Today’s Outlook:
MARKET AS: Para investor mencerna komentar yang berbeda dari beberapa pejabat Federal Reserve; sementara data ekonomi terkait perilaku konsumen menyumbangkan sentimen positif. Fed Governor Christopher Waller menyatakan bahwa ia semakin yakin tingkat suku bunga bank sentral saat ini cukup untuk membuat Inflasi turun lebih lanjut menuju target The Fed di level 2%.

Imbal hasil US Treasury turun karena pernyataan tersebut, dengan yield obligasi AS tenor 2 tahun turun hampir 12 basis poin menjadi sekitar 4,74%, sedangkan yield obligasi AS tenor 10 tahun turun 6 basis poin menjadi 4,330%. Namun di lain pihak, Fed Governor Michelle Bowman masih menyarankan perlunya kenaikan suku bunga lanjutan untuk mengendalikan tingkat Inflasi. Pelaku pasar menilai pendapat para pejabat The Fed yang kontradiktif ini terbilang wajar manakala The Fed mendekati akhir sebuah siklus kebijakan moneter. Sementara itu, pasar keuangan juga telah memperhitungkan hampir 100% kemungkinan FOMC Meeting selanjutnya di bulan Desember akan membiarkan Fed Fund Rate tetap di kisaran 5.25%-5.50%, seperti dilansir dari survey CME FedWatch. Bahkan peluang akan adanya pemotongan 25 bps terjadi secepat-cepatnya di bulan Maret 2024 terdeteksi naik jadi hampir 33%, dari 21.5% di awal pekan ini; walau lebih banyak mayoritas  pelaku pasar berharap pivot akan lebih mampu terealisasi di bulan Mei 2024.

Di sisi lain, musim belanja liburan telah tiba dengan lebih bersemangat, di mana survey dari National Retail Federation memprediksi konsumen akan belanjakan uangnya 5% lebih banyak di tahun ini. Pemikiran ini akur dengan data Conference Board Consumer Confidence bulan November yang dirilis kemarin lebih optimis dari perkiraan, setelah 3 bulan sebelumnya turun berturutturut. Lebih lanjut di pekan ini, Department Perdagangan akan merilis estimasi kedua untuk GDP kuartal 3; beserta laporan Personal Consumption Expenditure index yang merupakan indeks acuan favorit The Fed untuk mengukur Inflasi, yang akan memberikan gambaran ke mana arah kebijakan moneter ke depannya. Dollar Index justru jatuh ke titik terendah 3,5 bulan setelah komentar yang bervariasi datang dari pejabat bank sentral AS.

MARKET EROPA: GfK German Consumer Climate (Des.) dirilis lebih baik dari perkiraan walau masih berada di teritori pesimis.

MARKET ASIA: Bank of Japan merilis Core CPI di level 3.0% yoy, lebih rendah dari perkiraan maupun periode sebelumnya di level 3.4%. Bicara Consumer Confidence, Korea Selatan malah mempublikasikan Keyakinan Konsumen yang lebih pesimistis di bulan November pada tingkat 97.2 dibanding 98.1 pada bulan sebelumnya.

KOMODITAS: Dengan dukungan dari melemahnya US Dollar, harga EMAS naik 1.4% ke level USD2040.82/ounce menyentuh level tertinggi sejak Mei dan membukukan kenaikan 4 sesi berturut-turut. Demikian pula harga MINYAK memperoleh sentimen positif dari turunnya US Dollar serta dari kemungkinan OPEC+ akan memperpanjang masa pemotongan produksi dan/atau menambah besaran pemangkasan tersebut sebagai keputusan pertemuan mereka 30 November nanti; ditambah lagi adanya penurunan produksi akibat badai di Kazakhstan. Tak lupa pula adanya ekspektasi penurunan pada persediaan Minyak AS diharapkan bisa memberikan dukungan pada harga Minyak mentah. Kedua harga acuan Minyak mentah global terapresiasi di atas 2% pada perdagangan Selasa (28/11/23), menempatkan WTI pada harga USD76.41/barrel, dan Brent pada level USD81.68/barrel. Para trader melihat pertemuan OPEC+ ini akan cukup alot untuk mencapai kesepakatan di mana Saudi Arabia sebelumnya telah menuntut negara-negara anggota OPEC+ untuk menurunkan produksi. Walau Kuwait telah memberi sinyal untuk menyetujui hal tersebut namun tampaknya tidak demikian dengan beberapa negara lain.

Corporate News
Belum Lapor Kesiapan Bayar Surat Utang, BEI Beri Sanksi Angkasa Pura II Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengenakan sanksi berupa Peringatan Tertulis Pertama kepada PT Angksa Pura I (Persero) atau (APAI Berdasarkan pemantauan Bursa atas kewajiban penyampaian Laporan Kesiapan Dana untuk Pelunasan Efek Berisfat Utang dan/atau Sukuk (EBUS) PT Angksa Pura II. BEI dalam pengumuman resmi yang diterbitkan Senin (27/11) menyebutkan sanksi tersebut atas keterlambatan penyampaian Laporan Kesiapan Dana untuk Pelunasan Efek Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 Seri B yang jatuh tempo pada 12 Desember 2023. Sebagai informasi menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Angkasa Pura II Tahap I Tahun 2018 Seri B senilai IDR 550 miliar selama 5 tahun dengan bunga 8.95 % per tahun jatuh tempo pada 12 Desember 2023. (Emiten News)

Domestic Issue
Utang Pemerintah Nyaris Sentuh IDR 8,000 Triliun, Masih Aman? Kementerian Keuangan mencatat jumlah utang pemerintah pada akhir Oktober 2023 mencapai IDR 7,950.52 triliun. Posisi utang naik dari September 2023 yang tercatat sebesar IDR 7,891.61 triliun. Secara rasio, utang pemerintah pada Oktober 2023 mencapai 37.68% terhadap PDB, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 37.95 terhadap PDB. Utang pemerintah didominasi dari dalam negeri dengan proporsi sebesar 71.78%. Ini sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap. Berdasarkan instrumen, komposisi utang pemerintah sebagian besar berupa Surat berharga Negara (SBN) yang mencapai 88.66%. Lebih lanjut, tercatat bank merupakan pemegang SBN domestik terbesar, yang pada Oktober 2023 mencapai 29.18%. Kemudian, perusahaan asuransi dan dana pensiun di posisi kedua terbesar, yaitu 18.49%. Sementara itu, Bank Indonesia memegang 17.20% SBN yang digunakan sebagai instrumen pengelolaan moneter. Investor asing hanya memiliki SBN domestik 14.68% termasuk kepemilikan oleh pemerintah dan bank sentral asing. (Bisnis)

Recommendation
US10YT akhirnya selangkah lagi sampai pada target bottom dari pattern PARALLEL CHANNEL pada yield 4.309% ; sementara RSI mendekati area OVERSOLD. ADVISE : BUY ON WEAKNESS , limited downside potential. Uji Resistance terdekat : MA10 / yield 4.428%, dilanjut MA20 pada yield 4.517% saat ini.

ID10YT terbentur Resistance trendline jk.pendek dan sepertinya MA20 di sekitar yield 6.744%-6.765% juga akan menghalangi usaha rebound yield. Masih terbuka kemungkinan ID10YT untuk menggenapi takdir ke arah target bottom pada yield 6.465% ; terutama bila Support level previous Low 6.61% tak mampu bertahan. ADVISE : HOLD ; kurangi posisi.

Download full report HERE.