebih memilih untuk meneliti lebih banyak data terkait upah dan inflasi yang terus meningkat, sebelum mengubah kebijakan moneter super-longgarnya. Karena inflasi Jepang tetap berada di atas target BOJ, para pelaku pasar bertaruh bank sentral akan segera melepas program kontrol kurva imbal hasil, sebuah langkah yang kemungkinan akan membuat JPY menguat.

Yield obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun turun 5 bps menjadi 0,41%, level terendah sejak 6 Juli, tepat sebelum spekulasi atas perubahan kebijakan hawkish bulan ini mulai meningkat. Adapun Obligasi membukukan penurunan satu hari terbesar sejak April.

Di pasar obligasi AS, yield US Treasury sebagian besar bersiap untuk hawkish The Fed lebih lanjut dalam menanggapi penurunan tak terduga dalam klaim pengangguran mingguan. Imbal hasil US Treasury dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 0,7 bps menjadi 4,846%, sedangkan imbal hasil benchmark 10 tahun turun 1,7 bps menjadi 3,837%.

Corporate News
Lega! Bank Maybank (BNII) Lunasi Obligasi Jatuh Tempo IDR 400 Miliar Bank Maybank (BNII) telah melunasi pokok obligasi senilai IDR 400 miliar. Tidak hanya itu, perseroan sekaligus membayar kontan jumlah bunga ke-4 sejumlah IDR 4,22 miliar. Pelunasan telah dilakukan pada 18 Juli 2023. Menyusul pelunasan pokok obligasi tersebut, sejak 18 Juli 2023, surat utang tersebut tidak lagi tercatat, dan tidak dapat lagi diperdagangkan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), dan/atau dilaporkan perdagangannya melalui sarana yang disediakan oleh BEI. Obligasi dengan nilai pokok IDR 400 miliar itu bersandi BNII04ACN1. Jumlah bunga ke-4 (gross) atau bunga terakhir senilai IDR 4,22 miliar. Surat utang itu, dibanderol tingkat bunga 3,80% per tahun. Berdurasi 370 hari, obligasi itu mengorbit pada 8 Juli 2022, dan jatuh tempo pada 18 Juli 2023. (Emiten News)

Domestic Issue
Dana Penerbitan Surat Utang di BEI Tembus IDR 73,5 Triliun Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah dana yang dihimpun dari penerbitan surat utang atau obligasi mencapai IDR 73,5 triliun hingga pekan ketiga Juli 2023. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan jumlah tersebut berasal dari 46 penerbit. Antusiasme emiten tersebut masih belum berakhir. Pasalnya, terdapat 10 penerbit yang siap menawarkan obligasnya per 21 Juli 2023. Dari jumlah tersebut sedikitnya ada 15 emisi. Sektor bahan baku atau basic materials mendominasi penerbitan obligasi. Selanjutnya terdapat 2 penerbit masing-masing berasal dari sektor energi dan industri. Selanjutnya 1 perusahaan juga masing-masing datang dari sektor infrastruktur, transportasi-logistik, sementara 1 lainnya masih belum ditentukan sektornya. (Sindo News)

Recommendation
US10YT tampaknya mampu lanjutkan Uptrend di dalam pola PARALLEL CHANNEL dan Bersiap Uji Resistance menembus MA10 di sekitar yield 3.865%. Apabila mampu ditempuh maka akan membawa US10YT MENUJU TARGET yield 4.0-4.091% / 4.20-4.243% (yang setara dengan level previous High November 2022). ADVISE : average UP accordingly. ID10YT apakah benar solid break PARALLEL CHANNEL Downtrend di angka yield 6.245-6.28% ? jika Ya maka akan membawa TARGET menuju yield 6.326% ataupun 6.391% secara pattern. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.