Today’s Outlook:
MARKET AS: Para investor menantikan data Inflasi berikutnya serta komentar pejabat Federal Reserve untuk mencari sinyal mengenai jalur suku bunga ke depannya. Imbal hasil US Treasury yang tergelincir menjelang pidato Gubernur Federal Reserve Christopher Waller yang akan dirilis hari ini dan lebih banyak isyarat mengenai Inflasi. Ketiga indeks saham utama AS bersiap untuk mencatat kenaikan kuartalan, dengan S&P berada di jalur kenaikan persentase kuartal pertama terbesarnya sejak 2019. Para investor melihat peluang 70,4% bahwa The Fed akan memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter mereka pada bulan Juni, menurut CME FedWatch Tool. PCE price index, yang merupakan ukuran Inflasi favorit The Fed, akan dirilis pada hari Jumat Agung (Good Friday), saat pasar saham AS (dan juga Indonesia) akan ditutup libur. Yield US Treasury turun menjelang pernyataan Gubernur Fed Waller yang sangat diantisipasi bahkan ketika beberapa pengamat Wall Street memperingatkan bahwa Gubernur Fed satu ini mungkin cenderung hawkish untuk mengimbangi ekspektasi The Fed yang dovish. Statement Waller ini mengawali serangkaian jadwal pidato dari pejabat The Fed lainnya, termasuk Chairman Jerome Powell dan anggota komite penetapan suku bunga Mary Daly.

SENTIMEN MARKET LAINNYA: Data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan persediaan untuk pekan yang berakhir 22 Maret naik 3,2 juta barel, jauh di atas ekspektasi adanya penurunan 700.000 barel. Hari ini akan dinantikan data final GDP 4Q23 yang diperkirakan berada pada level 3.2% qoq, turun dari 4.9% di kuartal sebelumnya. Tak lupa update mingguan klaim pengangguran memprediksi Initial Jobless Claims akan keluar di angka 212 ribu, diharapkan lebih tinggi dari 210 ribu pada pekan sebelumnya. Lebih malam lagi, pandangan penting dari University of Michigan mengenai Inflasi dan ekspektasi konsumen akan ditunggu para pelaku pasar bagaimana kira-kira optimisme iklim usaha 6 bulan ke depan. Pada hari Rabu, S&P Global Ratings mempertahankan peringkat kredit negara AS di ‘AA+/A-1+’, dengan prospek stabil yang mencerminkan ekspektasi akan berlanjutnya ketahanan ekonomi dan kebijakan moneter yang efektif. Penegasan ini muncul di tengah tingkat utang pemerintah tinggi dan adanya tantangan dalam mencapai kerja sama fiskal bipartisan.

MARKET EROPA: Survey iklim usaha dan keyakinan konsumen di wilayah EUROZONE pada bulan Maret memperlihatkan outlook yang belum terlalu optimis walau terdeteksi sedikit perbaikan di dalam mood sentimen yang cenderung masih slow. Hari ini akan dipantau pula angka final dari GDP 4Q23 INGGRIS yang diperkirakan confirm terjerumus dalam zona resesi -0.3% qoq dan -0.2% yoy, memburuk dari kuartal sebelumnya – 0.1% secara kuartalan dan 0.3% secara tahunan; dengan demikian menempatkan Inggris dalam istilah technical recession secara 2 kuartal berturut-turut mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif. Selanjutnya JERMAN akan menyusul dengan beberapa indikator penting seperti: German Retail Sales (Feb.) & Unemployment Rate (Mar.).

