Today’s Outlook:
MARKET US: Core Price Consumer Expenditure Index, sebuah indikator inflasi yang diawasi secara ketat oleh the Fed, melambat menjadi 3,7% dalam 12 bulan hingga September, sesuai ekspektasi, dari 3,9% di bulan sebelumnya. Sementara tanda-tanda perlambatan inflasi yang sedang berlangsung akan memberikan bukti lebih lanjut kepada the Fed bahwa langkah-langkah kebijakan moneternya yang ketat menimbulkan dampak yang diinginkan, laju belanja konsumen yang lebih kuat dari perkiraan yang terlihat bulan lalu dapat mengganggu pertimbangan the Fed mengenai kebijakannya. Pada sebuah pidato di acara makan siang Economic Club of New York tanggal 19 Oktober, Powell memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berada di atas tren dapat “membahayakan kemajuan inflasi dan menjustifikasi pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut,” ujar ketua The Fed tersebut.

MARKET ASIA: Market Asia pada hari Senin juga akan memberikan reaksi awal mereka terhadap berita di akhir pekan mengenai pertemuan puncak AS-China antara presiden Joe Biden dan Xi Jinping bulan depan. Para investor di Asia menghadapi situasi penuh risiko ini dengan kondisi yang sedikit lebih baik daripada yang terlihat, setelah terpukul oleh lonjakan imbal hasil obligasi AS dan pengetatan kondisi keuangan yang meluas.

Obligasi dan mata uang Jepang tetap berada di bawah pengawasan ketat menjelang keputusan dan panduan Bank of Japan pada hari Selasa. Yen rebound sekitar 0,5% terhadap dolar pada hari Jumat menjadi hari dengan kenaikan terbaiknya dalam tiga minggu terakhir, dan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun turun beberapa basis poin. Namun yen dan JGB masuk ke dalam rapat dengan sangat lemah. BOJ semakin dekat untuk mengakhiri suku bunga negatif dan menghapus kebijakan moneter ultra-akomodatif, tetapi mungkin tidak minggu ini, meskipun inflasi di ibukota Tokyo secara tak terduga meningkat di bulan Oktober.

Corporate News
Adira Finance Sebut Kenaikan Bunga BI Berdampak ke Kupon Obligasi Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6% di bulan Oktober 2023. Kenaikan bunga BI akan mempengaruhi besaran kupon obligasi multifinance yang akan menerbitkan obligasi. Ambil contoh, PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) yang diketahui tengah menawarkan obligasi. Adira Finance menawarkan Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap II Tahun 2023 dengan jumlah pokok obligasi sebesar IDR 1.25 triliun. Ada tiga seri obligasi yang ditawarkan ADMF, pertama Seri A dengan jumlah pokok IDR 834.39 miliar dengan 370 hari berbunga 6.15% per tahun. Kedua, Seri B dengan jumlah pokok obligasi sekitar IDR 385.24 miliar dengan bunga yang disodorkan sebesar 6.50% dengan tenor 36 bulan. Ketiga, Seri C dengan tenor 60 bulan dan bunga 6.55% per tahun dan jumlah pokok obligasi yang ditawarkan sekitar IDR 30.38 miliar. Direktur Keuangan Adira Finance Sylvanus Gani Mandrofa mengatakan, penentuan suku bunga obligasi Adira Finance umumnya mengacu pada rating Surat Utang Negara (SUN) sesuai dengan masing-masing tenor yang diterbitkan. “Kupon pasti terkoreksi naik karena ada kenaikan indikator moneter yaitu bunga acuan BI yang juga naik 25 basis poin (bps). Namun kenaikan bisa saja berbeda dari tiap seri penerbitan obligasi Adira yang terdiri dari satu tahun, tiga tahun dan lima tahun,” ujar Gani kepada KONTAN. Namun, Gani bilang, naiknya suku bunga tidak seluruhnya berdampak pada pendanaan Adira Finance yang selama ini menganut diversifikasi pendanaan. (KONTAN)

Domestic Issue
Bakal Lelang 8 Seri SUN, Kemenkeu Incar Target Indikatif IDR 28.5 Triliun Pemerintah akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang Rupiah pada Selasa, 31 Oktober. Pada lelang SUN kali ini, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar IDR 19 triliun – IDR 28.5 triliun. Adapun, lelang ini bertujuan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2023. Berikut rincian dari kedelapan seri SUN yang akan dilelang pada Selasa, 31 Oktober : SPN12240201, SPN12240725, FR0101, FRSDG001, FR0100, FR0098, FR0097 dan FR0089. (VOI)

Recommendation
Menjelang pengumuman FOMC Meeting hari Rabu (Kamis dini hari WIB) terkait Fed Fund Rate yang sudah 98% pasar memperkirakan akan dijaga tetap 5.25%-5.50%, bullish-nya yield US10YT agak berkonsolidasi mencari Support pada MA10 & MA20 di range : 4.88% – 4.87%. Namun demikian hal ini belum mengganggu trend naik yield US10YT sekalipun yield harus meluncur turun lagi ke Support lower channel 4.715. ADVISE : kurangi posisi, set your Trailing Stop ; later BUY ON WEAKNESS.

ID10YT diperkirakan masih bisa lanjutkan konsolidasi setelah tutup GAP yield 7.160%, menuju Support MA10 di bilangan 7.064% sampai yield 7.005% (Sekaligus tutup GAP kedua). ADVISE : SELL ON STRENGTH, kurangi posisi sebagian.

Download full report HERE.