Today’s Outlook:

MARKET AS: Indeks Harga di tingkat produsen AS tumbuh dengan laju lebih cepat dari perkiraan sebesar 0.5% mom di bulan April (di atas ekspektasi 0.3% dari para ekonom dan naik dari kontraksi yang direvisi turun menjadi – 0.1% pada bulan Maret) terutama karena biaya jasa dan barang yang tinggi, menandakan tekanan inflasi masih ada pada awal kuartal kedua. Secara tahunan, US PPI naik sesuai estimasi sebesar 2.2% yoy — merupakan kenaikan terbesar sejak lonjakan 2.3% pada April 2023. Angka terbaru untuk bulan sebelumnya juga direvisi turun menjadi 1.8%.

Menyikapi data tersebut, Morgan Stanley mengatakan data PPI ini masih di atas ambang batas yang mereka lihat sebagai bukti meyakinkan bahwa inflasi bergerak ke arah yang benar. Setali tiga uang, Federal Reserve Chairman Jerome Powell juga menekankan bahwa penanganan Inflasi pada Q1 kurang menunjukkan kemajuan yang berarti. Beliau tidak yakin Inflasi akan mampu turun lebih lanjut alias stagnant, walau dia tetap optimis kebijakan moneter saat ini cukup efektif dalam mengendalikan daya beli masyarakat dan beliau mengesampingkan kemungkinan menaikkan suku bunga sebagai langkah selanjutnya yang akan diambil bank sentral. Powell juga = memberikan pandangan optimis tentang ekonomi AS dengan highlight kuatnya consumer spending dan investasi bisnis ketika beliau berbicara di Rapat Umum  Tahunan Asosiasi Bankir Asing di Amsterdam, di satu sisi juga sudah mulai terdeteksi berkurangnya tenaga kerja di berbagai industri sehingga sebabkan pasar tenaga kerja mulai dapatkan keseimbangannya. Powell juga memproyeksikan pertumbuhan PDB AS 2% atau lebih baik.

Nanti malam sekitar jam 19.30 WIB, giliran indeks harga konsumen alias US CPI yang akan jadi sorotan para pelaku pasar. Inflasi di tingkat konsumen AS diharapkan mampu mendingin ke level 3.4% yoy di bulan April dari 3.5% pada bulan sebelumnya. Melengkapi data tersebut, akan di publish juga US Retail Sales untuk bulan April yang diramal tumbuh 0.4% secara bulanan, turun dari bulan sebelumnya 0.7%.

MARKET EROPA: INGGRIS laporkan situasi ketenagakerjaan mereka yang tampaknya masih cukup kuat: walau Unemployment Rate bulan Maret naik 0.1% jadi 4.3%, namun rata-rata Upah bertumbuh. Jumlah Pengangguran bulan April juga lebih sedikit dari yang diperkirakan, sementara Labour Productivity Q4 ternyata lebih baik dari forecast. Bicara tentang Inflasi, JERMAN merilis CPI bulan April yang memang stagnant di 2.2%yoy sesuai ekspektasi. Walau demikian, Jerman dan EUROZONE lebih optimis menilai sentimen ekonomi 6 bulan ke depan terbukti dari pembacaan ZEW Economic Sentiment (Mei) yang beranjak lebih tinggi. Tak mau kalah dari AS, sejumlah data penting juga akan keluar dari Eurozone hari ini : Industrial Production serta GDP Q1 dengan proyeksi naik ke level 0.4% yoy dari 0.1% di kuartal sebelumnya.

INDONESIA laporkan Penjualan Retail yang kuat di bulan Maret, tumbuh 9,3% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya pada 6.4%. Selanjutnya hari ini kita akan menanti kan data Trade Balance (Apr.) yang diharapkan akan hasilkan surplus kembali kali ini sebesar IDR 3.3 miliar dibarengi pertumbuhan Ekspor Impor ke arah positif.