KOMODITAS: Harga MINYAK diramal bisa melonjak hingga USD 100/barel di bulan September menyusul keputusan Rusia untuk memangkas produksi, meskipun AS kemungkinan akan menggelontorkan cadangan minyak daruratnya untuk membatasi penguatan harga. Langkah Rusia diperkirakan bisa mendorong harga minyak BRENT ke level USD 90 bpd pada bulan April, mencapai pertengahan USD 90 bpd pada bulan Mei dan mendekati USD 100 bpd di bulan September, sehingga memberikan tekanan pada pemerintah AS menjelang pemilu (menurut catatan dari JPMorgan), seraya menambahkan bahwa harga minyak telah naik 18% sejak bottom di bulan Desember. Lonjakan harga minyak diharapkan dapat membujuk OPEC dan sekutunya, atau OPEC+, untuk mengurangi pemangkasan produksi sukarela mereka, di satu sisi Rusia malah berjanji pada awal bulan Maret untuk menambah pemotongan produksinya sebesar 471 ribu barel per hari yang akan dimulai di kuartal 2, menjadikan output harian mereka berada di angka 9 juta barel pada bulan Juni demi memenuhi batas produksi yang disepakati OPEC+, demikian perkiraan JPMorgan. Namun upaya untuk mencapai harga minyak Brent yang bernilai USD 100/barel menghadapi banyak tantangan, salah satunya adalah respons kebijakan di AS karena harga minyak dan gas yang tinggi selama tahun pemilu sepertinya tidak dapat ditoleransi. Namun ketika harga minyak harus meningkat sehingga harga gas pun turut terapresiasi di atas USD 4/galon, AS mungkin sekali lagi terpaksa beralih ke cadangan minyak strategisnya dan melepaskan jutaan barel untuk melindungi mereka dari guncangan harga; seperti yang dilakukan pemerintahan Presiden Joe Biden pada tahun 2022 di mana mereka menjual 180 juta barel minyak selama 6 periode dari cadangan minyak strategis AS untuk menurunkan harga bensin setelah peristiwa Rusia menginvasi Ukraina. Satu hal lagi, prospek melonjaknya harga minyak di atas USD 90/barel kemungkinan besar akan menghadapi musuh yang sudah tidak asing lagi: berkurangnya permintaan global akibat ekonomi yang tak begitu bersemangat.

Corporate News
Merdeka Copper Gold Lunasi Obligasi IDR 963.55 Miliar PT Merdeka Copper Gold Tbk melunasi pokok serta pembayaran bunga ke-12 dari obligasi berkelanjutan II Merdeka Copper Gold Tahap I Tahun 2021 seri B. Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (27/2/2024), PT Merdeka Copper Gold Tbk memiliki obligasi yang jatuh tempo pada 26 Maret 2024 terdiri dari pokok obligasi sebesar IDR 940,40 miliar dan bunga ke-12 senilai IDR 23,15 miliarJumlah pelunasan pokok dan pembayaran bunga ke-12 obligasi sebesar IDR 963,55 miliar serta telah dibayarkan pada 26 Maret 2024 kepada pemegang obligasi oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai agen pembayaran yang telah ditunjuk oleh Perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk, Adi Adriansyah Sjoekri. Perseroan melunasi pokok dan membayar bunga ke-12 obligasi berasal dari dana yang diperoleh Perseroan dari hasil penerbitan obligasi berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap V tahun 2024 dan kas internal Perseroan. (Liputan 6)

Domestic Issue
Permintaan Tinggi, Penjualan SR020 Tembus di Atas IDR 21 Triliun Penawaran sukuk ritel seri SR020 telah ditutup. Pemerintah menyambut positif minat investor pada penawaran ini. irektur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, minat masyarakat terhadap penawaran SR020 sangat positif. Sebab, pemerintah berhasil mencatatkan penjualan di atas target. Sebagai pengingat, pemerintah beberapa kali meningkatkan kuota pemesanan. Pada awal, target penjualan SR020 sebesar IDR 15 triliun. Lalu ditingkatkan menjadi IDR 17.5 triliun dan terakhir menjadi IDR 20 triliun. Namun, Dwi mengungkapkan pada perhitungan awal pasca penutupan hasilnya di atas IDR 21 triliun. Di sisi lain, Dwi mengakui bahwa hasil tersebut masih berada di bawah penjualan SR019 pada September 2023. Sebelumnya, pemerintah mencatatkan penjualan SR019 sebesar IDR 25.33 triliun. “Namun, ini capaian luar biasa di tengah persiapan masyarakat untuk Lebaran dan ada libur panjang di tengah-tengah penawaran SR020,” sambungnya. (Kontan)

Recommendation

Pergerakan US10YT masih akan menunggu data PCE hari Jumat ini, sehingga yield US Treasury tenor 10tahun ini masih ada peluang konsolidasi terbatas ke Support 4.192% – 4.152%. Sebaliknya, jika US10YT mampu tembus Resistance MA10 pada yield 4.25% maka akan terbuka kembali peluang penguatan menuju TARGET yield 4.35% / 4.60%. ADVISE : BUY ON WEAKNESS ; or better WAIT & SEE for a break out to average up accordingly.

ID10YT lanjutkan penguatan menuju TARGET YIELD 6.75% selaku Resistance dari level previous High, up to yield 6.773%. Lebih tinggi lagi, terbentang potensi menuju target sekitar yield 6.80%. ADVISE : AVERAGE UP accordingly.

Download full report HERE.