Today’s Outlook:
Para investor mengeksekusi profit taking pada bursa saham AS setelah saham-saham mega cap melaju naik selama sebulanan ini, menjelang rilis data Inflasi dan keputusan rapat bank sentral AS pekan depan. Pelaku pasar saat ini melihat 69% kemungkinan Federal Reserve akan menahan kenaikan suku bunga pada FOMC Meeting 13- 14June mendatang, turun dari 77% probabilitas sebelumnya, seperti dilansir oleh CME Group FedWatch Tool. Yield US Treasury tenor 2tahun dan benchmark 20tahun pun merangkak naik setelah Bank of Canada kembali tetapkan kenaikan suku bunga, menambah kekuatiran para investor mengenai langkah selanjutnya dari Federal Reserve terkait FFR.

IHSG kemarin rupanya terdampak suasana muram pasar setelah China merilis data Trade Balance (bulan May) yang tak mampu penuhi ekspektasi. Surplus Trade Balance China drop ke angka USD65.81 milyar pada bulan May , versus USD 90.21 milyar pada bulan April. Ekspor China mengerut 7.5% yoy , merupakan penurunan pertama dalam 3bulan dan kejatuhan terdalam sejak bulan January ; sementara Impor juga terkikis 4.5% yoy di tengah masih lemahnya permintaan pasar domestik, lesunya harga2 komoditi, serta posisi USD yang menguat terhadap mata uang major dunia lainnya. Selain China, AS pun mengumumkan Trade Balance (Apr.) yang mencatatkan defisit lebih rendah dari perkiraan yaitu di angka minus USD 74.6milyar, namun membengkak dari periode sebelumnya di USD 60.6milyar. Atmosfer perlambatan ekonomi juga masih terasa di benua Eropa ; di mana Jerman melaporkan Industrial Production bulan April belum bisa melampaui ekspektasi maupun performa di bulan sebelumnya. Sementara itu , Inggris yang melaporkan indikator kesehatan sektor perumahan dirilis lebih rendah pula dari estimasi. Di satu sisi, hal ini menandakan Inflasi Inggris mungkin akan semakin terkendali sekaligus menjelaskan kenapa mata uang British Pound mungkin terlihat agak bearish ke depannya.

Lebih lanjut, pagi ini sudah muncul sentimen positif dari rilis data GDP 1Q23 Jepang yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas forecast & periode sebelumnya. Pada siangnya, pelaku pasar global akan memusatkan perhatian pada (revisi) laporan GDP Euro Zone untuk 4Q22 dan 1Q23 ; serta angka US Initial Jobless Claims mingguan.

Corporate News
Geger WSKT & WIKA, Penerbitan Obligasi Emiten BUMN Diperketat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, pihaknya akan memperketat emisi penerbitan obligasi pada perusahaan pelat merah yang sahamnya juga tercatat sebagai emiten di pasar modal. Dalam hal ini, kementerian BUMN akan bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut dilakukan lantaran beberapa perusahaan BUMN konstruksi seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan mengalami gagal bayar kupon obligasi dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mengalami penurunan peringkat. Harapannya, OJK dan BEI dapat mengeluarkan satu suara terkait rencana perusahaan BUMN saat akan menggalang dana melalui penerbitan surat utang. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir risiko gagal bayar bagi BUMN yang menggalang dana. (CNBC Indonesia)

Domestic Issue
Prospek Pasar Surat Utang Domestik Jika Suku Bunga Mencapai Puncak Prospek obligasi dianggap lebih cerah karena perlambatan inflasi dan siklus kenaikan suku bunga diperkirakan sudah berada di tingkat puncak. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), imbal hasil (Yield) SUN acuan tenor 10 tahun bergerak turun pada level 6,3%. Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto mencermati saat ini tekanan kenaikan suku bunga makin terbatas. Dari dalam negeri, Handy menilai kondisi domestik cukup solid karena tingkat inflasi sudah turun. Kebijakan fiskal juga berjalan positif di antaranya yang tercermin dari surplus neraca current account. Handy bilang, menarik untuk dicermati saat ini ialah investor menunggu keberlanjutan tren current account surplus. Pasalnya, harga komoditas saat ini turun yang memungkinkan tekanan bagi transaksi berjalan. Menurut Handy, isu makro terbesar saat ini bukanlah inflasi lagi. Pasar beralih dari kekhawatiran inflasi menjadi kekhawatiran pertumbuhan ekonomi. Pergeseran ini akan semakin mendukung pasar obligasi di tahun depan. (Kontan)

Recommendation
US10YT tampaknya melanjutkan perjalanan ke utara menuju TARGET yield di kisaran 3.968-4.0% . ADVISE : AVERAGE UP di atas resistance mid-term krusial : 3.85-3.86%. ID10YT tengah berjuang untuk break pola downtrend yang mana saat ini yield berusaha naik ke atas MA10 & MA20 , atau bertahan di atas Support 6.408 6.416%. . Apabila resistance upper channel (downtrend) mampu tertembus ke atas yield 6.43%, maka terbuka potensi naik menuju TARGET : 6.574% (MA50) atau 6.683%. ADVISE : Average Up di atas yield 6.478%.

Download full report HERE.