Corporate News
Summarecon Cari Dana IDR 1.3 Triliun Lewat Obligasi Buat Guyur Anak Usaha dan Bayar Utang PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berencana untuk mencari dana segar melalui aksi korporasi di pasar modal melaui penawaran obligasi berkelanjutan IV tahap III tahun 2024 dengan jumlah pokok obligasi IDR 1.3 triliun. Dalam prospektus yang diterbitkan, perseroan mengungkapkan bahwa obligasi terbagi menjadi dua seri yakni seri A dengan nilai IDR 329 miliar berjangka waktu 3 tahun dengan bunga 8.25% per tahun. Kemudian, seri B senilai IDR 971 miliar dengan jangka waktu 5 tahun dan bunga 9.30% per tahun. Dana yang diperoleh dari obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan digunakan Perseroan sebesar IDR 606.23 miliar akan digunakan untuk peningkatan penyertaan modal oleh Perseroan pada SMPD yang akan menyebabkan Perseroan akan tetap memiliki 99.99% kepemilikan saham dalam SMPD. Lalu, sebesar IDR 200 miliar untuk mendanai seluruh kewajiban Perseroan dalam rencana pelunasan seluruh pokok Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2019 (Obligasi Berkelanjutan III Tahap II) Seri B yang akan jatuh tempo pada tanggal 15 Oktober 2024. Dan, sebesar IDR 486.62 miliar untuk modal kerja Perseroan yang akan dipergunakan untuk kegiatan operasional. Dalam aksi korporasi ini, Pefindo memberikan peringkat idA+ untuk obligasi ini. (Warta Ekonomi)

Domestic Issue
Lelang Tujuh Seri SUN, Pemerintah Raup Dana IDR 21.36 Triliun Pemerintah melelang tujuh seri surat utang negara (SUN) pada Selasa (14/5/2024). Hasilnya, pemerintah raup dana senilai IDR 21.36 triliun. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan, ketujuh seri yang dilelang yaitu SPN03240814 (penerbitan baru), SPN12250502 (pembukaan kembali), FR0101 (pembukaan kembali), FR0100 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), dan FR0102 (pembukaan kembali). Serapan terbesar berasal dari seri FR0101 yang dimenangkan sebesar IDR 8.6 triliun dari penawaran masuk IDR 12.44 triliun. Imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan yakni 6.99994 persen. Kemudian, pemerintah menyerap dana sebesar IDR 6.05 triliun dari seri FR0100 yang menerima penawaran masuk IDR 17.43 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7.02987 persen. Selanjutnya dari seri FR0098, pemerintah memenangkan dana sebesar IDR 2.1 triliun dari penawaran masuk IDR 4.88 triliun. Adapun imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini adalah 7.01965 persen. Berikutnya, seri FR0097 dan SPN12250502 masingmasing dimenangkan sebesar IDR 2 triliun. Penawaran masuk untuk seri FR0097 tercatat sebesar IDR 3.49 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7.05753 persen. Sementara seri SPN12250502 menerima penawaran masuk IDR 5.10 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.82801 persen. Pemerintah selanjutnya menyerap dana sebesar IDR 600 miliar dari seri FR0102. Penawaran masuk untuk seri ini tercatat sebesar IDR 3.76 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7.02965 persen. Kemudian, pemerintah memenangkan dana sebesar IDR 14 miliar dari seri SPN03240814, yang menerima penawaran masuk sebesar IDR 2.30 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6.60000 persen. (IDX Channel)

Recommendation

US10YT masih ragu utk reversal dari titik ini meski rilis data US PPI dan komentar dari Fed Chairman Jerome Powell mengindikasikan suku bunga masih harus higher for longer di tengah kuatnya prospek ekonomi AS ke depannya. Level kunci akan ada pada yield 4.50% oleh karena itu NHKSI RESEARCH menyarankan untuk gunakan angka tsb sebagai titik utk Average Up, seraya menunggu rilis data Inflasi satu lagi malam ini yaitu US CPI.

ID10YT terhentikan langkah naiknya setelah mancapai retracement 61.8% Fibonacci sekitar yield 7.15% dengan candle serupa Shooting Star (di area Resistance). ADVISE : HOLD, WAIT & SEE.

Download full report HERE.