Laju inflasi Oktober melandai. Berdasarkan Survei Bloomberg, laju Inflasi Headline Indonesia periode Oktober diproyeksikan hanya sebesar 0,09% MoM. Selain normalisasi sejumlah harga komoditas pangan, NHKSI Research melihat dampak kenaikan signfikan harga BBM bersubsidi hingga 30%, telah tercermin pada laju inflasi September. Inflasi Headline September mencapai 1,17% MoM, dibanding Agustus yang mencatatkan deflasi 0,21% MoM.

Corporate Bonds
ASRI Buyback Obligasi Global USD 138,59 Juta. Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) melakukan pembelian kembali (buyback) obligasi global senilai USD 138,59 juta usai menggelar penawaran tender (tender offer). ASRI melakukan pembayaran lebih cepat atas surat utang yang jatuh tempo pada 2024. Adapun total outstanding surat utang tersebut mencapai USD 171,39 juta. (Bisnis Indonesia)

Domestic Issue
BI: Neraca Transaksi Berjalan Masih Akan Surplus di 3Q22. Neraca transaksi berjalan Indonesia diperkirakan akan kembali mencatatkan surplus di 3Q22. Surplus p da neraca perdagangan akan menyokong surplus transaksi berjalan. Sebagai catatan, pada 2Q22 lalu, neraca transaksi berjalan Indonesia juga membukukan surplus USD 3,9 miliar atau 1,1% produk domestik bruto (PDB). Adapun, potensi surplus neraca transaksi berjalan ini didorong surplus neraca perdagangan barang pada periode tersebut. (Kontan)

Recommendation
Strong Dollar menekan GDP 4Q22. Ekonomi AS kembali ekspansi, dengan GDP Annualized 3Q22 QoQ tumbuh +2,6% (Vs. kontraksi -0,6% 2Q22 dan -1,6% 1Q22), didorong pertumbuhan ekspor. Pertumbuhan GDP yang melampaui ekspektasi pasar ini, berpeluang membuat the Fed bersikap Ultra Hawkish, guna meredam laju inflasi. Lebih lanjut, kuatnya sentimen Strong Dollar ditengah DXY bertahan di level tingginya pada 4Q22, berpeluang menghambat ekspor dan memperlambat GDP AS periode tersebut, yang kemudian disusul resesi tahun 2023.

Download full report HERE.